Wabah Covid-19 menghadirkan solidaritas dari klub Paris Saint-Germain (PSG). PSG mengampanyekan gerakan solidaritas untuk membantu dokter dan perawat dengan mengeluarkan ”jersey” edisi khusus.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
Paris adalah barometer bagi mode dunia. Di ibu kota Perancis itu, fashion menyerupai urat nadi kehidupan yang menjadi identitas bagi gaya hidup manusianya serta menjelma sebagai simbol solidaritas bersama. Hal itu diterapkan dengan sempurna oleh klub sepak bola Paris Saint-Germain.
Di tengah situasi penutupan wilayah (lockdown) Perancis, termasuk kota Paris, sejak 10 hari lalu, aktivitas salah satu kota tersibuk di dunia itu sunyi. Hanya polisi dan pasukan militer yang lalu lalang di jalan-jalan kota untuk memastikan tidak ada warga yang keluar dari rumah.
Hingga Kamis (27/3/2020) WIB, jumlah penderita virus korona baru (Covid-19) di Perancis mencapai angka 29.566 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak 4.955 orang sembuh, sedangkan 1.698 orang meninggal dunia.
Situasi yang menyedihkan itu menghadirkan solidaritas dari Paris Saint-Germain (PSG). Sebagai salah satu klub elite dunia, PSG mengampanyekan gerakan solidaritas untuk membantu tenaga kesehatan, baik dokter maupun perawat, di Paris dan sekitarnya. Langkah itu dilakukan dengan mengeluarkan kostum (jersey) spesial.
Kostum utama PSG yang berwarna dasar biru tua didesain khusus untuk menunjukkan solidaritas kepada perjuangan 1.000.000 staf kesehatan yang berjuang menyelematkan pasien Covid-19. Di kostum khusus itu tidak ada logo dari sponsor PSG, seperti NIKA, Accor Live Limitless (ALL), QNB, dan Ooredoo. Hanya merek produsen kostum yang muncul, yaitu Nike.
Logo sponsor itu diganti dengan pesan solidaritas. Di tengah kostum yang dalam musim ini tertulis Accor ALL diganti dengan tulisan ”Tous Unis” atau berarti Semua Bersatu. Di lengan kanan kostum terpasang desain khusus logo PSG yang diubah menjadi logo Asistance Publique-Hopitaux de Paris. Adapun di lengan kiri tertempel logo khusus PSG yang menyisakan siluet Menara Eiffel dan tulisan ”Protect Respect”.
Kostum itu dijual terbatas secara daring di laman resmi PSG dengan harga 175 euro (Rp 3,1 juta). Hanya 15.000 kostum yang dijual dan semua dana hasil penjualan akan diserahkan kepada Asistance Publique-Hopitaux de Paris.
Presiden PSG Nasser al-Khelaifi mengatakan, peluncuran kostum khusus ini merupakan hasil kolaborasi para mitra sponsor dan penggemar klub. Menurut dia, klub tidak bisa hanya bersyukur atas pekerjaan berani dan pengabdiaan para petugas medis, tetapi butuh langkah nyata untuk mewujudkan bantuan kepada para pahlawan kesehatan itu.
”Perjuangan masih panjang dan kami ingin membantu mereka dengan memberikan apa yang mereka butuhkan. Kostum edisi spesial ini adalah komitmen pertama kami untuk Asistance Publique-Hopitaux de Paris, selanjutnya akan ada inisiatif lain yang akan diumumkan segera,” ucap Al-Khelaifi dalam pernyataan resmi di laman resmi, Kamis (26/3/2020).
Direktur Jenderal Asistance Publique-Hopitaux de Paris Martin Hirsch menekankan, dengan menggunakan kostum putih medis, pihaknya akan berupaya menyelamatkan nyawa sebanyak mungkin dari para korban Covid-19. Ia berterima kasih atas perhatian yang diberikan oleh ”Les Parisiens”, julukan PSG.
Sebelum menunjukkan kebersamaan bagi petugas kesehatan yang berjuang mengatasi Covid-19, PSG juga mengeluarkan kostum khusus yang menampilkan siluet Gereja Katedral Notre-Dame di tengah kostum menggantikan logo sponsor utama. Kostum itu digunakan Kylian Mbappe dan kolega dalam laga Liga Perancis melawan AS Monaco, 21 April 2019.
