Tim putra Jakarta Pertamina Energi, yang telah meraih tiket "final four" Proliga musim ini, kembali tampil ala kadarnya di putaran kedua. Mereka kalah telak 0-3 dari juara bertahan Bhayangkara Samator, Jumat di Bandung.
Oleh
Adrian Fajriansyah
·5 menit baca
BANDUNG, KOMPAS – Dengan tiket final four sudah di tangan, tim putra Jakarta Pertamina Energi pun tak lagi tampil ngotot pada sisa laga putaran kedua ini. Pada laga hari pertama seri kelima Proliga 2020 di Bandung, Jawa Barat, Jumat (6/3/2020), Pertamina—yang tak terkalahkan selama putaran pertama—justru tampil apa adanya dalam laga kontra Surabaya Bhayangkara Samator. Tak pelak, mereka pun kalah telak 0-3 (20-25, 22-25, 12-25) dari tim juara bertahan tersebut.
Dalam laga tersebut, Pertamina tak menurunkan sejumlah pemain utamanya. Setidaknya, libero utama Muhammad Ridwan tidak dimainkan sejak awal hingga akhir laga. Sementara itu, middle bloker Hernanda Zulfi hanya bermain beberapa kali di setiap set. Adapun dua pemain asing, yakni spiker asal Montenegro Aleksandar Minic dan spiker asal Amerika Serikat Jefrey Paul Menzel hanya bermain penuh di set pertama. Mereka diistirahatkan sejak paruh set kedua hingga usainya laga itu.
Tanpa sejumlah pemain utama, Pertamina tidak bermain segarang putaran pertama. Tidak terlihat servis-servis keras mematikan dan permainan cepat dengan smas kilat. Kali ini, servis mereka sering mati sendiri. Sementara itu, serangan yang dibuat terlalu mudah dibaca dan dipatahkan lawan. Adapun pertahanannya sangat rapuh. Para bloker begitu renggang. Sekali diserang, lawan pasti akan langsung dapat poin.
Di sisi lain, Samator bermain dengan kekuatan penuh. Paling tidak, dua spiker timnas Indonesia di tubuh tim tersebut, yakni Rivan Nurmulki dan Rendy Febriant Tamamilang, selalu bermain sepanjang laga. Begitu pula dua pemain asingnya, spiker asal Kuba Reidel Alfonso Gonzalez Toiran dan spiker asal Brasil Lucas Allen Silva de Araujo, terus diandalkan di lapangan.
Tak heran, Samator bisa mengakhiri laga ini dengan kemenangan telak 3-0 dalam waktu relatif singkat, yakni kurang lebih satu jam. Padahal, pada putaran pertama, Pertamina mampu menang cukup telak 3-1 (22-25, 25-17, 25-15, 25-18) dalam tempo satu jam 47 menit.
Secara keseluruhan, itu menjadi kekalahan kedua beruntun Pertamina. Sebelumnya, pada hari terakhir seri keempat di Gresik, Jawa Timur, pekan lalu, mereka takluk 2-3 dari Jakarta BNI 46 (25-19, 19-25, 16-25, 25-23, 8-15). Itu adalah pembalasan BNI 46. Pada putaran pertama, Pertamina menang 3-2 atas BNI 46 (25-22, 21-25, 25-23, 21-25, 15-11).
Pelatih Pertamina Pascal Wilmar mengatakan, timnya sudah memastikan meraih tiket ke empat besar sejak meraih lima kemenangan dari lima laga di putaran pertama. Namun, kepastian itu dikunci rapat dengan kemenangan tipis 3-2 (26-24, 25-17, 22-25, 23-25, 19-17) atas Jakarta Garuda pada seri keempat di Gresik. Selepas laga kontra Samator, mereka berada di peringkat kedua klasemen dengan koleksi 16 poin hasil enam menang dan dua kalah.
Dengan kepastian itu, asisten pelatih timnas Indonesia pada SEA Games 2019 Filipina itu memang memilih tidak ngotot pada sisa tiga laga di putaran kedua ini, termasuk dua laga yang akan dijalani pada seri kelima ini. Dalam laga sisa putaran kedua ini, dia sengaja memberikan kesempatan para pemain pelapis tampil lebih banyak.
Selain itu, Pascal terus mengasah kemampuan teknis pemain utama dan menganalisa calon lawannya pada babak empat besar mendatang. Dia pun tidak muluk-muluk mengejar puncak klasemen babak reguler. Bahkan, dirinya lebih mengincar peringkat kedua atau ketiga. Dengan begitu, pada babak empat besar, mereka bisa menghindari BNI 46 di laga awal.
