Cabang Olahraga Butuh Pedoman Uji Coba dan Penyelenggaraan Kompetisi
Pengurus cabang olahraga membutuhkan petunjuk dari Kemenpora untuk mengikuti uji coba dan pelatihan ke luar negeri. Pengurus cabang juga meminta prosedur standar operasi menyelenggarakan kompetisi di dalam negeri.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Di tengah kewaspadaan yang meningkat akan wabah virus korona baru atau Covid-19, pengurus cabang olahraga membutuhkan petunjuk dari kementerian terkait untuk mengikuti uji coba dan pelatihan ke luar negeri. Pengurus cabang juga meminta prosedur standar operasi menyelenggarakan kompetisi di dalam negeri. Pembekalan dibutuhkan segera demi keselamatan atlet dan masyarakat Indonesia.
Wabah Covid-19 membuat dunia olahraga terdampak. Banyak ajang olahraga di luar negeri terpaksa dibatalkan. Di beberapa negara, ajang olahraga tetap diselenggarakan dengan standar pengawasan ketat.
Dalam ketidakpastian itu, atlet nasional, antara lain dari cabang bulu tangkis, menembak, dan panahan, masih akan berkunjung ke luar negeri untuk uji coba ataupun pelatihan. Mereka melakukan persiapan menuju Olimpiade Tokyo 2020.
Wakil Ketua Umum II Pengurus Pusat Persatuan Panahan Indonesia (PP Perpani) Alman Hudri mengatakan belum punya pedoman terkait keselamatan atlet. Sejauh ini, keputusan pembatalan uji coba di negara-negara berisiko Covid-19 masih ditentukan oleh pengurus.
”Lebih baik kalau ada arahan langsung dari Kemenpora (Kementerian Pemuda dan Olahraga), seperti apa seharusnya dalam mengikuti uji coba (ke luar negeri), agar kami tidak salah melangkah. Karena, kan, kewaspadaan korona semakin meningkat sekarang,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (4/3/2020).
Awalnya, panahan berencana mengikuti Kejuaraan Dunia Panahan pada Mei 2020 di Shanghai, China. Cabang yang telah meloloskan atlet ke Olimpiade ini juga menjadwalkan pelatihan selama sebulan di Korea Selatan pada April. Adapun dua negara itu merupakan yang paling besar terdampak Covid-19.
”Kalau China kami batalkan karena itu terlalu berisiko. Untuk Korsel juga sepertinya dibatalkan sambil menunggu kondisi terakhir seperti apa. Kami sedang mencari tempat penggantinya. Karena itu, kalau ada (pedoman), akan lebih mudah menentukan,” lanjut Alman.
PP Perpani berharap ada petunjuk jelas, misalnya negara-negara mana saja yang dilarang untuk uji coba. Mereka juga membutuhkan prosedur standar operasi (SOP) saat kunjungan uji coba ke luar negeri, khususnya ke negara-negara terdampak.
Sementara itu, dari cabang bulu tangkis, atlet-atlet nasional masih aktif mengikuti kejuaraan internasional. Dalam waktu dekat, mereka akan menjalani kejuaraan All England pada 11 Maret-15 Maret.
Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) Achmad Budiharto mengatakan, kementerian hanya memberikan arahan umum untuk menjauhi potensi wabah Covid-19. Karena itu, pihaknya mengurangi risiko dengan cara sendiri.
PBSI menghindari kompetisi di negara paling parah terdampak dan tidak mengikuti kejuaraan yang kurang memengaruhi poin ke Olimpiade, seperti Kejuaraan Swiss Terbuka pada akhir Maret 2020.
Menurut Achmad, akan sangat baik jika ada arahan khusus dari Kemenpora terkait kunjungan kejuaraan ke luar negeri. Namun, arahan itu jangan sampai terlalu berlebihan agar tidak membuat kepanikan.
”Sampai sekarang tidak ada arahan khusus (dari Kemenpora). Pemerintah tentunya bertugas melindungi kita semua. Akan kita ikuti arahannya. Tetapi, jangan sampai menimbulkan ketakutan berlebihan,” tutur Achmad.
Kejuaraan lokal
Di lain sisi, penyelenggaraan ajang olahraga lokal juga menjadi perhatian penting. Terlebih setelah dua orang Indonesia dinyatakan positif Covid-19. Pengaturan SOP di ajang-ajang tersebut dibutuhkan untuk mengantisipasi berkumpulnya massa yang banyak dalam satu waktu.
Sebelumnya, PBSI sudah mengajukan surat kepada Kemenpora terkait arahan mengadakan turnamen Indonesia Terbuka 2020 yang akan berlangsung pada Juni mendatang. Ajang itu akan mengumpulkan atlet dari sejumlah negara dengan potensi kehadiran ribuan penonton.
Achmad menjelaskan, arahan untuk mengadakan turnamen dibutuhkan secepatnya. Meskipun turnamen akan berlangsung tiga bulan lagi, persiapannya sudah dilakukan mulai sekarang.
”Kami tentunya mengutamakan keselamatan masyarakat Indonesia. Makanya kami minta arahan kepada pemerintah. Kita butuh kepastian juga perkembangan terakhir ini seperti apa, bagaimana SOP yang harus kita ikuti,” ucap Achmad.
Di negara-negara terdampak lain, kompetisi olahraga mulai dilarang. Di Italia, misalnya, kompetisi sepak bola Serie A ditunda berkali-kali sejak pekan lalu.
Pengamat olahraga Djoko Pekik Irianto mengucapkan, Kemenpora perlu membuat pedoman khusus bagi penyelenggaraan ajang olahraga nasional. Sebab, Covid-19 merupakan kasus baru. Antisipasi hal itu tidak terdapat dalam standar penyelenggaraan kompetisi cabang masing-masing.
”Ini, kan, hal baru, ya. Jadi standarnya untuk mencegah belum sampai ke tataran teknis. Pedoman manajemennya juga belum ada. Karena itu, penting ada SOP yang mengatur ini. Keselamatan harus menjadi yang utama,” ujarnya.
Menurut Djoko, Covid-19 adalah permasalahan nasional. Arahan teknis dari Kemenpora tidak cukup. Instruksi dari Presiden dibutuhkan agar dampaknya lebih kuat terhadap cabang.
Sebelumnya, pada Februari, Kemenpora merekomendasikan penundaan kualifikasi Piala Asia Basket 2021 di Jakarta. Namun, rekomendasi itu diabaikan oleh Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PP Perbasi) dan Federasi Bola Basket Internasional (FIBA).
Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto menjelaskan, sudah banyak cabang yang meminta arahan terkait Covid-19. Kemenpora sedang mengupayakan hadirnya SOP dalam waktu dekat. Mereka sudah berkomunikasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
”Kewenangannya, kan, ada di Kemenkes. Kami sudah minta. Kemungkinan beberapa hari lagi baru ada balasan. Nanti langsung akan kami kumpulkan cabang-cabang untuk menyampaikan hasilnya,” ucapnya.