Dampak pandemi Covid-19 sangat luas dan memukul semua kalangan. Di tengah terhentinya kompetisi, para atlet tergerak untuk turut meringankan tugas tenaga medis dan warga yang paling terdampak oleh wabah ini.
Oleh
Yulia Sapthiani/Kelvin Hianusa
·5 menit baca
”Terkungkung” di pelatnas Cipayung, Jakarta, tak menghalangi para atlet bulu tangkis Indonesia untuk membantu warga terdampak wabah Covid-19. Mereka menggalang donasi, melelang barang pribadi, hingga menyisihkan keuntungan bisnis.
Kegiatan terakhir yang dilakukan Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, Greysia Polii, Fajar Alfian, dan rekan-rekannya adalah membuat paket sembako. Paket yang terdiri atas beras, mie instan, gula, minyak goreng dan kebutuhan pokok lainnya dibagikan untuk pengemudi ojek daring, tukang parkir, dan warga yang membutuhkan. Oleh karena atlet tak diperbolehkan keluar dari pelatnas Cipayung, pembagian diwakili tim dari PBSI.
”Selain sembako, kami tambahkan barang untuk melindungi mereka saat bekerja yaitu masker, pembersih tangan, dan disinfektan. Semoga bantuan ini sedikit membantu mereka yang kena imbas wabah Corona. Kita kan enggak tahu, mereka bisa makan atau enggak,” ujar Fajar, mewakili rekan-rekannya, Kamis (16/4/2020).
Dana untuk membeli sembako ini didapat dari para atlet, beberapa hari sebelumnya, ketika mereka menyumbangkan masker, pembersih tangan, dan disinfektan untuk pengemudi ojek online. Mereka bahkan membuat sendiri pembersih tangan dan disinfektan itu.
Berhubung dana yang terkumpul lebih besar tiga kali lipat daripada yang dibutuhkan, uang yang masih ada digunakan untuk membeli sembako dan dibagikan pada orang yang membutuhkan.
Lelang
Selain mengumpulkan dana bersama sesama atlet, beberapa pebulu tangkis melelang barang pribadi melalui akun media sosial masing-masing. Tontowi ”Owi” Ahmad, misalnya, melelang kaus yang dia kenakan saat meraih medali emas ganda campuran Olimpiade Rio de Janeiro 2016 melalui Instagram.
Bersama dengan kaus Owi, dilelang pula kaus yang dikenakan Praveen Jordan saat juara Denmark dan Perancis Terbuka 2019. Ada pula kaus Rinov Rivaldy, pemain ganda campuran lain, saat menjuarai Kejuaraan Dunia Yunior 2017.
”Total hasil lelang ada Rp 21,5 juta, dibagikan melalui Asian Football, organisasi milik Om Isnan Ali di Kalimantan,” kata Owi, Jumat, sambil memperlihatkan foto paket sembako dan alat perlindungan diri yang dikumpulkan di tempat Isnan, mantan pesepakbola nasional Indonesia.
Ganda putra nomor satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo, juga melelang kaus, raket, dan sepatu yang masing-masing memiliki kenangan. Raket yang dilelang misalnya, dipakainya meraih gelar pertama All England, bersama Marcus Fernaldi Gideon, pada 2017.
Lelang dilakukan melalui Instagram Live, pekan lalu, bekerja sama dengan musisi Armand Maulana. Sepatu Kevin terjual dengan harga Rp 8 juta, kaus Rp 21 juta, dan raket Rp 40 juta. ”Senangnya itu bisa membantu mereka yang membutuhkan. Semoga hasil lelang itu bermanfaat di saat seperti ini,” kata Kevin dalam laman PP PBSI.
Sementara itu, Jonatan dan Rian berdonasi melalui jalur bisnis masing-masing. Jonatan, yang memiliki produk mode Satoe Noesa, menjual produk yang telah ditandatanganinya. Semua keuntungan dari hasil penjualan itu disumbangkan untuk tenaga medis.
Mungkin mereka memang sudah berniat menyumbang. Tetapi dengan ada bonusnya, mereka jadi lebih semangat lagi.
Adapun Rian, yang memiliki produk mode merek KRALL, menyumbangkan sebagian hasil penjualan produk ditambah masker secara gratis.
Fajar mengatakan, kegiatan donasi atlet Cipayung dilakukan karena wabah Covid-19 tak hanya mengancam jiwa, tetapi juga perekonomian.
