Barcelona kini seolah ”dimusuhi” pendukungnya sendiri, terlepas mampu menang 1-0 atas Real Sociedad pada lanjutan Liga Spanyol, Minggu dini hari WIB. Konflik itu berpotensi terus menghantui Barca hingga akhir musim ini.
Oleh
M IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
BARCELONA, MINGGU — Kemenangan Barcelona atas Real Sociedad 1-0 pada Minggu (8/3/2020) dini hari WIB tidak sepenuhnya menghadirkan bahagia bagi klub asal Catalan itu. Barcelona masih menyimpan ”luka dalam” yang berpotensi tidak sembuh hingga akhir musim ini, yaitu krisis internal dan kepercayaan suporter.
Sebuah gol dari titik putih yang disumbangkan sang megabintang Lionel Messi pada menit ke-81 menjadi satu-satunya gol yang hadir pada laga di Stadion Camp Nou, rumah kebesaran ”El Barca”. Namun, ironisnya, dalam laga yang dihadiri 77.035 orang itu, Barca tidak dihormati pendukungnya sendiri.
Para ”Cules”, sebutan pendukung Barca, tidak puas dengan permainan tim kesayangannya di laga itu. Tidak ada lagi penampilan atraktif dengan perpaduan operan kelas wahid yang diperagakan Messi dan kolega.
Gol kapten Barca asal Argentina itu pun berawal dari keputusan wasit Juan Martinez Munuera setelah meninjau tayangan video assistant referee (VAR) yang memperlihatkan bola hasil sapuan bek Sociedad, Robin Le Normand, mengenai tangan. Hadiah penalti pun diberikan untuk Barca karena insiden handball itu.
Alhasil, ketika pertandingan memasuki menit ke-75, Cules mulai mengeluarkan siulan cibiran setiap kali pemain ”Blaugrana” menguasai bola. Suara sorakan itu terdengar lebih memekakkan telinga dibandingkan yel-yel Cules yang terdengar di awal pertandingan. Gol penalti Messi pun tidak mampu meredam sorakan itu.
Pemain Barca jelas tidak menyukai sikap Cules itu. Pada menit akhir, ketika melesakkan gol ke gawang ”La Real” yang dijaga kiper Alex Remiro, bek sayap Jordi Alba melakukan gestur selebrasi dengan menutup kedua kupingnya. Gol itu lantas dianulir Munuera setelah meninjau VAR. Pada proses gol itu, pemberi asis, Ansu Fati, berada di posisi off-side.
”Tidak ada yang suka pendukung melawan kami. Saya menghormati setiap orang, tetapi mereka (pendukung) juga harus menghormati saya. Saya tidak suka diberikan siulan pada 15 menit akhir ketika skor masih 0-0,” ujar Alba seusai laga itu seperti dikutip AS.
Pelatih Barcelona Quique Setien ikut angkat suara terkait sikap penonton di Camp Nou. ”Para pemain tidak kehilangan kepercayaan diri ketika skor masih imbang. Namun, para pendukung seharusnya memahami bahwa lawan juga memberikan perlawanan sengit,” ujar mantan pelatih Real Betis itu.
Jurnalis Catalunya Radio, Ricard Torquemada, menuturkan, para pendukung melakukan aksi protes yang sama ketika Barca memasuki periode akhir masa kepemimpinan Pelatih Ernesto Valverde yang dipecat 14 Januari lalu. Suporter, katanya, berharap Barca bisa menunjukkan penampilan yang lebih baik pasca-lengsernya Valverde.
Namun, harapan itu belum terwujud hingga kini. ”Barca dan para fans mulai saling berkonflik satu sama lain,” ujar Torquemada.
Selain pemain, Presiden Barcelona Josep Maria Bartomeu juga menjadi sasaran kemarahan Cules. Para pendukung menilai Bartomeu tidak becus mengelola tim. Tak ayal, nyanyian ”Bartomeu out” juga terdengar nyaring di beberapa sudut Camp Nou akhir-akhir ini. Bartomeu setidaknya masih akan memegang jabatan orang nomor satu di Barca hingga 30 Juni 2021.
Para pendukung menilai Bartomeu tidak becus mengelola tim. Tak ayal, nyanyian ’Bartomeu out’ juga terdengar nyaring di beberapa sudut Camp Nou akhir-akhir ini.
Kemarahan fans menambah panjang ketidaknyamanan di ruang ganti Barca. Pekan lalu, sejumlah pemain Blaugrana menyampaikan protes terkait tingkah berlebihan asisten pelatih Eder Sarabia yang mengomentari penampilan para pemainnya dari pinggir lapangan pada laga kontra Real Madrid. Sarabia terlihat lebih emosional dibandingkan Setien.
Awal Februari lalu, Direktur Olahraga Barcelona Eric Abidal juga menyalahkan para penggawa Barca atas pemecatan Valverde. Penampilan buruk Barca, kata Abidal, bukan tanggung jawab Valverde semata. Itu juga dianggap kesalahan pemain. Komentar Abidal itu lantas membuat Messi geram. ”Semua pihak harus bertanggung jawab atas keputusan yang telah diambil klub,” tulis Messi di akun Instagramnya, awal Februari lalu.
Lepas peluang
Kekalahan atas Barca menguapkan peluang Sociedad masuk ke zona Liga Champions Eropa, setidaknya hingga akhir pekan kemarin. La Real gagal memanfaatkan hasil imbang yang diraih dua tim di atas mereka, yaitu Getafe dan Atletico Madrid. Getafe ditahan imbang Celta Vigo 0-0 pada Minggu dini hari WIB, sedangkan Atletico berbagi poin dengan Sevilla seusai laga yang berakhir 2-2 pada Sabtu malam.
Pelatih Real Sociedad Imanol Alguacil mengomentari keputusan penalti Munuera yang dianggapnya tidak adil. Padahal, ia mengklaim permainan timnya mampu merepotkan Barca, terutama dalam serangan balik. Atas dasar itu, ia menilai timnya pantas membawa pulang setidaknya satu poin dari Camp Nou.
”Kami adalah tim muda. Bahkan, 12 pemain di tim ini adalah pasukan saya di tim yunior empat tahun lalu. Kami masih memiliki waktu untuk berkembang dan memberikan hasil yang baik di liga musim ini,” ujar Alguacil seperti dikutip Marca. (REUTERS)