Laga kedua semifinal Piala Italia antara Juventus dan AC Milan tetap digelar di tengah wabah virus korona di Italia. Kedua tim juga sedang bergulat dengan masalahnya masing-masing.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
TURIN, SELASA — Kegelisahan, ketidakpastian, dan amarah menyelimuti persiapan laga kedua semifinal Piala Italia antara Juventus dan AC Milan yang berlangsung di Stadion Allianz Turin, Kamis (5/3/2020) pukul 02.45 WIB. Duel klasik dua tim elite Italia ini pun lebih banyak menimbulkan pertanyaan tentang apa yang terjadi di balik laga, bukan lagi tentang siapa yang akan melaju ke final.
Jika menimbang kekuatan kedua tim, Juventus sebagai tuan rumah punya keuntungan lebih banyak. ”Si Nyonya Besar” cukup membutuhkan hasil imbang 0-0 untuk melaju ke babak final karena laga pertama berakhir imbang, 1-1. Juventus sudah unggul satu gol tandang dari laga pertama di Stadion San Siro, Milan.
Target tersebut tidaklah sulit bagi Juventus, sebagai tim yang sudah menjuarai Liga Italia dalam delapan musim terakhir. Apalagi, Milan tidak akan diperkuat sang bintang, Zlatan Ibrahimovic, yang terkena hukuman akumulasi kartu kuning. Milan otomatis kehilangan sosok yang bisa menjadi pemimpin bagi pemain lain di lapangan.
Milan juga kehilangan dua pemain penting lainnya, yaitu Theo Hernandez dan Samu Castillejo, yang terbelit masalah kartu. Hernandez terkena kartu merah pada laga pertama lawan Juventus. Padahal, Hernandez selama ini berperan penting dalam membangun serangan Milan.
Laga ini memaksa Pelatih Milan Stefano Pioli berpikir keras dalam menyusun strategi dengan menggunakan pemain yang ada. Selama ini Milan masih tertatih-tatih menjalani musim ini meski sudah diperkuat semua pemain kuncinya. Laga kontra Juventus ini merupakan laga yang sangat tidak ideal bagi mereka.
Namun, di balik peta kekuatan tim, pelaksanaan laga itu sendiri menjadi pertanyaan besar bagi warga Italia maupun klub-klub lain. Laga ini akan digelar di tengah keresahan warga Italia yang sedang berjuang melawan wabah virus korona.
Beberapa laga Liga Italia, termasuk laga Juventus menghadapi Inter Milan yang seharusnya digelar di Turin akhir pekan lalu, terpaksa ditunda untuk mencegah meluasnya virus tersebut. Anehnya, laga Piala Italia antara Juventus dan Milan tetap bisa digelar di tempat yang sama.
Awalnya, Juventus dalam laman resminya mengumumkan bahwa laga tersebut bisa dihadiri penonton, kecuali penonton yang berasal dari daerah-daerah yang terkena wabah virus korona. Kawasan Lombardy di utara, yang mencakup kota Milan, merupakan salah satu daerah yang dimaksud. Artinya, para pendukung Milan tidak boleh hadir. Pada perkembangan selanjutnya, seperti yang diberitakan La Stampa, laga tersebut akan digelar tanpa penonton.
Beberapa klub mendesak Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) mengutamakan keselamatan dan menjunjung keadilan. Keputusan untuk menggelar kembali laga-laga tunda, terutama laga Liga Italia antara Juventus dan Inter pada 9 Maret, dipersoalkan.
”Akan lebih adil apabila laga Juventus-Inter itu digelar pada Rabu pekan ini, sedangkan dua laga semifinal Piala Italia ditunda hingga Mei mendatang,” kata juru bicara Napoli, Nicola Lombardo. Napoli juga akan menjalani laga kedua semifinal Piala Italia melawan Inter, Jumat (6/3/2020) dini hari WIB.
Inter juga keberatan jika laga melawan Juventus tetap digelar pada 9 Maret. Ketegangan terjadi ketika Presiden Inter Steven Zhang berang dan menyebut Presiden Serie A Paolo Dal Pino sebagai badut terjelek yang pernah ia lihat. FIGC, seperti dilansir Football-Italia, kemudian menginvestigasi ”serangan” Zhang tersebut.
Konflik tim
Ketika masalah penyelenggaraan laga di tengah wabah virus korona masih menjadi perdebatan hingga Selasa (3/3/2020) malam, kondisi Milan dan Juventus sendiri juga memancing rasa penasaran. Milan masih menghadapi konflik internal, sedangkan Juventus menunggu kepastian mengenai kondisi pemainnya.
Milan datang ke Turin sebagai tim yang sedang berantakan dari sisi manajemen. Masalah timbul setelah dua direktur AC Milan, Zvonimir Boban dan Paolo Maldini, bersitegang dengan CEO Milan Ivan Gazidis. Boban marah karena Gazidis membuat keputusan sendiri dalam menunjuk calon pelatih baru, Ralf Rangnick.
”Sangat tidak menghormati dan tidak elegan. Ini bukan budaya (klub) Milan,” kata Boban, seperti dikutip Gazzetta dello Sport.
Pada Selasa dikabarkan, Boban akan hengkang. Jika Boban pergi, Maldini juga bisa mengikutinya. Sementara itu, Tuttosport menyebut Pioli kemungkinan juga akan mundur setelah laga kontra Juventus.
Adapun pertanyaan besar di kubu Juventus adalah mengenai Cristiano Ronaldo yang harus kembali ke Portugal karena ibunya terkena stroke. Dolores Aveiro, ibu Ronaldo, dikabarkan mendapat serangan stroke pada Selasa pagi.
Sejumlah media Portugal, seperti dikutip AS, memberitakan, Aveiro dilarikan ke Rumah Sakit Doctor Nelio di Mendonça de Funchal, Portugal, dan segera menjalani operasi. Perempuan berusia 65 tahun itu berada dalam kondisi stabil.
Hingga Selasa malam belum ada kepastian apakah Ronaldo bisa tampil melawan Milan. Andaikan bisa kembali ke Turin dan tampil pada laga ini, sulit memastikan Ronaldo bisa tetap fokus.