Ganda campuran Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja harus menyiapkan fisik dan menjaga motivasi untuk berlaga dalam lima pekan beruntun. Mereka harus mengikuti lima turnamen itu untuk lolos ke Olimpiade Tokyo 2020.
Oleh
Yulia Sapthiani
·3 menit baca
Ketika sektor ganda putra makin selektif memilih turnamen sebelum Olimpiade Tokyo 2020, ganda campuran Indonesia, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, justru harus bersiap mengikuti lima turnamen dalam lima pekan beruntun. Tak hanya fisik dan motivasi, suasana hati pun harus dijaga demi mencapai target.
Hafiz/Gloria punya tugas setidaknya mempertahankan peringkat kedelapan dunia, posisi yang mereka tempati saat ini, untuk lolos ke Tokyo 2020. Hal itu bisa dicapai dengan mengikuti lima turnamen sebelum kualifikasi Olimpiade berakhir pada 26 April. Hafiz/Gloria harus mencapai minimal perempat final pada setiap kejuaraan.
Dua turnamen pertama berlangung di Eropa, yaitu All England (11-15 Maret) dan Swiss Terbuka (17-22 Maret). Setelah itu, mereka akan mengikuti rangkaian kejuaraan di Asia, yaitu India Terbuka (24-29 Maret), Malaysia Terbuka (31 Maret-5 April), dan Singapura Terbuka (7-12 April). Jadwal itu berkurang setelah dibatalkannya Jerman Terbuka (3-8 Maret).
Peringkat kedelapan saat ini sebenarnya telah meloloskan Hafiz/Gloria ke Tokyo, mendampingi Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti di peringkat kelima dunia. Ganda campuran Indonesia memenuhi syarat Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) untuk meraih kuota maksimal, dua wakil dari nomor ganda karena menempatkan dua pasangan pada delapan besar dunia.
Namun, posisi mereka rawan digantikan pasangan lain di bawah mereka. Dua pasangan Malaysia pada peringkat ke-9 dan ke-10, Goh Soon Huat/Shevon Jemie Lai dan Tan Kian Meng/Lai Pei Jing, menjadi pesaing utama.
Apalagi, poin Hafiz/Gloria dengan kedua ganda Malaysia itu hanya berselisih masing-masing 1.249 dan 4.208 poin. Dari All England yang berkategori BWF Super 1000, poin tersebut bisa didapat hanya dengan melewati dua babak.
Seperti Indonesia, Malaysia harus menaikkan posisi salah satu pasangan agar memiliki dua wakil pada delapan besar. Wakil lainnya, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying, finalis Olimpiade Rio de Janeiro 2016, berada pada peringkat ketujuh.
Selain ganda Malaysia, Hafiz/Gloria juga harus waspada pada pasangan lain. Apalagi, All England akan menjadi incaran semua pemain untuk meraih hasil sebaik mungkin.
Maka, waktu kosong selama Februari digunakan Hafiz/Gloria untuk bersiap menuju turnamen panjang. Fisik disiapkan, tak hanya untuk bertanding melawan pasangan elite, juga untuk perjalanan dari satu negara ke negara lain.
”Untuk pertandingan, penyesuaian dilakukan dengan latihan yang lebih lama. Misalnya, latih tanding yang biasa dilakukan 30-45 menit dijalani hingga satu jam supaya daya tahan kami bagus,” kata Hafiz saat dijumpai seusai berlatih di pelatnas Cipayung, Kamis (27/2/2020).
Sementara, seperti pernah dikatakan Gloria, hal yang paling sulit untuk menjalani turnamen panjang adalah menjaga kondisi mental. Berdasarkan pengalaman, fokus mereka biasanya turun pada turnamen ketiga.
Hafiz/Gloria pernah mengikuti turnamen dalam lima pekan beruntun, Oktober-November 2019. Dimulai pada Denmark Terbuka, perjalanan mereka berlanjut ke Perancis, Makau, China, dan Hong Kong Terbuka. Setelah gagal pada babak kedua dalam dua turnamen awal, mereka memperbaikinya dengan mencapai semifinal di Hong Kong.
Hafiz pun bercerita pengalamannya menjalani rangkaian turnamen tersebut. ”Ada fase naik turun dalam setiap turnamen. Saat main bagus, rasa lelah tidak jadi masalah. Yang paling sulit dihadapi adalah ketika main jelek, misalnya karena melakukan banyak kesalahan. Itu biasanya berpengaruh ke mental,” katanya.
Maka, untuk menjaga suasana hati selama lima pekan, Hafiz/Gloria menyiasatinya melalui berkomunikasi dengan terbuka di luar pertandingan. ”Obrolannya tidak melulu soal pertandingan, bisa juga bahas yang lain atau bercanda supaya tidak terlalu tegang. Selain itu, apa pun hasilnya dalam setiap pertandingan, harus dilupakan. Balik lagi ke nol untuk pertandingan berikutnya. Begitu terus selama lima pekan,” kata Hafiz.
Pelatih juga memiliki peran penting dalam menjaga suasana hati pemain. Pelatih ganda campuran Richard Mainaky melakukannya dengan cara mengajak atlet jalan-jalan atau makan bersama di sela-sela turnamen. ”Itu perlu untuk mengurangi ketegangan dan rasa bosan,” kata Richard.