Ketersediaan suplemen dan multivitamin yang dibutuhkan atlet pelatnas mulai menipis. Selain untuk kebutuhan sebagai atlet nasional, multivitamin juga dibutuhkan untuk menjaga kndisi di tengah pandemi Covid-19.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Stok suplemen untuk atlet pelatnas bulu tangkis, di Cipayung, Jakarta Timur, mulai menipis. Pengurus cabang butuh bantuan dari pemerintah untuk mengatasi terbatasnya ketersediaan suplemen akibat kondisi darurat pandemi Covid-19. Kebutuhan itu amat mendesak karena kebugaran atlet akan terdampak tanpa suplemen.
Suplemen hanya cukup sampai April atau paling lama pertengahan Mei. ”Karena itu kami pikirkan ke depan harus seperti apa, karena penyedia mulai mengeluh kesulitan barang,” kata Achmad Budiharto, Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) dalam rapat dengar pendapat virtual Komisi X DPR RI, Rabu (8/4/2020).
Suplemen sangat penting bagi atlet nasional. Suplemen untuk penguatan otot dan tulang membantu menjaga kondisi atlet tetap prima di tengah latihan berat. Atlet juga membutuhkan multivitamin untuk menjaga daya tahan tubuh. Multivitamin bertambah penting untuk mencegah penularan Covid-19.
PBSI berharap ada solusi dari pemerintah terkait keterbatasan itu. Sebab, atlet pelatnas tidak jadi dipulangkan. Mereka tetap menjaga kondisi di pelatnas untuk mempersiapkan turnamen terdekat yakni Piala Thomas dan Uber serta Olimpiade Tokyo 2020.
Kebutuhan suplemen itu dibutuhkan untuk 105 atlet dari senior hingga yunior. Dengan adanya kondisi darurat, Maret-Mei, yang ditetapkan pemerintah, para penyedia suplemen mengaku mulai kesulitan, karena didatangkan dari luar negeri. Keterbatasan logisitik antarnegara memutus rantai ketersediaan barang.
Prioritas
Kebugaran dan kesehatan atlet menjadi prioritas PBSI saat ini. Program yang mereka jalankan sekarang hanya bertujuan menjaga kebugaran atlet. Pelatnas diisolasi dari luar dan para atlet diawasi langsung oleh dokter tim.
Mereka baru akan berlatih keras lagi setelah Lebaran, dengan kemungkinan turnamen mulai pada Agustus. Atlet ganda putra Kevin Sanjaya menjelaskan program saat ini hanya menjaga agar sentuhannya tidak hilang. ”Ya, sekarang kondisi dijaga sekitar 40 persen saja,” ucapnya.
Dari cabang angkat besi, kebutuhan akan suplemen untuk tubuh dan otot cenderung aman karena diseiakan langsung oleh sponsor. Namun, stok untuk vitamin hanya tersedia hingga April.
Manajer pelatnas angkat besi Alamsyah Wijaya menyadari kesulitan mencari vitamin saat ini. Namun, dia akan berupaya mencari ke apotek-apotek terdekat. ”Uang sudah ada, tinggal cari saja. Sejauh ini masih aman karena ada stok,” jelasnya.
Angkat besi tetap menyelenggarakan pelatnas untuk menjaga kondisi atlet menuju Olimpiade. Mereka berpeluang mengirimkan tiga lifter sekaligus, yakni Eko Yuli Irawan, Windy Cantika, dan Nurul Akmal.
Anggota Komisi X DPR RI Illiza Sa\'aduddin Djamal menjelaskan, kebutuhan multivitamin merupakan prioritas bagi atlet. Hal itu sangat penting disediakan dalam kondisi pandemi Covid-19 yang bisa mengancam siapa saja.
Oleh karena itu, Komisi X, menyatakan induk cabang olahraga yang mengalami persoalan suplemen untuk segera melapor ke Kementerian Pemuda dan Olahraga. ”Nanti diteruskan dari Kemenpora ke Kementerian Kesehatan. Karena imunitas tubuh sesuatu yang sangat penting,” ucap Illiza.
Illiza yang juga Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Panahan Indonesia (Perpani), meminta pengurus turut menjaga kesehatan mental para atlet. Semangat atlet perlu dibangun lagi, setelah penundaan Olimpiade, dengan periodisasi latihan tidak membosankan.
Sebelumnya Menpora Zainudin Amali mengatakan, cabang olahraga yang sudah memastikan diri ke Tokyo untuk tetap menggelar pelatnas. ”Akan sulit menuju prestasi hanya dengan latihan mandiri. Atlet yang sudah lolos dan berjuang di kualifikasi harus dalam posisi siap,” tuturnya. (KEL)