Tim putra Jakarta BNI 46 bangkit pada putaran kedua dan memipin klasemen Proliga 2020, menggeser Jakarta Pertamina Energi yang sebelumnya sangat mendominasi putaran pertama.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Tim putra Jakarta BNI 46 mulai menunjukkan tajinya pada putaran kedua Proliga 2020. Memasuki seri kelima, mereka mulai mengusik dominasi Jakarta Pertamina Energi yang perkasa pada putaran pertama. Tim yang diperkuat sejumlah pemain nasional itu memanaskan persaingan menjelang babak empat besar.
Pertamina berjaya pada putaran pertama dengan menyapu bersih kelima laga. Mereka menjadi juara putaran pertama dengan 13 poin hasil lima kali menang tanpa kalah. Mereka pun digadang-gadang akan melenggang mulus pada putaran kedua dan berpeluang merebut juara liga musim ini.
Namun, penampilan mereka merosot dan telah menelan dua kekalahan dari tiga laga yang dijalani pada putaran kedua. Terakhir, mereka takluk 0-3 (20-25, 22-25, 12-25) dari juara bertahan Surabaya, Bhayangkara Samator, pada hari pertama seri kelima di Bandung, Jumat (6/3/2020).
Sebaliknya, putaran kedua justru menjadi panggung untuk BNI 46, Runner Up Proliga 2019. Mereka menyapu bersih tiga laga yang dihadapi, termasuk atas Samator, 3-1 (26-28, 25-23, 25-20, 25-23), di Bandung, Sabtu (7/3/2020).
Hasil itu membuat BNI 46 menggeser Pertamina dari peringkat pertama dengan 19 poin hasil tujuh menang dan satu kalah. Adapun Pertamina di urutan kedua dengan 16 poin hasil enam menang dan dua kalah. Samator di urutan ketiga dengan 13 poin hasil lima menang dan tiga kalah.
Pelatih BNI 46 Samsul Jaiz mengatakan, kesuksesan Pertamina di putaran pertama karena masa persiapan mereka lebih panjang daripada tim-tim lain. Mereka telah mempersiapkan diri dua-tiga bulan sebelum Proliga 2020 berlangsung, sedangkan tim-tim lain hanya sekitar satu bulan sebelum liga bergulir.
Selama jeda dua minggu seusai putaran pertama, tim lain telah menganalisis permainan Pertamina. ”Saya lihat Pertamina sangat bergantung pada dua pemain asingnya, terutama spiker asal Montenegro, Aleksandar Minic. Untuk itu, kalau bertemu mereka, sebisa mungkin jangan bermain di wilayah Minic agar dia tidak berfungsi,” ujarnya.
Tim lain pun terus berbenah memasuki putaran kedua. ”Saya membenahi kekompakan tim. Mereka semua harus bermain baik. Tidak boleh mengandalkan satu-dua pemain. Jika ada pemain yang tidak berlatih dengan baik, saya kasih hukuman. Secara tidak langsung, itu membuat mereka lebih bertanggung jawab main lebih baik dan fisiknya meningkat,” kata Samsul.
Akan tetapi, Samsul tidak mau terlalu cepat percaya diri bisa terus mendominasi sisa liga dan merebut gelar juara. Sebab, memasuki babak empat besar, semua tim pasti akan berbenah lagi. Selain itu, suasana empat besar sangat berbeda, laga sangat menguras stamina karena tim akan bermain setiap hari. ”Untuk itu, saya terus berusaha membuat tim ini lebih baik, terutama meningkatkan fisik pemain jelang babak empat besar,” ujar Samsul.
Pelatih Samator Ibarsjah Djanu Tjahjono menyampaikan, timnya harus terus berbenah kalau ingin bersaing di babak empat besar. ”Pada laga kontralawan BNI 46, pemain kami banyak membuat kesalahan sendiri. Ini harus diperbaiki, Saya fokus kepada ini dulu,” ujarnya.
Stabil
Di bagian putri yang diikuti lima tim, penampilan Pertamina stabil dan belum terkalahkan dari enam laga. Kemenangan terakhir mereka raih atas juara bertahan Jakarta PGN Popsivo Polwan, 3-0 (25-22, 25-20, 25-20). Hasil itu membuat mereka kokoh di puncak klasemen dengan 18 poin. Bandung bjb Tandamata di peringkat kedua dengan 12 poin hasil empat menang dan dua kalah. Adapun Popsivo Polwan di urutan ketiga dengan 9 poin hasil tiga menang dan tiga kalah.
Pelatih Pertamina asal Azerbaijan Ziya Rajabov mengutarakan, dirinya tidak pernah meminta para pemain terus tampil ngotot. Tetapi, dia meminta pemain selalu menganggap setiap laga adalah partai final. Hal itu yang membuat mereka selalu tampil optimal walau sudah aman di puncak klasemen dan meraih tiket ke babak empat besar.
”Saya harap motivasi seperti ini bisa terus dijaga, terutama pada babak empat besar yang persaingannya lebih sulit,” katanya.
Middle blocker Pertamina, Agustin Wulandhari, tidak ingin tim ini terbuai dengan hasil positif itu. Sebab, menurut dia, liga masih panjang dan mereka belum mendapatkan apa pun. ”Lagi pula, tim ini masih banyak kekurangan. Tim ini kadang kehilangan konsentrasi kalau sudah memimpin jauh. Kami juga sering membuat kesalahan sendiri saat dapat bola-bola yang sebenarnya gampang dikembalikan,” pungkasnya.