Kejemuan di rumah membuat bintang NBA All-Star dari tim Oklahoma City Thunder, Chris Paul berandai-andai kalau NBA menetapkan rencana untuk memutar kembali liga.
Oleh
korano nicolash lms
·5 menit baca
Kompas
Chris Paul (3), saat masih bermain untuk Houston Rockets, mengontrol bola saat berhadapan dengan penyerang Dallas Mavericks Luka Doncic (77) pada kuarter pertama di Toyota Center, Houston, Amerika Serikat, Senin (11/2/2019) waktu setempat. Sejak 2019 Chris Paul bergabung dengan tim Oklahoma City Thunders.
Ketidakpastian membuat semua pihak berandai-andai tentang berlanjut tidaknya dunia olahraga setelah NBA menghentikan semua kegiatan Liga sejak 11 Maret lalu. Apalagi hingga kini vaksin antivirus korona masih belum ditemukan.
Kejemuan di rumah membuat bintang NBA All-Star dari tim Oklahoma City Thunder, Chris Paul, berandai-andai kalau NBA menetapkan rencana untuk memutar kembali liga, pemain setidaknya membutuhkan waktu 3-4 pekan untuk mempersiapkan diri.
”Saya hanya memberi tahu Anda, sekali pun saya berpikir liga tidak akan berlangsung kembali. Namun, jika NBA menegaskan, ’Hei, Anda memiliki waktu dua minggu untuk pertandingan. Tentu kita tidak bisa pergi begitu saja,” kata Chris Paul seperti dikutip Espn.com.
”Berapa pun jumlah waktunya, ketahuilah bahwa para pemain akan mendapat masukan, karena kami yang bermain,” tutur Chris Paul yang memasuki tahun ke tujuh dipercaya sebagai Presiden Asosiasi Pemain Bola Basket Nasional atau NBPA, Rabu (22/4/2020) waktu Amerika Serikat.
”Bukan itu yang diutamakan. Karena kami tidak pernah ingin menempatkan orang dalam situasi di mana risiko cedera mereka lebih tinggi daripada sebelumnya,” tambah Chris Paul (34) yang juga pemain terbaik (MVP) NBA All-Star 2013.
Sejak NBA menghentikan sementara semua kegiatan Liga, banyak pemain belum memiliki akses ke fasilitas latihan. Bahkan, Chris Paul mengaku kalau dirinya belum pernah berlatih menembak bola di dalam gym.
Pelatih Charlotte Hornets James Borrego kepada ESPN, Rabu (22/4) malam waktu Amerika Serikat atau Kamis (23/4) pagi WIB, berpikir kalau pemainnya membutuhkan waktu beberapa pekan untuk bisa kembali tampil dalam pemain terbaik mereka.
Minggu lalu Espn juga telah melaporkan program 25 hari yang telah diusulkan. Para pemain akan menjalani 11 hari untuk latihan individu dengan pengaturan jarak sosial, kemudian bila diizinkan dan disepakati pejabat medis, akan dilakukan pelatihan formal selama dua pekan.
GENE SWEENEY JR./GETTY IMAGES/AFP
Chris Paul (3), saat masih membela Houston Rockets. Sejak musim 2019 hingga saat ini Chris Paul bergabung dengan tim Oklahoma City Thunders.
”Saya mendapatkan apa yang kami hadapi saat ini, berikut sejumlah hipotesis, tetapi saya tidak tahu pastinya,” kata Chris Paul ketika menjawab pertanyaan berapa lama pemain dapat kembali pada bentuk permainan terbaiknya.
”Ini adalah masalah 450 pemain di Liga yang berada dalam situasi seperti ini. Di mana beberapa dari mereka memiliki akses ke fasilitas untuk berlatih basket, fisik maupun lari. Itu sebabnya, apa pun yang terjadi, semuanya harus kembali kepada para pemain,” katanya.
Chris Paul juga tampak enggan membicarakan soal skenario kembalinya Liga. Misalnya karantina yang masih mungkin akan dilakukan atau liga yang langsung ke babak play off tanpa ada pertandingan sisa musim reguler.
