Kekalahan telak dari Watford membuat Liverpool kehilangan kesempatan meraih ”invincibles” atau tidak terkalahkan dalam satu musim. Namun, Liverpool masih kokoh di puncak klasemen sementara Liga Inggris.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
WATFORD, MINGGU — Rekor tak terkalahkan selama 423 hari di Liga Inggris membuat Liverpool seperti berada di langit yang tak tersentuh. Namun, skuad ”Si Merah” harus kembali menapak daratan setelah ”ditampar” oleh semangat pemain Watford yang sedang berjuang lolos dari zona degradasi.
Tim asuhan Juergen Klopp begitu tangguh musim ini. Mereka datang dengan rekor kemenangan 18 kali beruntun dan status pemuncak klasemen dengan jarak 22 poin dari peringkat kedua.
Status indah Si Merah rusak saat bertandang ke markas Watford, Stadion Vicarage Road, pada Minggu (1/3/2020) dini hari WIB. Mohamed Salah dan rekan-rekan takluk dengan kekalahan telak 0-3.
”Mereka melakukan apa yang diinginkan, sedangkan kami tidak. Beginilah sepak bola bekerja. Kamu harus bisa menerima hasil ini meskipun tidak mudah. Hasil membuktikan kami tidak cukup baik hari ini,” kata Klopp yang mengakui kekalahan timnya dari tim peringkat ke-17 itu.
Liverpool sebenarnya mampu menguasai pertandingan sejak awal laga. Namun, mereka selalu menemui kesulitan untuk mengubah penguasaan bola menjadi peluang. Solidnya pertahanan tim tuan rumah membuat trio Sadio Mane, Mohamed Salah, dan Roberto Firmino kurang tajam di sepertiga akhir lawan.
Statistik dari The Guardian menyebutkan, Si Merah mampu mendominasi dengan 69 persen penguasaan bola. Namun, mereka hanya mencatatkan tujuh tendangan dengan satu kali di antaranya mengarah ke gawang. Jumlah itu jauh dibandingkan Watford yang menghasilkan 14 tendangan lewat serangan balik efektif.
”Kami seperti tidak bisa menemukan posisi yang tepat untuk mengumpan ataupun melakukan penyelesaian akhir. Mereka begitu terorganisasi,” kata Klopp.
Hukuman dari Watford datang pada paruh kedua laga. Dalam 18 menit, tim tuan rumah mengubur Liverpool dengan dua gol dari Ismaela Sarr dan satu gol dari Troy Deeney. Skema serangan balik anak asuh Nigel Pearson, Manajer Watford, merusak sistem pertahanan lawan yang dikomandoi Virgil van Dijk.
”Kredit kepada Watford. Mereka bermain dengan sangat baik, bertarung dengan sangat disiplin. Kami harus lebih baik dalam bertahan. Kami terlalu panik,” kata Van Dijk, yang merupakan salah satu bek terbaik di dunia itu.
Watford tampil dengan semangat juang tinggi. Deeney dan rekan-rekan sedang berusaha melepas jerat jurang degradasi. Raihan tiga poin ini membuat mereka untuk sementara berada satu peringkat di atas zona degradasi.
Kiper Watford, Ben Foster, mengatakan, timnya lebih baik dibandingkan saat bertandang ke markas Liverpool, Stadion Anfield, pada Desember 2019. Saat itu, Watford takluk 0-2.
”Sepak bola tidak susah, kan? Kami melakukan tugas dengan baik dan mengambil kesempatan ketika itu datang. Saya pikir kami tim yang lebih baik. Tetapi masih banyak kerja yang harus dilakukan tim ke depan,” kata Foster kepada BBC.
Kekalahan ini juga membuat Liverpool kehilangan kesempatan meraih invincibles atau tidak terkalahkan dalam satu musim. Hanya satu tim yang pernah mendapatkan status invincibles, yaitu Arsenal pada musim 2003/2004.
Kendati demikian, Si Merah masih kokoh memuncaki klasemen Liga Inggris dengan 10 pertandingan tersisa. Mereka masih menjadi kandidat terkuat merengkuh gelar juara. (AFP/REUTERS)