Dana Bantuan Dikucurkan untuk Klub Sepak Bola Eropa
Penghentian liga yang belum jelas batas waktunya di Eropa merugikan klub. Sejumlah pihak menunjukkan solidaritas untuk membantu pendanaan klub untuk menutup biaya operasional di tengah kompetisi yang terhenti.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
MADRID, KAMIS – Di tengah tidak bergulirnya kompetisi, klub di liga top Eropa kehilangan sumber pemasukan. Sebagian klub terancam kesulitan membayar gaji pemain hingga pegawai yang menjadi pengeluaran operasional wajib, sehingga ancaman bangkrut membayangi klub-klub kecil. Untuk mengatasi itu, sejumlah skema bantuan finansial coba dikucurkan.
Di Spanyol dana bantuan telah diinisiasi oleh Federasi Sepakbola Spanyol (RFEF). Presiden RFEF Luis Rubiales memenuhi janjinya untuk membantu klub di seluruh kasta di Spanyol agar bisa tetap bertahan di tengah kevakuman kompetisi akibat pandemi Covid-19.
Menurut Rubiales, di tengah fokus utama negara untuk mengatasi wabah virus korona baru, seluruh pemangku kepentingan di dunia sepakbola Spanyol juga harus mengambil bagian untuk menghidupi klub yang kehilangan pendapatan. Pendapatan dari tiket penonton dan hak siar menjadi sumber terbesar dalam kue pemasukan klub di La Liga dan Liga Segunda.
“Kami telah memutuskan solusi bersama dengan La Liga (penyelenggara Liga Spanyol) untuk memberikan suntikan dana sebesar 500 juta Euro (Rp 8,8 triliun) untuk keperluan sepak bola di seluruh level. Ini momen untuk bersatu mengatasi masa-masa sulit,” ucap Rubiales kepada AS.
Dana itu, lanjut Rubiales, diharapkan bisa menjaga iklim positif bagi komunitas sepakbola di “Negeri Matador”. Melalui dana bantuan itu, klub bisa membayar para staf dan pegawai klub yang paling terkena imbas akibat ketiadaan pertandingan.
Lebih lanjut, Rubiales mengungkapkan, dana bantuan itu diprioritaskan tidak hanya untuk merampungkan kompetisi musim ini, tetapi juga menjadi modal awal klub untuk musim depan.
“Apabila klub bersiap menghadapi musim depan, mereka akan kesulitan menutup kerugian di musim ini. Itulah alasan kami menawarkan rencana ekonomi melalui bantuan dengan skema kredit itu untuk menggaransi hak-hak klub profesional klub,” kata Rubiales.
Selain bantuan dana, Rubiales juga membebaskan pemberian lisensi kepada seluruh klub non-profesional yang menjadi syarat untuk mengikuti kompetisi di bawah naungan RFEF. Kebijakan itu berlaku selama dua musim mendatang.
Rubiales menyatakan, pemberian bantuan dana yang bersifat kredit itu berasal dari dana milik RFEF. Klub yang menerima dana kredit memiliki jangka waktu selama dua tahun untuk melunasi bantuan tanpa bunga itu. Ia pun memastikan kepada klub bahwa RFEF telah mengusahakan keringanan pembayaran utang klub kepada bank.
Sementara itu, pemain Barcelona menolak tawaran Presiden klub Josep Maria Bartomeu untuk memotong gaji di bawah 50 persen. Penolakan itu disampaikan melalui surat tertulis yang ditandatangani oleh para kapten, yaitu Lionel Messi, Sergio Busquets, Gerard Pique, dan Sergi Roberto.
Patungan
Di sisi lain, empat tim papan atas kasta tertinggi kompetisi di Jerman, yakni Bayern Munchen, Borussia Dortmund, RB Leipzig, dan Bayer Leverkusen telah menyepakati penggalangan dana untuk membantu 14 tim lain di Bundesliga serta 18 tim di Divisi Dua. Hal itu disepakati melalui pertemuan perwakilan keempat klub itu, pekan lalu.
Dana bantuan itu berasal dari hasil pembagian hak siar Liga Jerman yang telah diterima keempat duta Jerman di Liga Champions Eropa itu yang berjumlah 12,5 juta Euro (Rp 222 miliar). Tak hanya itu, masing-masing klub juga memberi tambahan dana bantuan sebesar 7,5 juta Euro (Rp 133,1 miliar).
“Jadi uang sekitar 20 juta Euro (Rp 353 miliar) dari kas keempat klub itu akan diserahkan kepada Operator Liga Jerman (DFL). Pendistribusian bantuan itu sepenuhnya diserahkan kepada DFL,” demikian pernyataan perwakilan klub kepada Bild.
Peran nyata tim papan atas Liga Jerman untuk membantu klub kecil membuat “iri” sejumlah klub kecil di negara lain. Ketua klub Gillingham Paul Scally, misalnya, berharap solidaritas dari 20 klub Liga Primer Inggris untuk klub yang berlaga di kasta kompetisi lebih rendah. Gillingham adalah salah satu kontestan Liga Satu atau kompetisi tingkat ketiga di Inggris.
“Salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah masing-masing klub Liga Primer menyisihkan uang 2,5 juta paun (Rp 44,3 miliar) untuk dana solidaritas. Meskipun akumulasinya tidak terlalu besar, tetapi jumlah 50 juta paun (Rp 887 miliar) bisa menutup kebutuhan seluruh klub di Liga Satu dan Liga Dua selama tiga bulan ke depan,” tutur Scally.
Di dua divisi itu terdapat 47 klub. Liga Satu diikuti 23 klub, sedangkan Liga Dua menjadi ajang persaingan bagi 24 klub.
Adapun Presiden Federasi Sepakbola Italia (FIGC) Gabriele Gravina mengatakan, pihaknya telah membahas proposal kelanjutan Liga Italia dengan pemerintah, Kamis (26/3/2020) malam WIB. Pertemuan itu tidak sekedar membahas perkembangan wabah Covid-19 di Italia, tetapi juga kemungkinan langkah-langkah yang diperlukan untuk melanjutkan kompetisi. Gravina membuka peluang Liga Italia baru akan rampung pada Agustus.
“Kami tidak meminta uang (kepada pemerintah), tetapi kami mengumumkan kondisi krisis yang dihadapi klub. Oleh karena itu, kami meminta bantuan pemerintah untuk mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk menolong sepakbola,” kata Gravina kepada Radio Marte. (AFP/REUTERS)