Rencana memadatkan jadwal Formula 1 menjadi tiga balapan beruntun justru akan membebani tim-tim kecil yang terbatas kemampuan finansialnya. Solusi yang lebih disukai adalah mengurangi hari balapan dari tiga menjadi dua.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
PARIS, JUMAT – Skenario menggelar tiga seri balapan Formula 1 secara beruntun, justru akan memperbesar biaya yang sulit ditanggung oleh tim-tim kecil. Pemadatan jadwal itu menjadi salah satu skenario untuk untuk mendapatkan balapan sebanyak mungkin, setelah pandemi Covid-19 reda. Formula 1 diharapkan bisa bergulir mulai awal Juli, dan paling telat pada Oktober.
“Jika ingin menggelar lebih banyak balapan beruntun, itu akan lebih mahal,” ujar Kepala Tim Alfa Romeo Fred Vasseur kepada Motorsport, Sabtu (11/4/2020).
“Akan lebih mahal menggelar 18 balapan dalam enam bulan dibandingkan menggelar 18 balapan dalam 12 bulan, karena Anda perlu membawa lebih banyak persediaan, Anda perlu membawa lebih banyak onderdil dan Anda perlu bekerja dengan lebih banyak mekanik. Ini akan sangat mahal,” ujar Vasseur.
“Dan sayangnya, kami tidak akan bisa menghadapi situasi seperti ini serta mengembangkan mobil baru. Kami tidak memiliki tim yang bisa untuk melakukan ini,” tegas Vasseur.
Sebelumnya, Direktur Motorsport Formula 1 Ross Brawn menyatakan, saat ini semua skenario sedang dibahas untuk mencari solusi terbaik. Beberapa opsi yang dibahas adalah mengurangi jumlah hari balapan dari normal tiga hari (Jumat, Sabtu, Minggu) menjadi dua hari (Sabtu dan Minggu). Ada juga rencana memadatkan balapan menjadi tiga seri beruntun, supaya bisa menggelar sebanyak mungkin balapan di sisa waktu yang ada setelah pandemi Covid-19. Namun, pemadatan itu hanya bisa dilakukan untuk seri-seri di Eropa.
“Jika kita mulai pada awal Juli, kita bisa menggelar musim dengan 19 balapan. Ini akan sulit, tiga balapan bergulir, libur akhir pekan, tiga balapan bergulir, libur akhir pekan, tetapi kami harus melihat keseluruhan logistik,” tegas Brawn.
Jika pemadatan jadwal itu diterapkan, Formula 1 mempertimbangkan menggunakan pesawat sewa untuk perpindahan tim dan logistik balapan dari satu sirkuit ke sirkuit lain. Skenario menyewa pesawat juga berlaku jika diputuskan balapan tanpa penonton, sehingga semua orang yang terlibat dalam balapan terpantau kesehatannya.
Menggelar balapan tanpa penonton akan menjadi opsi terakhir jika kondisi kesehatan publik belum memungkinkan ada kerumunan orang. Musim ini juga berpotensi berlangsung hingga Januari 2021 untuk mendapatkan balapan sebanyak mungkin, terutama jika balapan baru bisa dimulai Oktober. Saat ini, target Formula 1 adalah bisa menggelar balapan antara delapan hingga 19 seri.
“Paling sedikit delapan balapan (untuk kejuaraan dunia), dan kami bisa mencapai delapan balapan dengan memulainya pada Oktober. Jika anda ingin menetapkan batas akhir (mengawali balapan), itu pada Oktober,” tegas Brawn kepada Sky Sport.
“Kita mungkin juga memiliki beberapa balapan yang digelar dua hari untuk menyesuaikan dengan kebutuhan logistik. Sebagai contoh, China kemungkinan akan menjadi dua hari balapan jika kita jadi menggelar seri ini. FIA dan semua tim telah mendapat semua skenario yang dibahas,” ujar Brawn.
Fleksibilitas tim
Vasseur mengatakan, salah satu cara yang paling sesuai dengan kondisi tim-tim kecil adalah menggelar dua hari balapan di akhir pekan. “Itu akan lebih disukai dari semua keputusan yang bisa membantu mendapatkan sebanyak mungkin balapan yang kita bisa,” ujarnya.
“Saya yakin, jika kita menggelar tiga balapan beruntun seperti yang pernah kita lakukan (pada 2018), pada satu seri itu bisa masuk akal dengan dua hari balapan. Juga karena beban kerja untuk menggelar antara 15 dan 18 balapan dalam enam bulan, sudah pasti itu sebuah tantangan,” lanjut Vasseur.
Balapan tiga seri beruntun pernah dilakukan oleh Formula 1 pada 2018 untuk menghindari tabrakan jadwal dengan final Piala Dunia FIFA di Rusia yang berlangsung pada 15 Juli. Untuk itu, seri Perancis, Austria, dan Inggris, digelar beruntun dalam rentang 17 hari. Balapan beruntun itu ternyata membuat tim-tim kecil kesulitan merotasi anggotanya, sehingga banyak yang kelelahan.
“Ini tantangan bagi semua tim. Mungkin lebih (berat) bagi tim-tim kecil karena kami tidak memiliki tim besar untuk merotasi para mekanik dan sebagainya. Kami juga perlu mencari soulsi untuk mengurangi beban kerja mereka. Saya pikir semua orang fleksibel terkait ini. Semua orang memahami situasinya dan kenyataan bahwa sangat penting untuk menemukan solusi,” tegas Vasseur.
Bagi tim-tim besar, seperti Ferrari, semua skenario bukan masalah bagi tim. Mereka dengan dukungan finansial dan anggota tim yang besar, bisa menyesuaikan dengan konsekuensi penambahan beban akibat pemadatan jadwal balapan.
“Dari kami, kami siap apapun yang diperlukan, apakah itu balapan pendek di akhir pekan, dua kali balapan, apapun itu selama ini akan selesai ataupun mengemas balapan bersamaan. Penting untuk menjadi fleksibel dan memastikan kami bisa mendapat balapan-balapan yang bagus demikian juga para penggemar,” ujar Kepala Tim Ferrari Mattia Binotto.