Pebulu tangkis Anthony Sinisuka Ginting kini dihadapkan pada masa vakum. Pandemi Covid-19 membuat semua kejuaraan bulu tangkis dihentikan sejak pertengahan Maret hingga waktu yang belum ditentukan.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
Terbiasa dengan kesibukan latihan, pertandingan dalam persaingan tinggi, dan target, pebulu tangkis Indonesia, termasuk Anthony Sinisuka Ginting, kini dihadapkan pada masa vakum. Pandemi Covid-19 membuat semua kejuaraan bulu tangkis dihentikan sejak pertengahan Maret, tanpa adanya kepastian dimulai kembali.
Bersama rekan-rekannya yang tinggal di asrama pelatnas bulu tangkis Cipayung, Jakarta, Anthony hanya bisa berlatih tanpa pertandingan yang menjadi target periodisasi latihan atlet. Agenda terbesar yang hilang pada tahun ini adalah Olimpiade Tokyo.
Pesta olahraga terbesar sedunia, yang seharusnya berlangsung 24 Juli-9 Agustus 2020 itu, mundur menjadi 23 Juli-8 Agustus 2021, meski tetap akan menggunakan nama Olimpiade Tokyo 2020. Anthony pun harus menunda kesempatan debut dalam Olimpiade.
”Banyak yang belum saya capai, masih banyak kesempatan untuk saya. Saya ingin juara di Asian Games dan tentunya Olimpiade. Semua pemain ingin juara di sana karena Olimpiade adalah multievent bergengsi yang hanya digelar empat tahun sekali,” kata Anthony dalam video tentang dirinya yang ditayangkan akun Olympic Channel, 13 April.
Menempati peringkat keenam dunia, Anthony menjadi tunggal putra terbaik Indonesia saat ini. Bersama rekannya, Jonatan Christie, pada posisi ketujuh, atlet berusia 23 tahun itu berpeluang mewakili tunggal putra Indonesia di Tokyo.
Pengalaman mengalahkan pemain-pemain top dunia, seperti Kento Momota, Chou Tien Chen, Viktor Axelsen, dan Chen Long, Anthony berpeluang menyumbangkan emas bagi ”Merah Putih”. Program yang telah dirancang agar puncak penampilan bisa dicapai di Tokyo, kini, harus dirancang ulang.
Meski dihadapkan pada situasi yang tak ideal, Anthony tak ingin semangatnya turun. ”Saya enggak mau mikir bahwa peak performance sudah lewat atau gimana. Saya coba ambil positifnya saja, yaitu ada kesempatan dan waktu lagi untuk persiapan,” katanya dalam laman PP PBSI.
Dia pun mencoba menikmati hari-hari yang tak biasa dalam masa pandemi, yaitu tanpa turnamen dan harus selalu berada di pelatnas, termasuk dalam masa libur latihan. ”Rasanya aneh dengan situasi saat ini karena biasanya jadwal pertandingan padat. Ini pasti akan berpengaruh pada feeling pertandingan,” ujar Anthony tentang kegiatan tanpa pertandingan.
Sejak Maret, terutama setelah Tim Indonesia mengikuti All England di Birmingham, Inggris, 11-15 Maret, PP PBSI menerapkan karantina bagi penghuni Cipayung. Hingga saat ini, atlet tak diperbolehkan keluar lingkungan pelatnas, termasuk pulang saat libur. Mereka dijaga agar terhindar dari penularan virus.
Sampai akhir Mei, latihan pun belum berjalan secara penuh karena atlet diprioritaskan untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Anthony pun menjalaninya dengan latihan kebugaran ringan dan joging.
”Sebetulnya balik ke atletnya masing-masing. Meskipun tidak bisa latihan, tetap harus bertanggung jawab atas kondisinya. Tetap sempatkan gerak, jaga kondisi, tapi mungkin intensitasnya tidak bisa seperti biasanya, setidaknya kondisi jangan sampai turun,” tuturnya.
Dia beradaptasi dengan rutinitas baru, yaitu tidur, makan, latihan, diselingi menonton film atau bermain gim untuk menghilangkan jenuh, sambil menanti kembalinya ingar-bingar persaingan di arena bulu tangkis.