Pertemuan Indonesia dan Kenya di ajang Piala Davis akan berlangsung di Stadion Tenis Gelora Bung Karno, Jakarta, 6-7 Maret. Petenis Christopher “Christo” Rungkat diharapkan membawa Indonesia lolos dari degradasi.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
Jakarta, Kompas-Meski memfokuskan diri pada nomor ganda dalam kariernya sebagai petenis profesional, Christopher “Christo” Rungkat selalu dibutuhkan ketika Indonesia tampil dalam kejuaraan beregu putra Piala Davis. Melawan Kenya, kehadiran petenis berusia 30 tahun itu akan menjadi kunci untuk menghindarkan Indonesia dari degradasi ke Grup III.
Pertemuan Indonesia dan Kenya, yang akan berlangsung di Stadion Tenis Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat-Sabtu 6-7 Maret 2020, terjadi pada babak playoff Grup Dunia II. Ini menjadi laga wajib menang jika tak ingin degradasi ke Grup III untuk pertama kalinya sejak mengikuti Piala Davis pada 1961.
Untuk itu, Christo didaftarkan sebagai pemain tunggal bersama David Agung Susanto. Meski memiliki prestasi yang jauh lebih baik dalam turnamen internasional, Christo menjadi tunggal kedua karena tak memiliki peringkat tunggal seperti David. David, peringkat ke-1346, bahkan, menjadi satu-satunya petenis Indonesia yang memiliki ranking ATP.
Namun, berdasarkan undian yang dilakukan Kamis (5/3/2020), Christo akan tampil dalam pertandingan pertama, Jumat. Petenis berperingkat ke-80 dunia ganda itu akan berhadapan dengan tunggal pertama Kenya, Sheil Kotecha, yang berperingkat ke-1382 dunia. Pada laga kedua, David akan melawan Ismael Changwa Ruwa Mzai yang memiliki peringkat ganda ke-1241.
Dua nama lainnya, M Rifqi Fitriadi dan Gunawan Trismuwantara , didaftarkan sebagai pemain ganda yang akan membuka persaingan kedua tim pada Sabtu. Terdiri atas empat tunggal dan satu ganda, dua laga tunggal berlangsung Jumat, diikuti satu ganda dan dua tunggal keesokan harinya. Pemenang adalah tim yang memenangi tiga pertandingan lebih dulu.
“Untuk kejuaraan seperti Piala Davis, saya tidak mau coba-coba. Dua pemain yang dipilih untuk tunggal adalah yang terbaik. Meski fokus pada nomor ganda di turnamen internasional, Christo tetap petenis Indonesia terbaik di tunggal,” ujar Kapten Tim Indonesia Febi Widhiyanto.
Febi merujuk pada turnamen nasional BNI Terbuka di Jakarta pada November 2019, yang diikuti petenis-petenis terbaik Indonesia. Christo menjuarai tunggal putra setelah di final mengalahkan Rifqi. Adapun David dikalahkan Rifqi pada semifinal.
Rekam jejak dalam turnamen profesional, juga, memungkinkan Christo tampil dalam ganda untuk memenui target menang langsung, 3-0. Mengawali karier di arena tenis profesional pada 2007, Christo menjadi petenis Indonesia pertama yang menjuarai turnamen ATP Tour. Berpasangan dengan Andre Goransson, dia menjuarai ganda putra ATP 250 Pune, India, Februari.
Sesuai peraturan, susunan pemain pada hari kedua boleh diubah, maksimal, sejam sebelum pertandingan. Berdasarkan pengalaman tampil dalam Piala Davis, David berpeluang besar menjadi partner Christo.
Meski hanya memenangi 9 dari 29 pertandingan (31 persen kemenangan), David sudah 10 tahun tampil di Piala Davis. Adapun Rifqi baru bermain sekali (2019) dan Gunawan Trismuwantara (petenis yunior terbaik) baru kali ini dipilih masuk dalam Tim Davis.
“Saya memang sudah jarang bermain di tunggal. Tetapi, sudah berdaptasi lagi dengan karakter permainan tunggal dalam latihan beberapa hari ini. Setelah melihat penampilan lawan saat mereka berlatih, saya optimistis bisa mendapat poin pertama bagi Indonesia,” tutur Christo.
Adaptasi yang dilakukan saat berlatih adalah dalam penguasaan lapangan. “Bermain dalam tunggal, penguasaan lapangannya harus lebih bagus karena bermain sendiri. Untuk itu, dibutuhkan daya tahan fisik yang juga bagus. Saya sudah terbiasa dengan kondisi itu dari latihan dalam beberapa hari ini,” ujar Christo.
Memperkuat Tim Davis Indonesia sejak 2007, saat Indonesia masih diperkuat Suwandi, Christo selalu menjadi andalan “Merah Putih” setelah itu. Selalu main dalam 22 pemanggilan sebelum melawan Kenya membuatnya akan mendapat Davis Cup Commitment Award dari Federasi Tenis Internasional (ITF).
Penghargaan yang akan diterima Christo pada Jumat ini menjadi tanda penghargaan bagi pengabdian petenis bagi negaranya di ajang Piala Davis. Kriterianya adalah 50 kali tampil dalam berbagai level atau 20 kali tampil dalam format home and away. Akan tampil untuk ke-23 kalinya saat melawan Kenya, Christo memenuhi kriteria yang kedua.