Dalam hitungan jam, serangan virus Korona mampu mengubah rencana yang telah sekuat tenaga diusahakan sesuai jadwal. Covid-19 tidak pandang bulu, ajang olahraga dunia pun satu per satu ditunda dan dibatalkan.
Oleh
Agung Setyahadi
·7 menit baca
Optimisme penyelenggara balap MotoGP untuk tetap menggelar seri Qatar di Sirkuit Losail pada 8 Maret, tak bertahan lama. Usaha mencari solusi dengan izin perjalanan terbatas untuk anggota tim dan pebalap MotoGP tak membuahkan hasil. Bahkan, untuk menyiasati akan diberlakukannya larangan masuk Qatar bagi penumpang pesawat dari sejumlah negara, muncul imbauan agar tim MotoGP berangkat lebih awal ke Qatar, Minggu (1/3/2020) atau Senin dini hari WIB.
Namun, belum sempat imbauan itu dijalankan, beberapa jam kemudian Qatar mengeluarkan larangan perjalanan bagi penumpang dengan penerbangan langsung dari Italia, maupun mereka yang dalam dua pekan terakhir berada di Italia. Di negara asal pebalap Valentino Rossi itu, telah ada 1.694 kasus positif Covid-19 dengan 34 meninggal. Keputusan Qatar yang sangat cepat itu juga dipicu oleh ditemukannya kasus positif Covid-19 di negara itu, Sabtu.
Larangan masuk Qatar bagi penumpang dari Italia, dan dari negara lain yang dua pekan terakhir berada di Italia itu, langsung mematikan persaingan MotoGP. Italia adalah negara kunci MotoGP dengan enam pebalap di kelas elite itu, yaitu Valentino Rossi (Monster Energy Yamaha), Franco Morbidelli (Petronas Yamaha), Andrea Dovizioso dan Danilo Petrucci (Ducati), Francesco Bagnaia (Pramac Ducati), dan Andrea Iannone (Aprilia). Iannone memang belum pasti membalap di seri pertama, karena masih menjalani proses banding kasus doping.
”FIM, IRTA, dan Dorna, dengan menyesal mengumumkan pembatalan seluruh sesi kelas MotoGP di Grand Prix Qatar, termasuk balapan,” tulis pernyataan resmi MotoGP.
Sesi MotoGP rencananya bergulir sejak 5 Maret untuk konferensi pers, kemudian dua hari latihan dan kualifikasi pada 6-7 Maret. Balapan dijadwalkan 8 Maret, satu paket dengan Moto 2 dan Moto 3 yang masih bisa berlangsung sesuai jadwal. Para pebalap dan tim Moto 2 dan Moto 3 telah berada di Qatar untuk tes pramusim, 28 Februari-1 Maret.
”Persebaran virus korona telah menyebabkan Qatar memberlakukan larangan perjalanan yang berlaku para penumpang dari Italia, di antara negara-negara lain. Mulai hari ini (Senin dinihari WIB), semua penumpang yang tiba di Doha menggunakan penerbangan langsung dari Italia, atau yang berada di Italia dua pekan terakhir, akan menjalani karantina minimal 14 hari. Italia sangat jelas memegang peranan penting dan kejuaraan dan di kelas MotoGP–baik di trek maupun di luar trek–oleh karena itu keputusan telah diambil untuk membatalkan kompetisi kelas utama,” tulis pernyataan MotoGP.
Keputusan Qatar itu diikuti kebijakan pemerintah Thailand, Senin siang, yang menunda seri kedua MotoGP di Sirkuit Internasional Chang, Buriram, yang dijadwalkan 22 Maret. Ini juga perubahan cepat, karena tiga hari sebelumnya Bangkok menjamin MotoGP bisa berlangsung aman dengan prosedur pemeriksaan kesehatan yang ketat bagi penonton dan anggota tim.
”Penting bagi kami untuk menunda Grand Prix OR Thailand 2020 di Buriram yang dijadwalkan pada akhir Maret untuk jangka waktu tak terbatas, menyusul pernyataan bahwa Covid-19 adalah penyakit menular berbahaya yang dampaknya menyebar ke seluruh dunia. Ini mencerminkan keseriusan pemerintah mengatasi masalah ini. Perdana Menteri telah diberi tahu mengenai hal ini,” ujar Deputi PM dan Menteri Kesehatan Thailand Anutin Charnvirakul dikutip Bangkok Post, kemarin.
Sorotan
Situasi ini juga membuat nasib seri pertama Formula 1 di Melbourne, Australia, pada 15 Maret, dalam sorotan. Apalagi, bos tim Ferrari, Mattia Binnotto menegaskan, perlu jaminan kejelasan prosedur agar seluruh anggota timnya bisa masuk Melbourne. Ini masalah serius, karena jika Ferrari tidak ikut balapan, bisa jadi tim Alpha Tauri—sebelumnya bernama Toro Rosso—yang juga bermarkas di Italia, tidak bisa masuk Melbourne. Apalagi, Ferrari juga menjadi penyuplai mesin bagi Alfa Sauber dan Haas.
”Apa yang kami perlukan sederhana, yakni jaminan sebelum berangkat. Jika ada pemeriksaan medis, kami perlu tahu persis tentang itu. Kami perlu memahami konsekuensinya jika ada masalah,” kata Binotto kepada Motorsport.