Kemanusiaan
Gerakan serupa dilakukan para pebasket nasional. Saat tak bisa menembak bola di lapangan, mereka bergerak bersama menembakkan pesan kemanusiaan dengan berdonasi untuk tenaga medis, yangberada di garis depan penanggulangan pandemi ini. Dana digalang bersama-sama melalui lelang barang pribadi.
Gerakan itu diberi tagar #basketindonesialawancovid19. Salah satu yang ikut serta memberikan donasi adalah atlet nasional, Andakara Prastawa. Point guard berbakat ini melelang barang pribadinya di klub maupun tim nasional.
Prastawa melelang baju klub Pelita Jaya yang dipakai pada musim lalu, atau debutnya bersama klub tersebut. Dia juga menawarkan baju timnas yang digunakan tahun ini untuk persiapan kualifikasi Piala Asia FIBA 2021.
Pekan lalu, putra dari legenda basket Rastafari Horongbala ini juga melelang poster fotonya. Tiga barang ini laku dibeli pecinta basket dengan total hampir Rp 14 juta.
”Awalnya sih hanya berinisiatif membantu saja, bersama teman klub, Adhi Pratama. Kebetulan ada yang sudah membuat kampanye untuk membantu tenaga medis. Kami ikut donasi sekalian ke sana. Kalau bersama-sama kan pasti akan lebih berdampak,” katanya, Senin (20/4).
Kampanye itu awalnya dimulai oleh figur publik yang juga pecinta basket, Augie Fantinus. Dia telah membuat aksi penggalangan dana dengan melakukan aksi 1.000 tembakan bebas. Setali tiga uang, dana dari hasil lelang barang pribadi pebasket, termasuk Prastawa, dikumpulkan di situs penggalangan dana Kita Bisa.
Aksi ini, menurut Prastawa, direspons sangat baik oleh para pecinta basket. ”Mungkin mereka memang sudah berniat menyumbang. Tetapi dengan ada bonusnya, mereka jadi lebih semangat lagi,” katanya.
Pebasket nasional lain, Abraham Damar Grahita, turut serta dengan melelang sepatu basket yang digunakan saat bertanding dalam Kualifikasi Piala Asia melawan Korea Selatan, Maret lalu.
Sepatu itu penuh kenangan. Di satu sisi, sepatu ini menjadi saksi saat dia menjadi pemain terbaik dengan mencetak 25 poin. Namun, sepatu khas miliknya, AD1, juga nyaris menjadi penanda akhir kariernya di timnas.
Seperti disebutkan Abraham, sepatu itu dipakai saat dirinya melakukan aksi kurang elegan di konferensi pers usai pertandingan. Sikap tidak hormat terhadap pelatih timnas Rajko Toroman membuatnya dikeluarkan dari timnas, sebelum keputusan itu direvisi.
Abraham menjuluki sepatu itu ”AD1 Banned”. Menurut dia, sepatu itu sangat berarti karena memberinya pelajaran yang sangat luar biasa untuk berkarier pada masa mendatang. Sepatu tersebut terjual dengan harga Rp 1,5 juta.
Legenda
Di luar pemain, para pelatih klub Liga Bola Basket Indonesia (IBL) seperti AF Rinaldo dan Ocky Tamtelahitu turut melelang kaus yang pernah dipakai saat masih bermain. Aksi itu diikuti legenda basket seperti Romy Chandra dan I Made ”Lolik” Sudiadnyana.
Total dana yang terkumpul sejauh ini lebih dari Rp 370 juta. Sebagian uang sudah didonasikan untuk alat perlindungan diri tenaga medis di seluruh Indonesia.
Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah mengatakan, sangat mendukung gerakan positif tersebut. Hal itu menunjukkan sisi kemanusiaan basket di tengah kesulitan akibat tidak adanya kompetisi.
”Kami terus mendukung mereka. Kami kumpulkan berita terkait lelang itu lalu menyebarkannya di website dan media sosial. Aksi ini patut diberikan apresiasi,” jelasnya.
Cara lain ditempuh klub sepak bola Persib Bandung, yang meluncurkan jersey edisi khusus bertuliskan #Sauyunan, atau bersama- sama, yang seluruh keuntungan penjualannya didonasikan untuk membantu tenaga medis. Adapun Persija Jakarta membuat kampanye penggalangan dana ”Persija untuk Indonesia: Satu Hati Lawan Corona” lewat Kita Bisa, dan lelang memorabilia pemain. Lelang untuk mengumpulkan dana juga dilakukan oleh PSS Sleman, selain bantuan makanan bagi tenaga medis. (SAN)