IBL tidak jadi dimulai kembali Juni 2020. Liga basket nasional ini akan dilanjutkan pada September dengan skema kompetisi yang lebih ringkas.
Oleh
kelvin hianusa
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Penyelenggara Liga Bola Basket Indonesia (IBL) membatalkan opsi memulai kembali kompetisi yang tertunda pada Juni mendatang. Namun, mereka tetap berkomitmen menyelesaikan musim 2019/2020 dengan menyederhanakan format liga.
IBL musim ini ditunda sementara sejak Maret, yaitu saat masih menyisakan dua seri reguler dan babak playoff. Pihak penyelenggara menyatakan, penundaan itu akan diperpanjang hingga September.
Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah mengatakan, rencana semula untuk melanjutkan kompetisi pada akhir Juni tidak mungkin terwujud. Pertimbangannya adalah situasi nasional yang belum membaik di tengah pandemi Covid-19.
Setelah berbicara dengan pengurus masing-masing tim, menurut Junas, kompetisi akan dimulai pada September. Rencana itu akan dilanjutkan jika ada perkembangan positif terkait wabah Covid-19 pada Juni mendatang.
“Kelanjutan musim kan memerlukan waktu untuk persiapan tim, juga mendatangkan dan mengurus pemain asing. Jika situasi masih tidak memungkinkan (hingga Juni) maka kompetisi tidak dapat dilanjutkan,” katanya Minggu (12/4/2020).
Rencana penyelenggaraan pada September diikuti penyederhanaan skema kompetisi. Dua musim reguler tersisa tidak akan dilangsungkan. Seluruh tim akan langsung masuk ke playoff. Empat tim peringkat teratas, hingga seri keenam, langsung masuk ke perempat final.
Rencana penyelenggaraan pada September diikuti penyederhanaan skema kompetisi. Dua musim reguler tersisa tidak akan dilangsungkan. Seluruh tim akan langsung masuk ke playoff. Empat tim peringkat teratas, hingga seri keenam, langsung ke perempat final.
Sementara itu, lima tim peringkat terbawah akan saling berhadapan dalam format round-robin. Empat tim dengan peringkat terbaik dalam fase round-robin akan bertemu dengan tim-tim yang sudah menunggu di perempat final.
Jumlah pertandingan di babak playoff juga dikurangi. Perempat final dan semifinal hanya akan berlangsung dalam satu laga. Hanya laga final yang berlangsung dengan tiga gim alias best of three. Dalam aturan sebelumnya, seluruh pertemuan di playoff dimainkan dalam tiga gim.
IBL mempersingkat waktu kompetisi agar tidak menganggu jadwal musim depan yang akan dimulai Januari 2021. Jika dibuat dengan format normal, tim-tim akan kesulitan mempersiapkan diri. Kalender pramusim IBL pun akan terganggu.
Pelatih Satya Wacana Salatiga Efri Meldi tidak keberatan dengan kompetisi yang dipersingkat. “Karena kan pasti panitia ngejar waktu. Kalau dilanjutkan serinya pasti nggak akan terkejar,” jelasnya.
Persoalannya terbesarnya adalah keterlibatan pemain asing. Menurut Meldi, para pemain asing yang sebelumnya telah memperkuat tim belum tentu mau kembali lagi ke Indonesia. Apalagi, dengan adanya potensi dan kekhawatiran munculnya gelombang kedua wabah itu.
IBL memang mengizinkan pergantian pemain asing. Namun, pergantian pemain akan membutuhkan waktu esktra untuk penyesuaian bersama tim. Padahal, tim tidak memiliki waktu banyak mempersiapkan diri.
“Ada juga opsi melanjutkan dengan pemain lokal semua. Tetapi, ini jadi masalah mengingat ada beberapa tim yang jumlah pemain lokalnya hanya 9 orang karena dipakai tim nasional,” sebut Meldi.
Direktur Operasional Amartha Hangtuah Ferri Jufry juga tidak keberatan kompetisi ditunda hingga September. Hanya saja, dia meminta konsep itu dipersiapkan dengan matang. "(Ketentuan) pemain asing serta kompetisi tetap dengan penonton (harus) diatur dengan jelas," katanya.