”Kami hanya ingin bermain. Kami sedang mencoba mencari tahu seperti apa nantinya. Saat ini, saya hanya fokus bermain, bermain dalam beberapa bentuk atau model,” lanjutnya.
Tidak yakin
Fred VanVleet, point guard Toronto Raptors yang dihubungi di kediamannya di Rockford, Illinois, Rabu (22/4) waktu Amerika Serikat, tidak yakin kalau masalah kesehatan dapat ditangani secara memadai selama pandemi Covid-19 masih tetap mengancam.
”Saya pikir semua orang sedang mempersiapkan skenario terburuk, di mana musim dibatalkan. Kami harus memutuskan keputusan sebaik mungkin bagi kami sebagai pemain, pemilik tim maupun liga sendiri. Begitu pula kalau liga dilanjutkan,” tambah Van Vleet.
Selain menandaskan masalah keamanan dan kesehatan bagi semua pihak yang terlibat jika NBA melanjutkan Liga, VanVleet juga menegaskan kalau dirinya tidak menyukai skenario pertandingan tanpa penonton.
AP/ EZRA SHAW
Pemain Toronto Raptors, Fred VanVleet (tengah), terkena siku pemain Golden State Warriors Shaun Livingston (kiri), pada gim keempat Final NBA 2019 di Oakland, California, Amerika Serikat, pada 7 Juni 2019 waktu setempat.
”Aku bisa bermain di mana saja. Tetapi kalau di arena yang kosong, apa itu benar-benar penting. Jika Liga kita ingin menjadi pimpinan dalam hal kesehatan masyarakat, keselamatan publik serta keselamatan pemain, kita harus mengikuti pedoman tentang apa yang dibicarakan soal virus korona kepada kita. Namun, bukan karena uang, kan,” tandasnya.
”Aku pikir mereka akan menemukan cara. Entah bagaimana dan kemudian mereka mencoba mewujudkannya,” ujar VanVleet yang memiliki karier tertinggi musim ini dengan 17,6 angka dan 6,6 asis dalam 48 laga musim ini.
Komisioner NBA, Adam Silver, dalam berbagai kesempatan selalu menekankan masalah keselamatan pemain menjadi prioritas dalam keputusan apa pun yang akan ditetapkan.
Buku panduan liga
Profesor Alex Pentland, Kepala Laboratorium Dinamis Manusia dari Institut Teknologi Massachusetts atau MIT yang juga merupakan salah satu ilmuwan data terkemuka di AS telah merilis buku putih berisi langkah-langkah pelaksanaan liga dalam arena yang aman.
Pentland menyarankan agar perusahaan menggunakan alat digital guna membantu menciptakan lingkungan yang lebih aman dari virus Korona. ”Hal yang paling utama tetap dengan menjaga jarak, seperti menggunakan penutup wajah yang lebih masif. Masker misalnya,” kata Pentland.
Rekomendasi lainnya yang berada dalam buku putih Pentland, yaitu menjaga jarak di kursi penonton dan hanya keluarga yang boleh duduk bersama. Pemeriksaan suhu tubuh ketika penonton memasuki arena tetap dilakukan guna mendeteksi yang terinfeksi virus korona.
Jika pertandingan akan dimulai, Liga harus mengatur alur pergerakan pengemar masuk dan keluar ke arena. Harus disiapkan alur satu arah sehingga penonton tidak saling bersilangan. Penonton yang masuk melalui pintu tertentu dan berada di satu lokasi hendaknya tetap bertahan di posisi masing-masing hingga laga usai. Hal ini akan membantu wabah terlokalisasi di satu area fisik. Harus dipastikan semua anggota staf yang berhubungan dengan pertandingan dalam kondisi aman. Artinya mereka tidak akan menularkan virus korona.
”Kalau Anda bisa melakukan itu semua, saya pikir acara olahraga bisa menjadi hampir sama amannya dengan taman umum,” demikian penjelasan profesor dari Institut Tehnologi Massachusetts itu. (AP)