Manajer Tottenham Hotspur Jose Mourinho mengakui kondisi timnya sudah sangat berantakan. Setelah tersingkir dari ajang Liga Champions, Spurs kini harus memperbaiki posisi di klasemen Liga Inggris.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·3 menit baca
LEIPZIG, RABU — Tottenham Hotspur akhirnya mengibarkan bendera putih alias menyerah karena tidak punya kekuatan lagi untuk melanjutkan perjalanan mereka di ajang Liga Champions. Finalis musim lalu itu dikalahkan RB Leipzig, 0-3, pada laga kedua babak 16 besar Liga Champions di Stadion Red Bull Arena, Rabu (11/3/2020) dini hari WIB.
Leipzig pun melaju ke babak perempat final dengan keunggulan agregat gol, 4-0, karena mereka juga mengalahkan Spurs, 1-0, pada laga pertama di London, tiga pekan lalu. Ini merupakan sejarah baru bagi Leipzig yang baru terbentuk pada 2009 atau baru berumur satu dekade.
”Kami sungguh berada dalam masalah besar. Kami bahkan tidak layak disebut tim karena kami hanya sekumpulan pemain yang sekadar bisa bermain. Kami sedang coba membangun sebuah tim,” kata manajer Tottenham Hotspur Jose Mourinho.
Masalah besar Spurs sudah muncul sejak awal tahun ketika penyerang mereka, Harry Kane, mengalami cedera dan harus absen hingga saat ini. Ketika membutuhkan daya gebrak di lini serang, Spurs kemudian juga harus kehilangan Son Heung-min yang mengalami patah tulang pada lengan kanannya.
Apalagi mereka saat ini tidak memiliki gelandang serang kreatif seperti Christian Eriksen yang sudah pindah ke Inter Milan. Mereka masih memiliki gelandang mahal seperti Tanguy Ndombele yang dibeli dari Lyon seharga 45 juta pounds atau sekitar Rp 1 triliun pada musim panas lalu. Namun, Mourinho kecewa dengan penampilan Ndombele dan tidak memainkannya di Red Bull Arena.
Akibatnya, Spurs kini menjadi seperti macan ompong dan hal itu terbukti saat menghadapi Leipzig dalam dua laga. Mereka sama sekali tidak mampu mencetak gol. Mereka tidak punya kreativitas untuk membongkar pertahanan Leipzig yang begitu rapat.
Sebaliknya, Leipzig langsung bisa membobol gawang Spurs sebanyak dua kali pada babak pertama melalui Marcel Sabitzer, sang kapten. Sabitzer mencetak gol pada menit ke-10 dan ke-21. Saat itu, Spurs sudah mulai putus asa.
Leipzig terus menekan dan menambah keunggulan pada menit ke-87 melalui tendangan Emil Forsberg. Mourinho pun sangat frustrasi. ”Semua pemain yang berada di bangku cadangan Leipzig, mereka semua akan saya mainkan jika berada di kubu kami,” kata Mourinho menegaskan hancurnya tim mereka.
Tanpa trofi
Musim ini Spurs sudah tidak punya peluang lagi tersisa untuk meraih trofi. Spurs dan tim Inggris lainnya tinggal menunggu Liverpool merayakan gelar juara Liga Inggris yang diprediksi akan terjadi tidak lama lagi. Spurs sudah gagal di ajang Piala Liga Inggris dan Piala FA.
Upaya manajemen Spurs untuk mendapatkan trofi dalam waktu singkat dengan memecat Maurizio Pochettino dan merekrut Mourinho sudah terbukti gagal. Mereka harus bersabar lagi dan coba membangun tim yang lebih solid untuk musim depan. Mereka terakhir kali meraih trofi di ajang Piala Liga Inggris pada 2008.
Kini, Spurs tinggal berusaha untuk memperbaiki posisi di klasemen Liga Inggris agar bisa meraih tiket ke kompetisi Eropa musim depan, minimal ke Liga Europa. Saat ini mereka masih berada di peringkat kedelapan dengan 41 poin.
Sebaliknya, pemain Leipzig merayakan momen bersejarah ini. ”Ini adalah malam yang tercatat dalam buku sejarah kami. Saya akan kesulitan untuk tidur karena momen-momen indah ini terus berkeliaran di kepala saya,” kata Sabitzer. (AP/AFP)