Simone Biles bertekad membutikan diri untuk berjaya di Olimpiade Tokyo pada 2021 mendatang. Namun, dia perlu mengatasi dirinya sendiri, utamanya dalam hal mental, terlebih dulu.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
NEW YORK, MINGGU – Simone Biles, pesenam artistik putri terbaik di dunia, mulai bangkit setelah sempat terpuruk akibat kabar penundaan Olimpiade Tokyo 2020. Pesenam asal Amerika Serikat itu akan menghadapi lawan paling sulit sepanjang karirnya, dalam persiapan menuju Olimpiade, yaitu dirinya sendiri.
Biles begitu terpuruk usai Olimpiade ditunda setahun hingga 2021. Kekecewaan itu datang dari persiapannya yang sudah dilakukan dari empat tahun lalu. Apalagi, dia sudah berencana pensiun setelah Olimpiade, pada Agustus 2020.
“Saya (sempat) menangis. Tidak tahu bagaimana menanggapi berita itu. Saya sudah bersiap selama empat tahun, ternyata harus bertambah setahun lagi. Penundaan itu sangat menghancurkan saya,” kata Biles dalam wawancara bersama BBC, pada Sabtu (18/4/2020).
Pesenam tersukses di Kejuaraan Dunia, dengan 19 emas, itu dikhawatirkan tidak akan menunda keinginan pensiunnya. Dalam kata lain, atlet paling ditunggu aksinya dalam senam tersebut tidak akan tampil di Tokyo.
Namun, Biles kini justru termotivasi dengan adanya penundaan. Dia ingin membuktikan kepada dirinya sendiri untuk bertahan setahun ke depan, saat usianya mencapai 24 tahun, usia tua bagi pesenam putri. Dia bertekad memperbaiki catatan pada Olimpiade Rio 2016, saat meraih 4 emas dan 1 perunggu.
“Tentu saya meragukan fisik dan mental saya untuk setahun lagi. Karena itu, saya ingin membuktikan diri saya salah. Saya sadar tidak mungkin menyerah ketika sudah berjuang sejauh ini,” ucap wanita dengan tinggi 1,46 meter itu.
Pertarungan Biles dengan dirinya akan menjadi tantangan terbesarnya. Sejak awal karier, dia memang tidak pernah membayangkan bisa tampil di Tokyo. Seperti disebutkan dalam buku autobiografinya, Courage to Soar, mayoritas pesenam putri hanya ditakdirkan untuk tampil satu kali di Olimpiade.
Karena itu, atlet kelahiran 14 Maret 1997 tersebut hanya mengincar Olimpiade Rio sebagai ajang yang realistis. Olimpiade Tokyo dianggap tidak memungkinkan karena usianya akan mencapai 23 tahun. Apalagi, perkiraan awal Biles tersebut kini mundur satu tahun.
Pelatih saya akan menyiapkannya. Secara fisik saya siap lebih baik daripada Rio. Tetapi mental, ini akan menjadi yang tersulit untuk saya. Apalagi sebagai veteran akan banyak ekspektasi yang saya tanggung
Dalam catatan kariernya, Biles nyaris selalu bisa memenangi pertarungan dengan diri sendiri. Salah satu yang paling dikenang adalah saat dia menaklukkan sakit batu ginjal pada Kejuaraan Dunia Senam Doha 2018.
Kala itu, dia menahan rasa sakit, yang seharusnya membutuhkan operasi, selama kejuaraan. Hasilnya, dia membawa pulang empat medali emas serta masing-masing satu perak dan perunggu.
Pelecehan seksual
Namun, perjalanan 15 bulan ke depan tentu akan sangat berliku. Biles menyadari, musuh besarnya bukanlah fisik. Buktinya, dia masih begitu dominan pada Kejuaraan Dunia Stuttgart tahun lalu. Musuh besarnya adalah mental.
“Pelatih saya akan menyiapkannya. Secara fisik saya siap lebih baik daripada Rio. Tetapi mental, ini akan menjadi yang tersulit untuk saya. Apalagi sebagai veteran akan banyak ekspektasi yang saya tanggung,” katanya.
Salah satu hal yang menghantui pikiran Biles adalah kasus pelecehan seksual yang diungkapkannya pada 2018 lalu. Kasus pelecehan yang dilakukan oleh dokter tim senam AS, Larry Nassar, membuat fokusnya terhadap senam terbelah.
Bulan lalu saja, Biles bersama pesenam putri lain, Aly Raisman, masih mengungkapkan kekesalannya terhadap federasi senam AS kepada media. Mereka tidak puas karena investigasi kasus ini cenderung tertutup dan tidak menemukan solusi untuk masa depan.
Oleh karena itu, ujian sebenarnya Biles lebih berada di proses menuju Olimpiade Tokyo, bukan saat lomba pada Juli 2021. Hal itu yang coba diatasi terus oleh sang pelatih, Cecile Landi, yang sedang membuatkan program baru untuknya.
Kemampuan Biles sebagai pesenam terbaik tak perlu diragukan lagi. Bahkan, legenda senam asal Rumania, Nadia Comaneci, mengakuinya sebagai sosok fenomenal yang tidak akan ditemukan lagi pada masa mendatang.
“Jika kita berbicara dominasi, tidak ada yang pernah mencapai titik ini (Biles) dalam olahraga senam. Saya tidak berpikir akan ada yang seperti dia lagi,” sebut Comaneci, pesenam pertama peraih angka sempurna di Olimpiade.
Pesenam asal Kanada, Shallon Olsen, sangat berharap Biles bisa menjadi kompetitornya. Meskipun, kekalahan menjadi hal yang tak terhindarkan, dia bisa merasakan sesuatu luar biasa saat melihat aksi Biles. “Dia bukan manusia. Dia bisa melakukan apa pun saat yang lain tidak biasa. Hanya bisa berkompetisi dengannya saja sudah sangat fenomenal,” ucapnya. (AP)