Palembang Bank SumselBabel akhirnya bisa menaklukkan tim Jakarta Garuda dengan skor 3-1. Jakarta Garuda yang berisi pemain muda awalnya memimpin, tetapi akhirnya menyerah karena tidak bisa menghadapi tekanan lawan.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Lewat laga yang sengit, Palembang Bank SumselBabel akhirnya bisa menaklukkan tim yang diisi para pemain muda Jakarta Garuda dengan skor 3-1 (21-25, 27-25, 25-23, 25-20) dalam hari kedua seri kelima putaran kedua Proliga 2020 di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (7/3/2020). Kemenangan itu membuat Bank SumselBabel bisa menjaga asa untuk lolos ke babak empat besar.
Dalam laga tersebut, Bank SumselBabel memulai laga dengan sangat buruk. Mereka justru didikte oleh para pemain belia Garuda. Serangan yang dibangun Gunawan Saputra dan kawan-kawan sangat mudah dibaca. Serangan selalu mengandalkan spiker asal Kuba, Carlos Alberto Araujo, dari sisi pinggir net di kanan ataupun kiri.
Situasi kian buruk, blok dan pengembalian bola pertama para pemain tim juara Proliga 2011 dan 2013 itu sangat rapuh. Akibatnya, serangan-serangan yang dilancarkan para pemain Garuda selalu menghasilkan poin. Di sisi lain, tak jarang, pemain tim dari ”Kota Pempek” Palembang melakukan kesalahan dalam servis sehingga membuahkan poin cuma-cuma untuk lawan.
Tak pelak, Bank SumselBabel kalah 21-25 di set pertama. Situasi yang tak jauh berbeda hingga paruh set kedua. Saat itu, mereka tertinggal 12-18 atau tertinggal enam poin dari tim yang diisi pemain berusia rata-rata di bawah 20 tahun tersebut.
Pada situasi kritis itu, Pelatih Bank SumselBabel Mashudi coba berjudi. Sejak paruh set kedua, ia coba mengandalkan spiker sayap lokal Amin Kurnia Sandi Akbar untuk membuat variasi serangan sehingga tidak monoton hanya melalui Araujo.
Ternyata, keputusan Mashudi tepat. Sandi keluar sebagai pembeda di lapangan. Spiker bertinggi 195 sentimeter itu meningkatkan daya gedor dan perolehan poin tim lewat smes-smes keras yang menukik tajam ke bagian tengah lapangan lawan. Tak jarang, dia pun membuat poin lewat serangan tipuan dengan mencungkil bola di atas tangan para bloker lawan.
Poin demi poin pun diraih. Untuk itu, Bank SumselBabel bisa menyamakan kedudukan 22-22 di set kedua. Bisa menyamakan poin membuat para pemain pun mendapatkan angin segar untuk bermain lebih spartan. Mereka kian percaya diri untuk terus melampaui poin lawan dan memenangi laga.
Sebaliknya, para pemain Garuda justru tertekan. Pada set pertama, mereka begitu semarak dengan teriakan-teriakan penyemangat dan juga selebrasi yang menghibur selepas membuat poin. Setelah kedudukan 22-22, mereka cenderung membisu tanpa suara walaupun bisa meraih poin.
Perubahan mental bertanding di antara kedua tim pun memengaruhi hasil laga. Pada akhirnya, para pemain Bank SumselBabel yang lebih senior bisa memanfaatkan momentum tersebut sehingga berhasil meraih kemenangan 27-25 di set kedua, 25-23 di set ketiga, dan 25-20 di set keempat.
Performa terburuk kedua
Mashudi seusai laga mengatakan, ini adalah permainan terburuk kedua timnya setelah kekalahan 2-3 (22-25, 22-25, 25-20, 25-22, 18-20) dari Surabaya Bhayangkara Samator pada seri kedua putaran pertama Proliga 2020 di Purwokerto, Jawa Tengah, 31 Januari lalu. Hal itu terjadi karena tim sangat bergantung kepada Araujo.
Sementara itu, Araoujo justru tidak tampil pada performa terbaiknya. Pemain bertinggi 199 sentimeter itu seperti tertekan karena tim memang butuh menang untuk mengamankan peluang ke babak empat besar.
”Kalau kalah pada laga ini, peluang kami lolos ke empat besar bisa tertutup. Apalagi, pada dua laga selanjutnya atau dua laga sisa yang ada di babak reguler, kami akan menghadapi tim kuat Jakarta Pertamina Energi (Minggu, 8 Maret) dan Jakarta BNI 46 (Sabtu, 14 Maret),” tuturnya.
Saat itu, Mashudi menyampaikan, dirinya pun berusaha cepat mengambil keputusan untuk menyeimbangkan serangan dengan menurunkan Sandi. Ternyata, kehadiran Sandi membuat Araujo jadi lebih lepas bermain. Serangan pun tak hanya bertumpu dari satu sisi, tetapi juga dua sisi permainan yang ada.
”Setelah kemenangan ini, sekarang, kami konsentrasi untuk merebut satu poin tambahan dari dua laga sisa. Target kami, mendapatkan satu poin itu dari Pertamina. Kalau dapat tambahan satu poin, posisi kami untuk ke empat besar sudah aman. Tidak mungkin lagi terkejar Lamongan Sandang MHS walau mereka menang semua di tiga laga sisanya,” tutur Mashudi.
Dengan kemenangan itu, Bank SumselBabel mantap di posisi keempat klasemen dengan 13 poin hasil empat menang dan 4 kalah. Mereka dibuntuti Lamongan Sandang di peringkat kelima dengan 5 poin hasil 1 menang dan 6 kalah. Adapun Garuda di peringkat keenam atau urutan buncit dengan 3 poin hasil 7 kalah tanpa kemenangan.
Pelatih Garuda Eko Waluyo menyampaikan, timnya memang belum ada mental bertanding. Mereka cenderung mengandalkan fisik dan kecepatan serta semangat juang sebagai darah muda. Sebagai darah muda, mereka cenderung terburu-buru atau ingin cepat dapat poin dan menyelesaikan pertandingan.
Ketika permainan mereka terbaca dan poin tertinggal, mereka pun cenderung tertekan dan sulit untuk bangkit kembali. ”Saya sudah minta kepada mereka untuk bermain sesantai mungkin dan tidak terburu-buru. Tetapi, sebagai pemain muda, mereka sering terbawa suasana di lapangan,” ujar pelatih yang mempersiapkan tim itu untuk menghasilkan pemain masa depan Indonesia.
”Ketika lagi asyik buat poin, mereka bisa begitu semangat. Sebaliknya, ketika tertinggal, mereka jadi sangat down,” lanjutnya.