Tokyo Marathon 2020 tetap berlangsung meski hanya untuk atlet elite dan pelari kursi roda, Minggu (1/3/2020). Meskipun demikian, sejumlah pelari hobi memutuskan tetap datang ke Tokyo dengan berbagai alasan.
Oleh
AGUS HERMAWAN
·3 menit baca
Walaupun pihak penyelenggara membatalkan kepesertaan pelari rekreasional untuk pencegahan penyebaran virus korona, Tokyo Marathon 2020 tetap berlangsung untuk atlet elite dan pelari kursi roda, Minggu (1/3/2020). Meskipun demikian, sejumlah pelari hobi memutuskan untuk tetap datang ke Tokyo dengan berbagai alasan dengan tetap mewaspadai korona.
Menurut laporan Agus Hermawan, dari Tokyo, tahun ini, para pelari elite Jepang bertarung demi memperebutkan tiket Olimpiade Tokyo 2020. Selain mereka, tercatat 14 pelari elite dari luar negeri juga akan tetap berlari di Tokyo Marathon tahun ini.
Seperti diketahui, penyelenggara Tokyo Marathon 2020 memutuskan untuk membatalkan salah satu World Major Marathon yang sedianya akan diikuti 40.000 peserta itu untuk mencegah kerumunan massa yang berpotensi menyebarkan virus korona. Hanya pelari elite yang diperbolehkan tetap berlari.
Dalam surat elektroniknya kepada peserta, penyelenggara mengatakan telah mempersiapkan segalanya dengan baik, termasuk standar keamanan dan keselamatan peserta.
”Bagaimanapun dalam kasus Covid-19 yang dikonfirmasi sudah memasuki Tokyo, kami tidak bisa melanjutkan Tokyo Marathon dengan skala biasa yang kami lakukan,” demikian penyelenggara Tokmar pada 17 Februari lalu.
Hari-hari ini, suasana di Tokyo dan beberapa kota lain di Jepang berlangsung seperti biasa. Lalu lalang manusia juga relatif sama seperti sebelum virus korona merebak. Shinjuku dan Shibuya, misalnya, tetap dipadati oleh manusia.
Namun, warga umumnya menggunakan masker saat beraktivitas. Hanya sebagian kecil warga yang cuek, tidak menggunakan masker.
Walau aktivitas warga di kota-kota berlangsung seperti biasa dan tidak ada tanda kepanikan, sejumlah acara internasional ditunda atau dibatalkan. Sejumlah museum dan tempat wisata, termasuk Tokyo Disneyland, juga ditutup.
Di stasiun kereta api dan tempat-tempat umum, petugas melalui pengeras suara mengingatkan warga agar menggunakan masker dan sesering mungkin mencuci tangan dengan sabun. Sejumlah hotel, restoran, tempat pelayanan umum juga selalu menyediakan cairan disinfektan atau antiseptik dengan gratis.
Setelah pembatalan Tokyo Marathon 2020, pertanyaan besar berikutnya terkait penyebaran virus korona adalah berlangsung atau tidaknya Olimpiade 2020. Hal ini akan menjadi tantangan besar bagi Jepang, yang dijadwalkan menggelar Olimpiade 2020 mulai 24 Juli sampai 9 Agustus 2020.
Tekad Jepang mencuatkan optimisme. ”Negeri Matahari Terbit”, yang akrab dengan bencana, telah menyebut kegiatan ini sebagai ”Olimpiade pemulihan”. Mereka ingin mengusir fobia bencana dan mengembalikan kepercayaan dunia kepada Fukushima, salah satu arena Olimpiade 2020 di luar Tokyo, mengingat kota ini pernah diguncang bencana alam dan nuklir. Demi semangat ”Olimpiade pemulihan”, Fukushima sengaja ditunjuk sebagai titik nol pawai obor Olimpiade.
Lewat Olimpiade 2020, Pemerintah Jepang berniat ingin menunjukkan negara mereka aman untuk tamu dunia, ya atlet, ya pelatih, ya turis. Terlebih, tiket acara pembukaan dan sejumlah nomor pertandingan Olimpiade 2020 terjual sejak Juli 2019. Publik dunia sepatutnya mendukung dengan memercayai Jepang menyiapkan standar pencegahan penyebaran virus korona.
Tetap datang
Hari Minggu ini, meski Tokyo Marathon 2020 dibatalkan, sejumlah pelari dari luar Jepang, termasuk dari Indonesia, tetap hadir di Tokyo dengan berbagai alasan. Selain yakin dengan keamanan di Jepang, mereka ingin menyaksikan para pelari elite berlomba.
”Sayang juga tiket dan hotel sudah telanjur dibeli,” kata Sandra, salah seorang pelari saat ditemui di Gotemba, di luar Tokyo.
Para pelari yang batal bertanding di Tokyo Marathon bahkan tetap berlari meski tidak bertanding. Mereka berlatih lari di sekeliling Imperial Palace, Chiyoda, maupun Taman Yoyogi. Sebagian pehobi lari lainnya memilih berwisata di Tokyo dan sekitarnya bahkan mengunjungi kota lain seperti Osaka.