Target paling realistis bagi Indonesia adalah bertahan pada Grup I Zona Asia/Oseania kejuaraan tenis beregu putri Piala Fed. Indonesia hanya diperkuat tiga petenis yang akan menghadapi lawan lebih berpengalaman.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
Jakarta, Kompas-Dengan hanya diperkuat tiga pemain, bertahan pada Grup I Zona Asia/Oseania kejuaraan tenis beregu putri Piala Fed menjadi target paling realistis, sekaligus sulit, bagi Indonesia. Untuk mewujudkannya, trio petenis Aldila Sutjiadi, Priska Madelyn Nugroho, dan Jannice Tjen dihadapkan pada persaingan dengan petenis lebih berpengalaman, di antaranya dengan peringkat 50 besar dunia.
“Seperti David melawan Goliath,” ujar kapten Tim Indonesia Deddy Tedjamukti yang telah berada di Dubai, Uni Emirat Arab, sejak Minggu (1/3/2020) pagi. Deddy mengatakan itu untuk menggambarkan timpangnya kekuatan Indonesia dengan China, Taiwan, India, Korea Selatan, dan Uzbekistan yang akan menjadi lawan Indonesia.
Persaingan keenam tim akan berlangsung di Stadion Tenis Dubai Duty Free, Dubai, 3-7 Maret, dengan format round robin. Dua peringkat teratas berhak tampil pada babak playoff, 17-18 April, untuk mengikuti kualifikasi putaran final Piala Fed 2021. Adapun dua peringkat terbawah harus turun ke Grup II.
Sebelumnya, ajang ini diagendakan berlangsung di Dongguan, China, 4-8 Februari. Akan tetapi, mewabahnya virus corona yang pertama kali muncul di China, membuat Federasi Tenis Internasional (ITF) memindahkan ke Astana, Kazakhstan pada waktu yang sama. Terakhir, ITF memindahkan lagi ke Dubai menjadi 3-7 Maret.
Tahun ini menjadi upaya kedua Indonesia untuk bertahan pada Grup I setelah promosi dari Grup II pada 2018. Pada 2019, ketika persaingan Grup I digelar di Kazakhstan, nasib Indonesia harus ditentukan pada laga terakhir, melawan Thailand pada playoff degradasi. Pada pertandingan ini, tim pemenang bertahan di Grup I, sedangkan yang kalah turun ke Grup II. Kemenangan Aldila pada tunggal dan ganda (bersama Jessy Rompies), dari tiga pertandingan, membuat Indonesia bertahan.
Dari empat pertandingan pada penyisihan grup dan playoff saat itu, Aldila dan kawan-kawan dua kali menang dan dua kali kalah. Adapun empat tim urutan teratas ditempati oleh Kazakhstan, China, Korea Selatan, dan India.
Perjalanan kali ini akan lebih berat karena Indonesia tak diperkuat ganda putri terbaik, Jessy/Beatrice Gumulya, yang memiliki agenda bermain dalam turnamen ITF dan WTA. Mereka mengumpulkan poin demi mewujudkan target lolos ke ajang Grand Slam.
Tanpa Jessy/Beatrice, Indonesia pun mengandalkan Aldila, yang berperingkat ke-371 WTA, didampingi dua remaja yang baru kali ini masuk tim Piala Fed : Priska Madelyn Nugroho (16 tahun) dan Jannice Tjen (17).
Adapun tim lawan, terutama China, diperkuat tiga petenis berpengalaman dengan peringkat 50 besar dunia, yaitu Wang Qiang (peringkat ke-28), Zhang Shuai (31), dan Zheng Saisai (37). Mereka memiliki reputasi baik di ajang Grand Slam, seperti Zhang yang mencapai perempat final Wimbledon 2019 dan Wang (perempat final AS Terbuka 2019).
Taiwan, juga, memiliki Hsieh Su Wei, yang pernah menjuarai Grand Slam untuk nomor ganda putri. Dengan kondisi ini, tantangan yang dihadapi Indonesia pun lebih berat dibandingkan 2019. “Dengan materi dan persaingan seperti ini, kami akan mencoba untuk bertahan,” ujar Deddy.
Menyadari persaingan berat yang akan dihadapi, Priska tak memasang target tinggi. “Saya belum mengenal (bertanding) dengan pemain-pemain lain. Persaingannya pasti ketat, tetapi saya siap memberikan yang terbaik,” ujar juara ganda putri yunior (bersama Alexandra Eala/Filipina) Australia Terbuka 2020 tersebut.