Situasi sulit akibat pandemi Covid-19 bisa membuyarkan mimpi sejumlah bintang sepak bola, seperti Paul Pogba dan Mauro Icardi, mencari klub baru musim panas ini. Daya beli klub, seperti Juventus, kini menurun drastis.
Oleh
M IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
LONDON, KAMIS — Harapan sejumlah bintang lapangan hijau, yang gagal bersinar di musim ini, untuk berpindah klub nyaris mustahil terjadi di musim panas 2020. Kondisi keuangan yang tidak baik, seiring kevakuman kompetisi akibat wabah Covid-19, membuat klub-klub akan berpikir ulang mengeluarkan dana transfer pemain dalam jumlah besar.
Alhasil, para bintang itu akan kesulitan berlabuh ke klub baru untuk menemukan kembali titik keseimbangan dalam kariernya. Pemain-pemain itu, seperti Paul Pogba, Gareth Bale, Philippe Coutinho, Alexis Sanchez, dan Mauro Icardi, tengah berharap agar keinginannya berlabuh ke klub lainnya di musim depan tidak menjadi impian semu.
Meskipun demikian, mereka memahami kondisi mayoritas klub di ”Benua Biru” yang tengah kesulitan memenuhi angka permintaan klub asal mereka apabila didasari nilai pasar dari kelima pemain itu. Pogba, misalnya, memiliki nilai pasar 70 juta euro (Rp 1,2 triliun). Itu menjadi hambatan utama dirinya untuk meninggalkan Manchester United sejak jendela transfer musim panas 2019.
Si ”Setan Merah” hanya bersedia melepas bintang asal Perancis itu ketika sebuah tim berani memberikan tawaran di atas nilai pembelian Pogba dari Juventus sebesar 105 juta euro (Rp 1,92 triliun).
Sejak meraih gelar Piala Dunia 2018, permainan Pogba di MU meredup. Pada musim ini, Pogba baru bermain selama 610 menit di seluruh kompetisi. Dalam tujuh bulan kompetisi bergulir, Pogba lebih banyak aktif untuk kegiatan komersial dan muncul di media sosial ketimbang berlaga di lapangan hijau.
Meski begitu, agen Pogba, Mino Raiola, tetap percaya diri kliennya itu masih memiliki daya tarik untuk klub-klub besar Eropa. ”Saya akan mengusahakan membawa pemain (Pogba) ke Real Madrid di musim panas ini,” ujar Raiola kepada Marca, pekan lalu.
Sebelum itu, kata Raiola, Pogba akan tetap berkomitmen penuh mengakhiri musim ini dengan baik, terutama untuk mengantarkan MU kembali ke Liga Champions Eropa musim depan. Selain Madrid, Juventus digadang-gadang sebagai salah satu tujuan favorit Pogba. Selama lima tahun bermukim di Turin, Pogba menjelma dari ”anak ajaib” menjadi pemain tengah kelas dunia.
Namun, Raiola bersikap realistis dengan menjadikan Madrid sebagai tujuan utama Pogba. Pasalnya, Si ”Nyonya Besar” tidak memiliki performa finansial yang baik selama satu bulan terhentinya kompetisi akibat wabah Covid-19. Selain harus memotong 30 persen gaji pemain untuk membayar staf klub, nilai saham Juve juga turun 21,16 persen sebulan terakhir setelah Liga Italia terhenti.
Juventus tidak memiliki performa finansial yang baik selama satu bulan terhentinya kompetisi akibat wabah Covid-19. Selain harus memotong 30 persen gaji pemain untuk membayar staf klub, nilai saham Juve juga turun 21,16 persen sebulan terakhir.
Maka dari itu, Juventus diprediksi nyaris mustahil bisa melakukan mega transfer seperti dalam dua tahun terakhir, yaitu ketika membeli Cristiano Ronaldo dari ”El Real” dan Matthijs De Ligt dari Ajax Amsterdam.
Nasib Pogba setali tiga uang dengan Bale di ibu kota Spanyol. Memasuki musim ketujuh berseragam ”Los Blancos”, pamor bintang asal Wales itu perlahan menghilang dan kalah bersinar dibandingkan pemain muda, seperti Vinicius Junior dan Rodrygo Goes. Musim ini, Bale baru dimainkan 18 kali di seluruh ajang oleh Pelatih Real Madrid Zinedine Zidane.
