FIFA Tunda Peninjauan Lokasi Stadion Piala Dunia U-20 di Indonesia akibat Wabah Penyakit Covid-19
Merebaknya wabah penyakit akibat virus korona jenis baru (Covid-19) di sejumlah negara turut memengaruhi jadwal FIFA meninjau persiapan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia FIFA U-20 2021.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA
·4 menit baca
GIANYAR, KOMPAS — Merebaknya wabah virus korona jenis baru atau virus SARS-CoV-2 di sejumlah negara turut memengaruhi jadwal FIFA meninjau persiapan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia FIFA U-20 2021. Tim FIFA yang semula dijadwalkan ke Indonesia pada pekan depan menunda rencana pertemuan mereka dengan PSSI di Indonesia untuk membahas kesiapan Indonesia.
Perihal penundaan kedatangan tim FIFA itu diungkapkan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan ketika meninjau Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, bersama Gubernur Bali I Wayan Koster, Sabtu (7/3/2020).
”FIFA direncanakan datang 12 Maret ini, tetapi diundur. Tadi, mereka konfirmasi ke kami, karena ada permasalahan virus (korona) ini, mereka menunda untuk sementara waktu,” ujar Iriawan di Stadion Dipta, Gianyar.
Kami meminta supaya FIFA segera menetapkan venue yang akan dipakai untuk lokasi pertandingan.
Iriawan menambahkan, PSSI tetap akan mengirimkan dokumen terkait persiapan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021. Iriawan juga menyatakan sudah meminta FIFA agar FIFA tetap datang ke Indonesia untuk melihat lokasi stadion yang diusulkan dan membahasnya dengan PSSI terkait penetapan lokasi stadion yang akan digunakan. ”Kami meminta supaya FIFA segera menetapkan venue yang akan dipakai (lokasi pertandingan),” kata Iriawan.
Iriawan menyatakan, PSSI mengusulkan 10 lokasi stadion untuk dipilih FIFA sebagai lokasi pertandingan. FIFA meminta PSSI menyiapkan empat stadion. ”Kami meminta ditambah, FIFA memberikan tambahan dua lokasi sehingga ada enam stadion yang akan dipilih,” kata Iriawan. ”Mudah-mudahan salah satunya (ada) di Bali,” ujar Iriawan.
Sebelum meninjau Stadion Dipta di Gianyar, Iriawan mengunjungi daerah yang juga memiliki stadion yang diusulkan sebagai lokasi pertandingan Piala Dunia U-20 pada tahun depan. Sejumlah stadion itu antara lain Stadion Si Jalak Harupat Kabupaten Bandung, Stadion Mandala Krida Kota Yogyakarta, Stadion Manahan Kota Surakarta, Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang, Stadion Utama Riau Pekanbaru, Stadion Pakansari Bogor, Stadion Wibawa Mukti Kabupaten Bekasi, Stadion Patriot Candrabhaga Kota Bekasi, dan Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta.
Selain penundaan jadwal kunjungan tim FIFA, merebaknya wabah penyakit Covid-19 juga mengakibatkan penundaan jadwal pertandingan tim nasional Indonesia untuk babak penyisihan Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022. Iriawan mengatakan, tiga laga tandang tim nasional, yakni melawan Thailand, Uni Emirat Arab, dan Vietnam, dipastikan ditunda dan direncanakan dilanjutkan mulai Oktober.
”Untuk laga ke luar Indonesia, sudah jelas ditunda,” kata Iriawan. ”Namun, untuk laga internal (di Indonesia), seperti liga, belum ada arahan penundaan. Kami sudah bersurat ke Menteri Pemuda dan Olahraga tentang permintaan informasi dan arahan terkait permasalahan virus korona ini,” ujar Iriawan.
Bali masuk usulan
Stadion Dipta di Gianyar, Bali, masuk dalam usulan PSSI ke FIFA sebagai salah satu lokasi pertandingan Piala Dunia U-20 2021. Iriawan mengatakan, tim PSSI bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sudah meninjau dan mengamati kondisi Stadion Dipta sebagai lokasi utama dan sejumlah stadion lainnya di Bali yang disiapkan sebagai lapangan latihan.
”Kami datang untuk memenuhi janji melihat Stadion Dipta yang kami usulkan sebagai stadion utama (pertandingan) dan stadion pendukungnya,” kata Iriawan. Iriawan menyatakan, infrastruktur Stadion Dipta dan beberapa stadion pendukung di Bali masih memerlukan perbaikan, termasuk pula infrastruktur pendukung di luar stadion, misalnya, aksesibilitas.
”Namun, Bali punya kelebihan, yakni sebagai destinasi wisata. Ini dapat menarik minat para pemain ataupun klub yang ada, dan termasuk FIFA,” kata Iriawan. Selain itu, keberadaan pendukung dan penggemar sepak bola di Bali juga menjadi pertimbangan yang menguntungkan Bali.
Dari laporan tim survei PSSI, terdapat 12 stadion dan lapangan di Bali yang sudah disurvei kelayakannya sebagai stadion dan lapangan latihan untuk Piala Dunia U-20 2021. Dalam laporannya, Kepala Departemen Infrastruktur, Keselamatan, dan Keamanan (Head of Infrastructure, Safety, and Security) PSSI Nugroho Setiawan menyampaikan, Stadion Dipta di Gianyar diusulkan sebagai stadion utama dan 10 stadion lainnya ditinjau sebagai lapangan latihan.
Dari 10 stadion yang dikaji sebagai lapangan latihan, menurut Nugroho, hanya lima stadion yang dinilai layak sebagai lapangan latihan. Namun, semuanya membutuhkan perbaikan agar memenuhi standar FIFA dan dipersiapkan rekayasa pengaturan lalu lintas untuk menunjang kelancaran transportasi.
Kelima stadion itu yakni tiga stadion di Kota Denpasar dan dua stadion di Kabupaten Badung. Adapun Stadion Dipta sebagai stadion utama juga dinyatakan perlu perbaikan dan dilengkapi fasilitasnya, misalnya pagar sebagai batas visual perimeter dan lampu penerangan.
Terkait hal itu, Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali bersama pemerintah daerah di Bali mendukung pengusulan Bali sebagai satu dari daerah yang menjadi tuan rumah pertandingan Piala Dunia U-20 2021. ”Memang ada konsekuensinya, yakni kami akan memperbaiki fasilitas di Bali karena fasilitas di Bali memang masih kurang,” kata Koster di Stadion Dipta.
Koster mengaku Pemprov Bali belum menyiapkan alokasi anggaran terkait persiapan Bali sebagai tuan rumah pertandingan Piala Dunia U-20 dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Bali 2020. Namun, Koster menyatakan akan menyiapkan alokasi anggarannya dalam APBD perubahan 2020 atau pada anggaran induk APBD 2021.
”Kami berkeinginan mengembangkan wisata olahraga sebagai daya tarik Bali. Yang paling representatif adalah sepak bola,” kata Koster. Koster berharap PSSI memasukkan Bali sebagai salah satu tuan rumah pertandingan Piala Dunia U-20 di Indonesia. ”Pemilihan tempat ini juga tidak gampang. Mudah-mudahan Bali dipertimbangkan Ketua Umum PSSI,” ujar Koster.