Bayern Muenchen telah menemukan sosok pelatih yang tepat dalam diri Hansi Flick. Tidak hanya jago meracik taktik, Flick juga piawai memaksimalkan potensi para pemain.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
Pelatih Bayern Muenchen Hansi Flick mendapat sebuah pena sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke-55 pada akhir Februari lalu. Pena yang dibungkus dalam kotak berwarna merah itu diberikan langsung oleh CEO Bayern, Karl-Heinz Rummenigge, dalam sebuah jamuan makan malam.
“Dengan pena, kadang-kadang anda bisa menggunakannya untuk menandatangani dokumen di Bayern,” ucap Rummenigge seperti dikutip Kicker. Flick hanya tersenyum ketika seisi ruangan tersebut bertepuk tangan usai mendengar ucapan bosnya yang penuh isyarat.
Sekitar lima pekan kemudian, Jumat (3/4/2020), Flick ternyata memang membutuhkan pena untuk menandatangani kontrak sebagai pelatih Bayern hingga 30 Juni 2023. Statusnya sebagai pelatih sementara klub “Die Roten” telah berakhir.
“Bayern sangat puas dengan hasil kerja Flick. Tim mampu berkembang dan memainkan sepakbola atraktif. Kami adalah satu-satunya klub yang masih bertarung di tiga kompetisi,” kata Rummenigge. Bayern masih berpeluang merebut trofi di Liga Jerman, Piala Liga Jerman, dan Liga Champions pada musim ini.
Semua itu berkat paket komplet yang ditawarkan Flick sejak menggantikan posisi Niko Kovac pada November 2019. Sejak awal musim ini, Flick menjadi asisten pelatih yang membantu Kovac. Namun, Bayern tampil loyo dan melorot ke peringkat keempat klasemen sementara Bundesliga. Kovac akhirnya dipecat setelah Bayern kalah 1-5 dari Eintracht Frankfurt.
Tidak hanya tampil sebagai seorang pelatih yang paham bagaimana meracik taktik, Flick juga piawai mengelola potensi para pemain yang dimiliki. Flick membuktikan bahwa ia pandai mengelola skuad di dalam maupun di luar lapangan. Hasilnya, Bayern bisa tampil beda dan lebih ganas.
Bayern bisa memenangi 18 dari 21 laga di semua kompetisi hingga awal Maret lalu, sebelum sepakbola di Eropa lumpuh akibat pandemi Covid-19. Dari sisi produktivitas gol, Bayern versi Flick telah mencetak total 65 gol dengan rata-rata tiga gol per laga.
Bayern kemudian merangkak naik hingga saat ini mampu menduduki puncak klasemen sementara Bundesliga dengan 55 poin, unggul empat poin di atas Borussia Dortmund. Di Liga Champions, Bayern tanpa ampun membantai Tottenham Hotspur, 7-2, dan pada laga pertama babak 16 besar berhasil mengalahkan Chelsea, 3-0.
Rummenigge kemudian berani mensejajarkan Flick dengan deretan eks pelatih Bayern yang sukses pada eranya seperti Louis van Gaal, Jupp Heynckes, dan Pep Guardiola. “Flick memang ditakdirkan untuk menjadi pelatih Bayern dan ia adalah sosok yang tepat untuk posisi itu pada musim 2019-2020 dan seterusnya,” ujar Heynckes kepada surat kabar Welt am Sonntag, awal Februari lalu.
Seperti halnya Van Gaal, Heynckes, dan Guardiola, Flick mampu menyajikan permainan yang atraktif dan terorganisasi dengan baik. Dalam setiap laga, Flick memadukan keberanian, intensitas, dan ketenangan.
Flick memaksimalkan potensi para pemainnya dengan baik. Sang striker Robert Lewandowski kini menjadi pencetak gol terbanyak di Bundesliga untuk sementara dengan koleksi 25 gol. Para pemain muda seperti Alphonso Davies dan Joshua Zirkzee bisa dipoles dengan baik.
Pemain yang sempat meredup seperti Thomas Mueller kini bersinar kembali. Mueller yang sering dicadangkan ketika Kovac masih melatih, kini lebih sering tampil dan menjadi senjata mematikan Bayern. Mueller bersama Lewandowski dan Serge Gnabry adalah pemain yang sering merepotkan lini pertahanan lawan-lawannya musim ini.
Flick kini menjadi idola bagi para pemain maupun para pendukung Bayern. “Bersama dengan mereka, kami telah menentukan arah untuk beberapa tahun ke depan. Saya yakin kami bisa meraih banyak hal di masa mendatang,” ujar Flick dikutip Sueddeutsche Zeitung.
Tidak instan
Keberhasilan Flick menawarkan paket komplet yang berbuah kepercayaan dari klub sebesar Bayern bukanlah proses instan. Flick pernah menjadi gelandang yang membela Bayern pada 1985-1990. Ia kemudian mengawali karier sebagai pelatih di Victoria Bammental pada 1996 dan melanjutkan di Hoffenheim.
Flick juga banyak belajar dari pelatih-pelatih besar ketika mendampingi Giovanni Trappattoni sebagai asisten pelatih di Red Bull Salzburg. Pengalamannya bertambah ketika menjadi asisten pelatih tim nasional Jerman mendampingi Joachim Loew. Bersama Loew, Flick mengangkat trofi Piala Dunia 2014.
Tahun 2019 merupakan tahun keberuntungannya ketika ia bergabung dengan Bayern sebagai asisten pelatih pada Juli dan tak lama kemudian menjadi pelatih. “Sepakbola menghadapi tantangan besar. Kami yakin Flick adalah pelatih terbaik saat ini,” kata Direktur Olahraga Bayern, Hasan Salihamidzic. (AP)