Krisis ekonomi semakin menghantui tim-tim MotoGP dan Formula 1 seiring penundaan balapan yang berkepanjangan akibat pandemi Covid-19. Tim-tim kecil itu akan selamat jika balapan musim ini bisa segera bergulir.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·3 menit baca
MADRID, SABTU - Awal musim MotoGP dan Formula 1 yang terus mundur membuat tim-tim kecil di kedua ajang balap paling populer itu terancam krisis finansial. Ketiadaan pemasukan dari balapan serta sponsor, memaksa tim-tim memangkas gaji para pebalap serta merumahkan karyawan mereka. Status ”zona merah” serta ”rapuh” pun mulai dipakai untuk menggambarkan kondisi tim-tim tersebut.
”Jika kejuaraan tidak berlangsung, anda tidak bisa meminta sponsor membayar. Ini masalah, khususnya bagi tim-tim privat, karena kami lemah,” ujar Manajer Tim Avintia Ruben Xaus.
Avintia yang bermarkas di Madrid, Spanyol, saat ini kembang kempis karena tidak ada pemasukan dari bonus balapan dan dana sponsor. Padahal, mereka harus membayar sewa motor ke Ducati yang nilainya antara 7,5-8,4 juta euro (Rp 129,7-145,3 miliar). Avintia akan mendapat keringanan dari Ducati dengan membayar sewa paket motor sesuai jumlah seri balapan yang bisa bergulir musim ini.
Mantan pebalap Superbike itu menjelaskan, Avintia yang bermarkas di Madrid, Spanyol, merupakan tim MotoGP dengan anggaran terkecil, sekitar 11,5-12 juta euro (Rp 198,9-207,5 miliar). Dengan tidak ada balapan, Avintia kehilangan pendapatan sekitar 2 juta euro (Rp 34,6 miliar) dari sponsor.
”Sponsor biasanya mulai membayar pada akhir Februari atau pada Maret, sebagian kecil sponsor membayar di muka. Dalam kasus kami, beberapa sponsor telah membayar, yang menjadi keberuntungan kami. Tetapi itu bukan jumlah yang besar, ini (hanya) cukup untuk membiayai hingga dua atau tiga bulan,” ujar Xaus kepada Motorsport, Sabtu (11/4/2020).
”Hari ini kami berada di ‘zona merah’ seperti tim-tim privat lainnya. Kami kekurangan anggaran untuk menyewa truk, menyewa kantor, membayar personel, mekanik, dan membeli barang-barang,” tegas Xaus.
Sejumlah usaha menekan pengeluaran tim telah dilakukan. Dorna Racing, selaku pemegang hak komersial MotoGP, telah membayarkan bonus dimuka sebesar 250.000 euro per bulan kepada tim-tim satelit MotoGP untuk April-Juni. Tim-tim Moto2 dan Moto3 juga mendapat kucuran 25.000 euro untuk tiap pebalap.
Usaha perlindungan tim juga dilakukan oleh Formula 1 dengan menunda perubahan teknis 2021 ke 2022, sehingga tim-tim bisa menghentikan riset dan pengembangan mesin. F1 juga akan menerapkan pembatasan pengeluaran hingga pada kisaran 130 juta dollar AS. Kebijakan itu untuk menghindari potensi F1 kehilangan empat tim karena pailit.
Namun, langkah-langkah penyelamatan itu ternyata belum cukup. Lima tim F1, yaitu McLaren, Williams, Racing Point, Renault, dan Haas, terpaksa merumahkan karyawannya yang berada di Inggris, serta memangkas gaji pebalap serta jajaran eksekutifnya. Mereka memanfaatkan skema bantuan pemerintah Inggris yang menanggung 80 persen gaji pegawai yang dirumahkan.
Periode transisi
Direktur Manajer Motorsport Formula 1 Ross Brawn menegaskan, situasi ini hanya akan bisa diselamatkan dengan menggelar balapan. F1 diharapkan bisa kembali bergulir pada Juli, atau paling telat Oktober supaya bisa menggelar minimal delapan seri. ”Tentu saja kami harus mengikuti panduan dari pemerintah,” ujarnya kepada Sky Sport.
”Tetapi, saya pikir orang-orang akan kembali bekerja pada suatu titik, dan saya tidak tahu apakah hal ini (wabah) sudah tuntas 100 persen saat kita melakukan itu. Jika kita menunggu hingga tuntas 100 persen dan vaksin telah ditemukan serta semua orang telah divaksin, kapan itu akan terjadi?” ujar Brawn.
”Jadi akan ada beberapa jenjang penilaian untuk menentukan dengan tepat dan adil kapan orang bisa kembali bekerja, bagi orang-orang untuk kembali terhubung dengan pekerjaan mereka sebelumnya, mungkin dengan menerapkan kehati-hatian yang lebih dibandingkan sebelumnya,” lanjut mantan direktur teknik yang sukses bersama Michael Schumacher di tim Benetton dan Ferrari itu.
”Ini akan menjadi periode transisi di mana kita harus mengelolanya sehati-hati mungkin untuk meminimalkan resiko,” tegas Brawn.