”Saya katakan ini tidak hanya dua (tim), karena kami memberi mendampingi Haas dan Alfa Sauber, jadi paling tidak ada empat tim, plus Pirelli (pemasok ban F1 yang bermarkas di Italia),” ujar Binotto.
”Jadi, bagaimana situasinya jika empat tim tidak bisa balapan, apakah balapan berlangsung atau tidak? Itu bukan keputusan saya,” ujarnya.
Situasi semakin pelik akibat virus Korona ini terjadi pada pengiriman logistik tim. Pengiriman perlengkapan balapan ke lokasi seri pertama Formula 1 dilakukan mulai pekan ini. Jika tidak ada kepastian perizinan masuk ke Melbourne bagi tim peserta dari negara berisiko tinggi, seperti Italia, maka akan jadi kendala besar.
Sebagian besar perlengkapan tim MotoGP bahkan sudah ada di Losail, Qatar, karena dipakai untuk tes pramusim kedua pada 19-21 Februari. Seusai balapan seri Qatar, perlengkapan itu rencananya akan dikirim ke Thailand. Namun, kedua seri itu telah dibatalkan. Artinya, pengiriman logistik akan berubah ke Amerika Serikat tempat penyelenggaraan seri ketiga, pada 6 April.
Bagi tim yang bermarkas di Italia, seperti Ducati dan Aprilia, untuk mengeluarkan perlengkapan mereka dari Qatar akan menjadi masalah besar. Anggota tim mereka tidak bisa masuk Qatar untuk mengepak dan mengirim perlengkapan ke markas tim, maupun lokasi balapan selanjutnya. Dengan persebaran Covid-19 yang sangat cepat, seri ketiga di Austin, AS, juga belum tentu berlangsung. Apalagi, hingga Senin siang, di AS ada 86 kasus positif Covid-19 dengan dua korban meninggal dunia.
Situasi ini membuat sejumlah pebalap dan tim kecewa, terutama mereka yang menjalani tes pramusim dengan hasil bagus. ”Saya telah menantikan balapan pertama sejak balapan terakhir tahun lalu selesai. Sangat sedih dan kecewa setelah kerja yang bagus itu tetapi inilah yang terjadi. Kita lihat saja kapan balapan pertama kami berlangsung. Berharap yang terbaik bagi teman-reman di Moto2 dan Moto3 jika mereka bisa membalap pada Minggu,” tulis pebalap Petronas Yamaha SRT Fabio Quartararo di akun Twitter @FabioQ20.
Manajer tim Suzuki Ecstar Davide Brivio juga kecewa dengan penundaan ini, karena dua pebalapnya, Alex Rins dan Joan Mir, dalam performa yang menanjak saat tes pramusim. Selain itu, motor baru GSX-RR performanya jauh lebih baik daripada musim lalu.
”Sangat disayangkan balapan pertama musim ini dibatalkan, karena kami sangat siap untuk mulai, demikian juga para penggemar MotoGP. Beberapa anggota tim kami masih berada di Qatar setelah tes pramusim karena kami menyadari betapa seriusnya situasi darurat ini. Saat ini, yang terpenting adalah keselamatan semua orang, dan kita harus menghormati keputusan yang diambil oleh pemerintah setempat dan manajemen MotoGP,” ujarnya dikutip GPOne.
Pembatalan
Apa yang terjadi pada MotoGP dan Formula 1 merupakan lanjutan dari pembatasan banyak agenda olahraga sejak awal pertengahan Januari. Pertandingan sepak bola paling banyak terdampak, juga atletik, angkat besi, tinju, tenis, senam, basket, dan bola voli. Sebagian agenda itu adalah ajang kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020. Pesta olahraga terbesar dunia itu akan berlangsung 24 Juli-9 Agustus di Tokyo dan Saporo.
Olimpiade 2020 juga dikhawatirkan harus memilih skenario terburuk, batal, jika virus Korona tak terkendali hingga Mei. Di Jepang, hingga kemarin, ada 256 kasus positif Covid-19 dengan enam meninggal dunia dan 32 pulih. Usaha keras Jepang membatasi persebaran virus Korona, termasuk meliburkan sekolah mulai Senin kemarin hingga akhir April. Siswa sekolah dasar, menengah, dan atas, diharapkan tetap berada di rumah untuk mencegah persebaran virus meluas. Sejauh ini, Jepang tetap berkomitmen menggelar Olimpiade dan Paralimpiade sesuai jadwal.
Virus Korona yang pertama kali dilaporkan oleh China ke Badan Kesehatan Dunia pada 31 Desember 2019, dengan episenter di Wuhan, telah menyandera berbagai aspek kehidupan global. Covid-19 telah merebak ke 67 negara di luar China, dengan total kasus positif 89.060, dan korban meninggal 3.048 jiwa.
Indonesia juga mengonfirmasi positif dua kasus Covid-19, Senin. Jika ditemukan lebih banyak kasus, hal itu bisa memengaruhi agenda olahraga nasional dengan penonton besar, seperti sepak bola. Hingga saat ini, belum ada keputusan apakah agenda olahraga di Tanah Air akan ditunda atau berlangsung tanpa penonton, seperti di Korea Selatan, Jepang, dan Italia. Prosedur pencegahan persebaran virus perlu menjadi prioritas pemerintah, termasuk di ajang olahraga.