Persaingan ketat dalam ajang besar membuat peringkat dunia yang lebih baik tak selalu menjadi jaminan menang. Babak pertama turnamen bulu tangkis All England memperlihatkan gambaran tersebut.
Oleh
Yulia Sapthiani
·4 menit baca
BIRMINGHAM, RABU - Hari pertama All England di Arena Birmingham, Inggris, Rabu (11/3), memperlihatkan setaranya persaingan antarpemain. Atlet berperingkat lebih rendah memberi perlawanan ketat pada pemain nomor satu dunia. Tunggal putra Indonesia peringkat enam dunia, Jonatan ”Jojo” Christie, menjadi “korban” pertama pemain unggulan yang tersingkir pada laga awal.
Jojo (22), yang ditempatkan sebagai unggulan keenam, membuka laga pada Lapangan utama di Arena Birmingham. Lawannya adalah pemain Malaysia, Lee Zii Jia (21), penerus empat kali juara All England, Lee Chong Wei, yang pensiun.
Lee menempati peringkat ke-13 dunia dan selalu kalah dari Jojo pada empat pertemuan sebelumnya. Dalam dua pertemuan pada 2019, di Swiss dan Singapura Terbuka, Lee selalu kalah dalam dua gim.
Namun, pertemuan pertama kedua anak muda di All England itu berbeda dari empat persaingan sebelumnya. Jojo terlihat tak percaya diri setiap melancarkan pukulan. Dia tertinggal jauh dalam perolehan poin sejak pertengahan gim pertama hingga laga usai hanya dalam waktu 41 menit. Pada awal gim kedua, Jojo bahkan langsung tertinggal 0-8.
”Saya melihat, masih ada pikiran yang kurang bagus yang berawal dari Kejuaraan Asia Beregu. Sebenarnya sudah berusaha diperbaiki dalam latihan, tetapi Jojo belum bisa percaya diri lagi hingga kemampuan terbaiknya tidak bisa keluar,” komentar pelatih tunggal putra Hendry Saputra Ho.
Hal itu dibenarkan oleh Jojo. Penampilan buruknya saat membela Indonesia pada Kejuaraan Asia Beregu di Filipina, Februari, masih membayangi saat tampil di Birmingham.
”Selama berlatih, saya sudah berusaha mengembalikan daya juang. Pada latihan terakhir juga sudah membaik, tetapi saya masih seperti ini. Kepercayaan diri saya tidak ada. Saya kecewa dengan penampilan saya, apalagi ini All England,” tutur Jojo yang berjalan dengan kepala tertunduk saat meninggalkan lapangan menuju ruang ganti.
Dalam Kejuaraan Asia Beregu, turnamen terakhir yang diikuti sebelum All England, peraih medali emas Asian Games 2018 itu tampil buruk. Dari empat pertandingan, hanya satu yang dia menangi.
”Ini menjadi PR besar saya. Setelah ini, saya akan bicara lagi dengan pelatih dan tim di Indonesia, supaya penampilan saya tidak terus-terusan seperti ini,” lanjutnya.
Dengan tersingkir pada babak pertama, Jojo pun tak pernah bisa mencapai perempat final All England sejak debutnya pada 2018. Dia tersingkir pada babak kedua 2018 dan 2019. Padahal, All England tahun ini bisa menjadi ujian dalam persaingan level tinggi sebelum menghadapi Olimpiade Tokyo, 24 Juli-9 Agustus.
Kejutan lain pada babak pertama tunggal putra terjadi dengan kekalahan peringkat kedelapan dunia, Angus Ng Ka Long (Hongkong), dari Kenta Nishimoto (Jepang). Ng, yang Januari lalu juara Thailand Masters dengan mengalahkan Nishimoto di final, kalah 18-21, 15-21.
Tekanan pemain muda
Fakta bahwa persaingan ketat terjadi sejak babak pertama di All England juga tergambar pada hasil yang diperoleh dua juara bertahan, yang juga pemain nomor satu dunia asal China.
Tunggal putri Chen Yufei, dipaksa bermain tiga gim oleh pemain muda Korea Selatan, An Se-young. Chen memenangi laga itu, 14-21, 21-14, 21-15. Adapun ganda campuran Zheng Siwei/Huang Yaqiong, bertarung tiga gim melawan Pranaav Jerry Chopra/Reddy N Sikki (India), 21-13, 11-21, 21-17.
Pertemuan Chen dan An menjadi salah satu laga panas pada babak pertama. Ini adalah pertemuan dua pemain muda peringkat sepuluh besar dunia. Chen (22) berada di puncak peringkat, sedangkan An (18) menempati posisi kesembilan.
Selain di All England, An selalu kalah dalam tiga pertemuan sebelumnya. Namun, tunggal putri termuda dalam jajaran 10 besar dunia itu mampu memaksa Chen bermain tiga gim dalam dua pertemuan terakhir.
Juara dunia yunior 2016-2018, Kunvalut Vitidsarn (18) juga membuktikan peringkat dunia yang jauh dari Lin Dan tak membuatnya minder. Meski kalah, 21-13, 20-22, 10-21, dia memberi perlawanan terbaik pada lima kali juara All England itu. Kekalahan itu terjadi setelah Vitidsarn membuat match point, 20-18, pada gim kedua.
Sementara itu, tiket babak kedua didapat wakil Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Fajar/Rian mengalahkan pasangan senior Denmark, Mathias Boe/Mad Conrad-Petersen, 21-17, 21-19. Adapun Preveen/Melati melewati hadangan Wang Chi Lin/Cheng Chi Ya (Taiwan), 21-9, 21-18. Sebagian besar pemain Indonesia lainnya tampil pada Rabu tengah malam hingga Kamis dini hari WIB.