Para atlet dunia ikut beramal untuk mengatasi pandemi virus korona. Mereka mengumpulkan dana, melelang memorabilia, dan memastikan keamanan atlet muda yang tidak bisa pulang karena pembatasan perjalanan.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
Bintang-bintang olahraga dunia tak lepas dari ”kewajiban” karantina pada masa wabah virus korona. Dari kediaman masing-masing, mereka menjalani training from home dan ikut serta beramal untuk mengatasi pandemi virus yang telah menginfeksi sekitar 190.000 orang secara global ini.
Petenis putri Amerika Serikat, Cori ”Coco” Gauff, merayakan ulang tahun ke-16 pada 13 Maret dengan cara berbeda. Menggunakan media sosial Facebook, dia mengumpulkan dana untuk membantu Unicef dalam memerangi Covid-19.
”Saat ini, pandemi virus korona sangat meresahkan, tetapi selalu ada cara untuk membuat perubahan dan membuat komunitas di seluruh dunia tetap aman. Dalam hari ulang tahun ini, saya mencoba mengumpulkan dana untuk membantu Unicef. Mereka berada di garis terdepan untuk perang melawan pandemik. Akan sangat berarti jika Anda ikut berdonasi,” tutur Gauff.
Petenis remaja itu membuat sensasi ketika menembus perempat final Wimbledon 2019 dalam debut pada babak utama Grand Slam. Dia mengulanginya pada Australia Terbuka 2020, salah satunya dengan mengalahkan juara bertahan Naomi Osaka.
Juara tunggal putri Perancis Terbuka 2019, Simona Halep, memberi bantuan di tanah kelahirannya, Romania. Dia menyumbangkan dana guna membeli alat-alat kesehatan untuk rumah sakit di Constanta dan Bucharest.
”Saat kita di rumah, dokter dan tenaga medis lainnya bekerja keras untuk merawat dan menyelamatkan nyawa. Saya mendorong siapa pun yang ingin berkontribusi untuk melakukan hal yang sama,” ujar petenis peringkat kedua itu dalam laman resmi Asosiasi Tenis Putri (WTA).
Petenis lain, Bianca Andreescu dan Caty McNally, serta bintang-bintang dari cabang olahraga lain memberi bantuan melalui kampanye ”Athletes For Relief” yang dibuat agen olahraga Octagon. Program ini tak hanya mengajak atlet, tetapi juga pelatih, untuk berdonasi.
Peraih empat medali emas senam artistik AS dalam Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Simone Biles, mendonasikan baju senam yang ditandatanganinya. Adapun legenda renang, Michael Phelps, memberikan pakaian renang yang, juga, dia tandatangani. Dana dari hasil lelang memorabilia itu akan disalurkan melalui organisasi kemanusiaan di sejumlah negara.
Dana dari hasil lelang memorabilia itu akan disalurkan melalui organisasi kemanusiaan di sejumlah negara.
Setelah para atlet berdonasi, salah satu petinggi Octagon, David Schwab, mengatakan, banyak pihak yang berniat membantu kampanye ”Athlete For Relief”. ”Kami coba memfasilitasi niat baik para atlet. Inilah yang bisa mereka lakukan secara bersama-sama untuk membantu orang lain,” kata Schwab dalam Washington Post.
Dimulai pada Sabtu, pekan lalu, kampanye itu telah mengumpulkan lebih dari 70 orang bintang olahraga. Berada di antara mereka adalah bintang basket Golden State Warriors, Stephen Curry, dan mantan pemain bisbol klub Red Sox, David Ortiz.
Bintang NBA lainnya yang turut serta adalah Giannis Antetokounmpo (Milwaukee Bucks), Blake Griffin (Detroit Pistons), dan Kevin Love (Cleveland Cavaliers). Center Utah Jazz, Rudy Gobert, pemain NBA pertama yang terinfeksi virus korona, memberi 500.000 dollar AS. Donasi itu diberikan untuk para pekerja yang terlibat dalam kompetisi NBA setelah ajang basket terbesar di dunia itu dihentikan.
Bantuan dari Nadal
Cara lain dilakukan petenis putra nomor dua dunia, Rafael Nadal. Petenis Spanyol ini membantu orangtua petenis-petenis muda yang berlatih di tempatnya, Akademi Rafa Nadal, di Mallorca, Spanyol. Nadal memastikan, anak-anak yang tak bisa pulang, di antaranya karena peraturan pembatasan perjalanan, berada dalam kondisi aman di akademi.
”Ada petenis muda dari 42 negara yang berlatih di sini. Menjadi kewajiban kami untuk menjaga keselamatan mereka. Saya sudah membicarakan itu pada orangtua mereka,” kata Nadal dalam akun media sosialnya.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk menjaga para petenis muda itu adalah dengan menutup tempat latihan fisik, museum, toko cendera mata, dan restoran untuk pengunjung umum. Kompleks akademi hanya ditinggali oleh atlet dan staf yang dengan sukarela menjaga mereka.
”Kami mencoba menghindari kemungkinan terinfeksi dari orang luar. Saya tahu, para orangtua ingin bersama anak-anak mereka dalam kondisi seperti ini. Namun, karena itu tak mungkin, yang bisa kami lakukan adalah menjaga mereka,” kata Nadal yang juga bekerja sama dengan otoritas kesehatan setempat untuk menjaga keselamatan setiap orang di akademi.