Presiden Joko Widodo melalui Rapat Terbatas melalui konferensi daring, Kamis (23/4/2020), memutuskan Pekan Olahraga Nasional 2020 di Papua ditunda pada Oktober 2021 akibat dampak wabah Covid-19.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH/FABIO MARIA LOPEZ COSTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo pada Rapat Terbatas melalui konferensi daring, Kamis (23/4/2020), memutuskan Pekan Olahraga Nasional 2020 di Papua yang semula akan berlangsung pada 20 Oktober-2 November 2020 ditunda ke Oktober 2021. Penundaan itu disebabkan efek wabah Covid-19 yang mengakibatkan persiapan infrastruktur dan atlet menuju PON terganggu.
”Alhamdulillah, setelah mendapatkan paparan laporan lengkap dari Menpora (Zainudin Amali), Presiden (Joko Widodo) memutuskan PON 2020 ditunda ke Oktober 2021. Keputusan tersebut juga disambut positif Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal,” ujar Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto saat dihubungi dari Jakarta, Kamis.
Gatot mengatakan, segenap jajaran Kemenpora menyambut positif keputusan itu. Sebab, di tengah wabah Covid-19 ini, sulit untuk melanjutkan persiapan maupun pelaksanaan PON 2020. Untuk itu, kalau tetap dilaksanaan tahun ini, target penyelenggaraan dan prestasi dari PON Papua dinilai tidak akan optimal.
Dalam draf Laporan Menpora tentang Tingkat Persiapan PON XX 2020 di Papua dan Skenario Penyelenggaraan di Tengah Pandemi Covid-19, setidaknya ada tiga proyek infrastruktur PON 2020 yang dibiayai dari APBN dengan tingkat pembangunannya masih di bawah 50 persen, yakni pembangunan arena sepatu roda, panahan, dan dayung yang masih 5,56 persen.
Lalu, penataan kawasan olahraga Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura masih 9,21 persen. Kemudian, penataan kawasan olahraga Doyo Baru, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, pun masih 22,68 persen.
Walaupun tetap dilanjutkan, keberlanjutan pembangunan proyek-proyek itu tidak akan mulus. Apalagi, semua tenaga kerja tidak bisa bertugas optimal karena menerapkan protokol kesehatan yang berlaku. Di sisi lain, hampir semua bahan baku berasal dari luar Papua dan pengadaannya pun tersendat.
Sementara itu, dalam surat kepada Menpora, 7 April lalu, Gubernur Papua Lukas Enembe juga telah menyatakan segenap sumber dayanya dikonsentrasikan kepada Covid-19. Selain itu, para atlet juga sudah tidak bisa berlatih dengan normal. Mereka semua hanya menjaga kebugaran di dalam ruangan ataupun di rumah masing-masing.
”Atas semua pertimbangan tersebut, Presiden akhirnya memutuskan PON 2020 ditunda ke tahun depan,” kata Gatot.
Pemilihan bulan Oktober
Terkait pemilihan jadwal pada Oktober 2021, lanjut Gatot, itu merupakan hasil kesepakatan Kemenpora bersama KONI Pusat, KONI daerah, dan pengurus cabang olahraga. Kalau harus dimulai di awal tahun, mayoritas daerah tidak siap. Di samping itu, anggaran Kemenpora untuk mendukung PON Papua pun telah dipotong, yakni dana untuk pengadaan peralatan. ”Terkait tanggal pasti pelaksanaan PON di Oktober 2021, itu belum diputuskan,” tuturnya.
Bila dilihat agenda olahraga nasional ataupun internasional pada 2021, pelaksanaan PON Papua pada Oktober 2021 akan sangat berdekatan dengan jadwal SEA Games Vietnam 2021. Ketika ditanya apakah ada regulasi khusus untuk atlet yang mengikuti PON ataupun SEA Games, Gatot menyatakan, hal itu belum dibahas lebih lanjut. ”Kami dan KONI akan membicarakan lebih lanjut masalah teknis ini,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Kemenpora juga berharap semua proses pembangunan terkait PON Papua tetap berlanjut dengan menyesuaikan situasi yang ada. Mereka pun berharap ada anggaran keberlanjutan persiapan PON tersebut di tahun depan.
Ketua DPRD Papua Johny Banua Rouw menyampaikan, pihaknya mendukung keputusan pemerintah menunda pelaksanaan PON XX di Papua ke Oktober 2021. Dengan demikian, anggaran untuk PON Papua dapat dialihkan untuk penanganan pandemi virus korona baru di seluruh Papua.
”Saat ini Pemprov Papua membutuhkan banyak biaya. Lebih baik dana untuk persiapan PON digunakan seluruhnya untuk penanganan Covid-19 di seluruh kabupaten dan kota di Papua,” katanya.