Kostum edisi khusus yang hanya diproduksi 1.000 buah itu terjual habis dalam waktu 30 menit. Dana sebanyak 100.000 euro (Rp 1,7 miliar) yang dikumpulkan dari hasil penjualan kostum itu diserahkan kepada unit Pemadam Kebakaran Paris yang telah berjuang memadamkan api dalam peristiwa kebakaran katedral bersejarah itu, 15 April 2019.
Keunikan
Sebagai klub sepak bola di kota mode dunia, PSG telah berikhtiar menunjukkan identitas ”Paris” di jagat sepak bola. Hal itu dimulai ketika desainer terkemuka, Daniel Hechter, masuk ke jajaran komite manajemen klub pada 1973. Setahun berselang, ia menjadi Presiden PSG hingga 1978.
Pada masa pengabdian itu, Hechter mendesain kostum utama PSG dengan warna dasar biru, lalu garis vertikal merah yang diapit garis putih di sisi tengah kostum melengkapi desain kostum ikonik itu. Selain PSG, Hechter juga mendesain kostum utama Ajax Amsterdam yang dipakai hingga saat ini.
Sejak kepemilikan PSG dikuasai Al-Khaleifi pada 2011, ”Les Parisiens” memoles diri secara serius untuk menunjukkan identitas tidak hanya sebagai klub elite, tetapi juga simbol mode dunia. Alhasil, kostum PSG dikemas secara apik untuk keperluan kemanusiaan dan untuk mendongkrak sisi komersial klub.
Pada musim semi 2018, PSG meluncurkan kostum ketiga dan keempat yang menampilkan logo Nike Jordan. Pada musim ini, logo ”Jumpman” dipakai untuk kostum tandang ”Les Parisiens”.
Bersama Nike Jordan, PSG tidak hanya mengeluarkan kostum, tetapi juga produk pakaian jalanan (streetwear), seperti kaos, jaket, sepatu, dan baju basket. Selain Nike Jordan, PSG juga pernah berkolaborasi dengan band rock legendaris, The Rolling Stones, untuk meluncurkan kostum dengan logo khusus PSG x The Rolling Stones.
Logo itu terpasang di lengan kanan kostum tandang PSG dengan mengganti siluet Menara Eiffel dengan logo lidah menjulur The Rolling Stones. Kostum khusus itu diluncurkan, Oktober 2017, untuk menyambut konser band asal Inggris itu di Paris.
Paris berarti fashion, gaya, kreativitas, dan energi. Kami ingin PSG menuangkan nilai-nilai itu yang membuat kota ini sangat unik.
Manajer Pengembangan Merek PSG Fabien Allegre mengungkapkan, peluncuran kostum spesial merupakan salah satu proyek sang presiden untuk menjadikan PSG sebagai klub besar dan merek gaya hidup global. Oleh karena itu, PSG, lanjutnya, mengambil langkah-langkah pemasaran khusus yang belum pernah dilirik klub sepak bola lain.
”Pendekatan itu membuat kami bisa menjangkau para penggemar yang tidak menyukai sepak bola, tetapi mengaitkan dirinya dengan PSG sebagai proyek fashion. Misalnya, memakai produk Jordan x PSG terlihat sangat keren dari sudut pandang gaya hidup meskipun kita tidak bermain sepak bola atau bola basket,” kata Allegre, seperti dikutip Bleacher Report.
CEO agen pemasaran olahraga, Sports Revolution, Antony Marcou, menilai, keberadaan PSG di Paris membuat pendekatan fashion klub itu di dunia mode sangat cocok. ”Paris selalu identik dengan kata-kata chic (elok), high-end (kelas atas), dan culture (budaya) sehingga pemasaran yang dilakukan PSG mampu bekerja dengan baik,” kata Marcou.
Kini, PSG secara perlahan telah menyandingkan diri dengan merek-merek fashion terkemuka di dunia. Selain sisi komersial di bidang mode, PSG juga menjadi simbol solidaritas kemanusiaan bagi Paris. (AFP)