Dihentikannya turnamen dalam kalender BWF karena pandemi Covid-19 setidaknya selama empat bulan menyebabkan revisi target di tim bulu tangkis Indonesia. Kesehatan dan keselamatan atlet tetap diutamakan.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
Jakarta, Kompas-Seiring dengan dihentikannya turnamen dalam kalender Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) karena pandemi Covid-19 setidaknya selama empat bulan, revisi target pun terjadi di tim bulu tangkis Indonesia. Penyesuaian disesuaikan dengan perkembangan situasi sambil memprioritaskan kesehatan.
Momen yang menjadi target besar pemain-pemain utama Indonesia pada 2020 adalah Olimpiade Tokyo yang seharusnya berlangsung 24 Juli-9 Agustus. Namun, seiring pemunduran jadwal menjadi 23 Juli-8 Agustus 2021, masa persiapan atlet menuju ajang multicabang terbesar di dunia itu menjadi lebih panjang. Di luar itu, tak ada perubahan target berarti untuk pemain-pemain utama tim bulu tangkis Indonesia.
Berbeda dengan pemain-pemain utama pelatnas, atlet-atlet pelapis di pelatnas bulu tangkis Cipayung merasakan dampak yang lebih besar dari penangguhan turnamen. Mereka disiapkan sebagai penerus pemain-pemain utama seperti Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Greysia Polii/Apriyani Rahayu.
Sektor ganda putri misalnya, seharusnya menggunakan tahun ini untuk meningkatkan prestasi pelapis Greysia/Apriyani. “Setelah Olimpiade biasanya ada pergantian generasi. Tahun ini, seharusnya ditargetkan mulai meningkatkan prestasi pelapis agar pada 2021 sudah berada di level turnamen BWF Super 300,” kata pelatih ganda putri pelatnas utama Eng Hian di Jakarta, Rabu (8/4/2020), menjelaskan pengaruh penghentian turnamen pada nomor yang dipimpinnya.
Pandemi Covid-19, yang telah menginfeksi sekitar 1,4 juta orang secara global, membuat Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) menghentikan turnamen sejak 16 Maret hingga Juli. Selain ajang besar seperti Indonesia Terbuka BWF Super 1000 dan kejuaraan beregu Piala Thomas Uber, turut terhenti pula turnamen yang biasa diikuti pemain-pemain pelapis yang secara umum lebih banyak dari pemain utama. Turnamen itu berkategori international challenge dan series, serta BWF Super 100 dan 300.
Dengan kondisi tersebut, masa mematangkan pemain-pemain pelapis pun terhambat. Pada ganda putri, ini terjadi dalam kesenjangan prestasi yang besar antara Greysia/Apriyani dengan pemain di bawah mereka.
Dalam daftar peringkat yang digunakan pada masa pembekuan ranking, 17 Maret, ganda putri nomor dua Indonesia yang aktif, Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto berada pada peringkat ke-32, jauh di bawah Greysia/Apriyani pada posisi kesembilan.
Meski programnya terganggu, Eng Hian menekankan, prioritas pada saat sekarang adalah menjaga kesehatan dan keselamatan. “Diupayakan, atlet tidak sakit. Latihan fokus pada penjagaan kondisi fisik dan teknik supaya tidak turun terlalu jauh,” tutur Eng Hian.
Memprioritaskan kesehatan, juga, ditekankan pelatih ganda campuran Richard Mainaky dan pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi, sesuai arahan PP PBSI. Adapun perubahan target disesuaikan dengan turnamen-turnamen yang akan diselenggarakan di depan.
“Oleh karena bulu tangkis memiliki program jangka panjang, penyesuaian tidak terlalu sulit. Tinggal menunggu jadwal-jadwal mendatang,” kata Richard.
Koordinasi Piala Thomas Uber
Sementara, terkait peraturan yang melarang pengumpulan massa hingga akhir Agustus di Denmark, BWF akan berkoordinasi dengan pemerintah setempat terkait penyelenggaraan kejuaraan Piala Thomas Uber.
Aarhus, salah satu kota di wilayah tengah Denmark, akan menjadi tuan rumah kejuaraan beregu putra-putri itu pada 15-23 Agustus. Tanggal tersebut merupakan pemunduran dari rencana awal, 16-24 Mei.
Akan tetapi, kali ini, penyelenggaraan Piala Thomas Uber akan tergantung pada keputusan pemerintah Denmark terkait wabah Covid-19. Mengacu pada peraturan di negara tersebut, Piala Thomas Uber 2020 dengan penonton terancam tak bisa diselenggarakan.
Pemerintah Denmark memberlakukan lockdown sejak 11 Maret serta melarang berkumpulnya orang hingga 10 orang sampai, setidaknya, 10 Mei. Sementara, seperti dikatakan Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen, Senin, acara yang mengumpulkan lebih banyak orang dilarang hingga akhir Agustus.
“BWF dan Federasi Bulu Tangkis Denmark, beserta panitia turnamen dan pemerintah Aarhus akan bekerja sama untuk mencari solusi. Kami akan memberi pengumuman lebih lanjut setelah ada keputusan,” demikian pernyataan yang dirilis BWF.
Disebutkan, berbagai skenario dipikirkan untuk menyelenggarakan Piala Thomas Uber, namun kesehatan dan keselamatan semua yang terlibat dalam turnamen menjadi prioritas.
Semua kejuaraan bulu tangkis dalam agenda BWF dihentikan setelah selesainya All England, 11-15 Maret. Hingga pembaruan terakhir, BWF memberhentikan turnamen hingga Juli. Dua kejuaraan besar yang masuk dalam rentang waktu tersebut adalah Piala Thomas Uber dan Indonesia Terbuka BWF Super 1000 (16-21 Juni).
Pemunduran Piala Thomas Uber menjadi 15-23 Agustus semula dimaksudkan agar turnamen bisa dihadiri penonton. Adapun Indonesia Terbuka di Jakarta diusulkan pindah menjadi September.