Kesedihan soal Korona dan Pujian Brad Stevens untuk Marcus Smart
Pelatih Boston Celtics Brad Stevens memuji sikap shooting guard Marcus Smart yang menyemangati rekan setimnya meskipun statusnya positif korona. Stevens juga mengungkapkan kesedihannya soal dampak wabah korona.
Oleh
korano nicolash lms
·3 menit baca
AP PHOTO/RICK BOWME
Shooting guard Boston Celtics, Marcus Smart, dalam lanjutan pertandingan NBA melawan Utah Jazz di Salt Lake City, 26 Februari 2020.
Pelatih Boston Celtics Brad Stevens memuji kebesaran hati shooting guard Marcus Smart yang menghibur dan menyemangati rekan setimnya sekalipun dirinya tengah terpapar virus korona.
Akibat terserang Covid-19, Marcus Smart harus mengisolasi diri sendiri dalam waktu paling sedikit 14 hari. Baru setelah itu, akan dilakukan tes ulang apakah dirinya negatif atau masih tetap positif virus korona.
”Dia hebat karena dia masih tetap bercanda seperti biasa,” kata Stevens kepada wartawan dalam konferensi pers jarak jauh, seperti dikutip Espn.com, Jumat (27/3/2020) pagi waktu Amerika Serikat.
”Kami telah melakukan Zoom (aplikasi konferensi video) dengan tim, dan mengatakan kepada tim bahwa kami akan memberi mereka kesempatan untuk jalan-jalan ataupun bersenang-senang. Smart langsung menyuruh rekan-rekannya untuk segera melakukan,” tutur Stevens.
Pada 11 Maret, Stevens dan pemain beserta pengurus tim Celtics berada di Milwaukee untuk persiapan bertarung menghadapi Milwaukee Bucks di Fiserv Forum, Milwaukee, Wisconsin, Kamis (12/3/2020) malam.
Namun kemudian, seperti sudah diketahui, NBA langsung menunda semua laga ketika center Utah Jazz, Rudy Gobert, dinyatakan positif virus korona, Rabu (11/3/2020) malam.
Stevens dan semua anggota Celtics terus mengikuti kondisi Smart yang ternyata merasa baik-baik saja. Stevens juga merasa bangga dengan keputusan Smart untuk mengumumkan hasil tesnya sehingga dapat memperlambat penyebaran Covid-19.
”Jelas virus ini menyebar dengan sangat cepat dan tidak perlu kontak sebanyak yang Anda dapatkan, ketika Anda berada di tengah pertarungan basket. Saya hanya senang, ketika dia dinyatakan positif, tetapi dia tidak mengalami gejala, bahkan tetap merasa baik-baik saja sejak saat itu,” ujar Stevens.
”Kami mendarat di Milwaukee sudah 15 hari lalu, dan dia tetap merasa baik-baik saja. Bahkan ketika melihatnya beberapa kali di konferensi pers, dia tampak baik-baik saja. Bahkan melalui media sosialnya, dia juga minta agar kami tetap menjaga jarak sosial dan isolasi diri saat ini,” lanjutnya.
Stevens mulai merasakan kondisi ketika NBA mulai membatasi akses media sehingga tidak bisa masuk ke ruang ganti pemain, bahkan harus membuat jarak sedikitnya 2 meter ketika wawancara dengan pelatih ataupun pemain. Hal itu ditetapkan dua hari sebelum NBA memutuskan penangguhan semua kegiatannya.
GETTY IMAGES/AFP/MADDIE MEYER
Pelatih Boston Celtics Brad Stevens
Stevens juga percaya, keputusan NBA itu yang menjadi titik awal berhentinya semua agenda olahraga di penjuru dunia. Keputusan tersebut secara tidak langsung mengingatkan semua negara untuk memberikan perhatian lebih pada penyebaran virus korona di negara masing-masing.
”Saya pun ikut bersedih pada mereka yang terkena dampak virus ini. Ada begitu banyak orang yang bekerja sangat keras setiap hari untuk mencoba membantu mereka yang terpapar virus korona. Bahkan mereka telah menempatkan diri mereka dalam risiko. Makanya, ketika Anda menyalakan televisi di rumah Anda, itu jauh lebih baik,” tuturnya.
”Kami akan membahasnya lebih rinci tentang beberapa skenario yang akan dilakukan. Yang pasti, ketika Anda menyaksikan di televisi soal mereka yang membahas korona secara ilmiah ataupun dari sudut pandang matematis, mereka akan mengatakan bahwa hal ini akan berlangsung cukup lama,” lanjut Stevens.
”Saya tidak yakin Anda dapat menentukan (skenario mana yang akan ditentukan dan kapan NBA akan kembali bergulir). Hampir tidak mungkin untuk menentukan waktu yang tepat saat ini,” kata Pelatih Celtics yang pernah menjadi pelatih NBA All-Star 2017 ini. (AP)