”Jujur BNI 46 adalah pesaing terberat di musim ini. Sekarang, saya sedang mempersiapkan tim agar siap bertempur dengan BNI 46 pada babak empat besar nanti. Setidaknya, saya harus menyiapkan pemain utama agar mental dan kemampuan teknis terus membaik. Pemain pelapis juga disiapkan agar bisa menjadi senjata rahasia ketika strategi utama menemui kebuntuan,” ujarnya.
Setidaknya, saya harus menyiapkan pemain utama agar mental dan kemampuan teknis terus membaik. Pemain pelapis juga disiapkan agar bisa menjadi senjata rahasia ketika strategi utama menemui kebuntuan.
Pelatih Samator Ibarsjah Djanu Tjahjono menuturkan, dirinya tidak peduli lawan bermain dengan pemain pelapis ataupun pemain utama. Saat ini, Samator berkonsentrasi mengamankan tiket ke babak empat besar. Dengan kemenangan tersebut, mereka mantap di urutan ketiga klasemen dengan 13 poin hasil lima menang dan dua kalah.
Hasil itu belum benar-benar aman untuk Samator. Saat ini, mereka dibuntuti Palembang Bank SumselBabel di peringkat keempat dengan 10 poin hasil tiga menang dan empat kalah serta Lamongan Sadang MHS di urutan kelima dengan 5 poin hasil satu menang dan enam kalah. ”Sekarang, misi kami lolos dulu ke babak empat besar. Setelah itu, baru kami memikirkan target berikutnya,” kata Ibarsjah yang tidak berani memasang target mempertahankan gelar juara.
Terus tunjukan perbaikan
Dari kategori putri, Bandung bjb Tandamata terus menunjukkan perbaikan. Setelah hanya menuai enam poin dengan dua menang dan dua kali kalah pada putaran kedua, mereka menjelma tim solid pada putaran kedua ini. Setidaknya, mereka berhasil menyapu bersih dua laga yang dilalui pada putaran kedua.
Pada laga seri keempat di Gresik, bjb Tandamata menang telak 3-0 (25-18, 25-17, 27-25) atas tim juara bertahan Jakarta Popsivo Polwan. Pada laga hari pertama seri kelima di Bandung ini, mereka menang telak 3-0 (25-10, 25-15, 25-11) atas Gresik Petrokimia Puslatda KONI Jatim.
Kemenangan itu pun mengunci peluang Tandamata lolos ke babak empat besar sekaligus memantapkan posisinya di peringkat kedua klasemen dengan 12 poin hasil empat menang dan dua kalah. Mereka terus membuntuti tim putri Jakarta Pertamina Energi di puncak klasemen dengan 15 poin hasil lima menang tanpa kekalahan.
Pelatih bjb Tandamata Risco Herlambang mengutarakan, dirinya tidak terkejut dengan kemenangan tersebut. Pasalnya, Petrokimia memang punya kualitas pemain jauh di bawah rata-rata pemain tim putri yang ada. Lagi pula, Petrokimia sekarang berada di peringkat kelima atau dasar klasemen dengan dua poin hasil satu menang dan enam kalah.
Sebaliknya, Risco masih was-was. Pasalnya, timnya dianggap belum benar-benar solid. Para pemainnya masih kewalahan ketika mendapatkan serangan bola-bola cepat. Selain itu, mereka juga masih terlalu mengandalkan poin dari spiker kawakan nasional Aprilia Manganang dan spiker Montenegro Nikoleta Perovic.
”Pada putaran pertama, kekurangan tim pada pengembalian bola pertama. Itu sudah lebih baik setelah hadirnya spiker asal Brasil Dayse Figueiredo dan libero Berllian Marsheilla. Namun, sekarang, justru terlihat kekurangan lain, yakni tim belum benar-benar solid. Saya ingin tim bermain secara kesatuan. Ini harus segera diperbaiki untuk bersaing pada babak empat besar mendatang,” tuturnya.
Adapun pelatih Petrokimia asal China, Niu Guogang, mengakui kualitas para pemainnya yang masih di bawah rata-rata. ”Tidak dipungkiri, pemain-pemain ini masih muda. Mereka juga masih kurang latihan. Masih banyak yang harus dibenahi, terutama dari stamina, teknik, kerjasama, hingga mental,” ujar pelatih yang fokus mempersiapkan tim itu terjun ke PON Papua 2020 mendatang.