Seiring masa bermain yang berkurang, harga pasar Bale telah terjun bebas dibandingkan 2013, yaitu ketika pertama kali tiba di Madrid. Untuk mendatangkan Bale saat itu, Madrid harus mengeluarkan uang sebesar 101 juta euro (Rp 1,85 triliun). Nilai pasar Bale saat itu 65 juta euro (Rp 1,19 triliun). Adapun tahun ini Bale hanya pantas dibanderol 40 juta euro (Rp 733 miliar).
Meskipun mengalami masa sulit, menurut sang agen, Jonathan Barnett, Bale sangat bahagia di Madrid. Untuk mencari klub baru bagi Bale, kata Barnett, tidak mudah karena banyak pertimbangan yang perlu dipikirkan kliennya.
”Mari kita realistis. Kebanyakan klub tidak bisa menjangkau tuntutan finansial untuk mendapatkan dia (Bale). Namun, bagi Bale, uang bukan masalah. Ia lebih mementingkan gaya hidup dan anak-anaknya yang nyaman tumbuh di Madrid,” kata Barnett.
Adapun Bale kemungkinan besar lebih memilih kembali ke Inggris. Manchester United dan mantan klubnya, Tottenham Hostpur, menjadi klub yang diisukan ingin mendapatkan tanda tangan pemain bernomor punggung 11 itu.
Tidak pasti
Ketidakpastian juga dialami Coutinho, Icardi, dan Sanchez. Ketiga pemain asal Amerika Selatan yang memiliki skill individu di atas rata-rata itu dipinjamkan ke klub-klub top Eropa lain musim ini. Namun, mereka tetap gagal mengembalikan performa terbaiknya.
Countinho dipinjamkan Barcelona ke Bayern Muenchen, Sanchez mencoba peruntungan baru di Inter Milan, dan Icardi ”dipaksa” Pelatih Inter Antonio Conte untuk hijrah dengan status pinjaman ke Paris Saint-Germain (PSG). Meskipun klub penampung ketiganya memiliki opsi membeli, Muenchen, Inter, dan PSG memilih mengembalikan mereka ke klub induknya masing-masing usai musim ini.
Barcelona membanderol Countinho 125 juta euro (Rp 2,26 triliun) apabila ”FC Hollywood” ingin mempermanenkan keberadaan Coutinho di Allianz Arena. Direktur Olahraga Bayern Muenchen Hasan Salihamidzic mengatakan, klub raksasa Jerman itu lebih memilih mengembangkan talenta muda dibandingkan membeli pemain dengan banderol selangit.
Kesuksesan pemain muda, seperti Alphonso Davies dan Joshua Zirkzee, menembus tim utama, kata Salihamidzic, menjadi bukti nyata keberhasilan sistem pengembangan pemain muda di klub itu. ”Kami ingin mengembangkan tim melalui proses bertahap. Sebab, secara ekonomi, kami tidak dalam posisi membeli pemain matang yang harus ditebus dengan harga mahal,” katanya.
Nasib serupa dialami Sanchez. Inter tidak mau menebus Sanchez secara permanen karena gaji yang terlalu tinggi. Sanchez dibayar 410.000 poundsterling (Rp 8,4 miliar) per pekan oleh Si Setan Merah. Nilai kontrak itu dianggap tidak sebanding penampilan biasa Sanchez bersama Inter yang baru mencetak satu gol dari 15 pertandingan di musim ini.
Sementara itu, Icardi juga dianggap tidak mumpuni untuk mengimbangi dua bintang PSG, yaitu Kylian Mbappe dan Neymar. Alhasil, PSG akan mengembalikan Icardi kepada Inter di akhir musim 2019/2020. Di sisi lain, Icardi harus mencari klub baru karena sudah tidak masuk skema permainan Conte.
AC Milan dan Juventus dirumorkan tertarik mendatangkan jasa striker baru. Milan perlu pengganti Zlatan Ibrahimovic yang kontraknya berakhir akhir musim ini, sedangkan Pelatih Juventus Maurizio Sarri menginginkan penyerang tipikal nomor 9 seperti Icardi untuk mendampingi Cristiano Ronaldo dan Paulo Dybala.
Meskipun cukup menarik minat dua klub top Italia itu, transfer Icardi dipastikan sulit terjadi andai Inter tetap ngotot mencantumkan harga pemain asal Argentina itu di kisaran 75 juta euro (Rp 1,35 triliun).
”Apakah Icardi akan ke Juventus di musim depan? Saya tidak tahu. Saya juga tidak bisa tahu, apakah kami akan tetap di Milan atau Paris. Saya membiarkan dia untuk menentukan masa depannya sendiri,” ujar istri dan agen Icardi, Wanda Nara. (AP/AFP)