Bagi warga Naples. Italia bagian selatan, Stadion San Paolo adalah milik Maradona. Namun, kehadiran Messi yang dijuluki titisan Maradona ke San Paolo gagal membawa kemenangan untuk Barcelona.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
NAPLES, RABU — Megabintang sekaligus kapten Barcelona, Lionel Messi, sekali lagi belum bisa menunjukkan diri sebagai pemain yang melebihi ”dewa sepak bola” Diego Armando Maradona. Bermain dalam laga pertama babak 16 besar Liga Champions di Stadion San Paolo, Naples, Rabu (26/2/2020) dini hari WIB, peraih enam kali Ballon d’Or itu gagal membawa timnya mencuri kemenangan dari tim tuan rumah Napoli.
Bagi publik kota Naples yang berada di Italia bagian selatan, Stadion San Paolo adalah istana milik Maradona. Selama bersinggasana di stadion itu, ”El Pibe de Oro” atau ”Si Bocah Emas” menyumbangkan dua gelar scudetto, satu gelar Piala Italia, dan satu gelar Piala UEFA atau Liga Europa. Capaian itu jelas belum ada yang bisa menyaingi.
Oleh karena itu, dengan predikat sebagai titisan Maradona, Messi mendapat sambutan hangat dari masyarakat Naples ketika tiba di kota itu. ”El Messiah” disambut di bandara hingga para pendukung Napoli bertepuk tangan ketika ”El Messiah” memasuki Stadion San Paolo sebelum laga Napoli melawan Barcelona dimulai.
Mantan rekan setim Maradona di Napoli, Alemao, mengatakan, Messi hanya bisa bermain luar biasa ketika berseragam Barcelona karena sistem di klub itu mendukung permainan sang bintang. Sementara ketika bermain bagi tim nasional Argentina, kata Alemao, Messi tidak memiliki jaringan pendukung sehingga gagal berprestasi.
”Messi seorang fenomena, tetapi Maradona berbeda karena sosoknya benar-benar genius. Kehadiran Maradona mampu menyelesaikan masalah,” ujar mantan gelandang bertahan ”I Partenopei” yang bernama lengkap Ricardo Reogerio de Brito.
Namun, sambutan hangat itu hanya hadir sebelum pertandingan. Bayang-bayang Maradona di Stadion San Paolo ternyata belum bisa ditaklukan Messi. Selama bermain 90 menit, Messi gagal sekalipun melakukan tendangan ke gawang yang dikawal oleh kiper asal Kolombia, David Ospina.
Dalam laga pertama babak perdelapan final Liga Champions itu, Napoli unggul lebih dulu melalui sepakan melengkung Dries Mertens pada menit ke-30. Diawali umpan dari gelandang Piotr Zielinski, penyerang berkebangsaan Belgia itu menempatkan bola di pojok kiri gawang yang membuat kiper Barcelona, Matc-Andre ter Stegen, mati langkah dan hanya terpaku melihat bola. Itu adalah gol ke-121 yang dipersembahkan Mertens selama berseragam Napoli. Raihan itu menyamakan jumlah gol terbanyak klub yang dipegang mantan gelandang Marek Hamsik.
Sepanjang pertandingan, Pelatih Napoli Gennar Gattuso menginstruksikan anak asuhannya untuk bermain rapat, terutama dari lini tengah dan lini belakang. Strategi itu efektif untuk menutup ruang Sergio Busquets untuk mengirimkan umpang-umpan matang bagi pemain depan Barca. Sementara itu, dua pemain Napoli selalu mengawal pergerakan Messi yang dominan bergerak di sisi tengah.
Meski begitu, melalui satu skema serangan yang memanfaatkan momen kelengahan bek Napoli, bek sayap Barca, Nelson Semedo, bisa berdiri bebas di sisi kiri pertahanan Napoli dan mengirimkan umpan kepada Antoine Griezmann yang berhasil menyamakan kedudukan bagi Barcelona. Gol dari bintang Perancis itu merupakan satu-satunya tendangan ke arah gawang yang dihasilkan anak asuhan Quique Setien pada laga itu.
”Kesalahan operan dan keputusan tidak tepat Messi yang beberapa kali mencoba untuk melewati lawan, padahal biasanya dia menghasilkan operan luar biasa untuk rekan setimnya. Penampilan yang tidak biasa,” tulis jurnalis UEFA, Graham Hunter, mengomentari penampilan Messi dalam laga itu.
Ruang sempit
Penampilan rapat yang diperagakan anak asuhan Gattuso, diakui pemain terbaik dalam laga itu, Busquets, merepotkan timnya. ”Kami harus menghadapi empat sampai enam pemain di zonapertahanan, sehingga sulit menemukan ruang. Alhasil, sulit bagi kami melakukan tusukan-tusukan ke dalam,” ujar gelandang tim nasional Spanyol itu, seperti dikutip laman resmi UEFA.
Secara umum, Setien cukup puas dengan pertandingan perdananya di Liga Champions. Ia mengatakan, anak asuhannya mengontrol pertandingan, tetapi Messi dan kolega kehilangan sentuhan ketika telah memasuki kotak penalti lawan.
”Napoli memainkan gaya permainan dengan baik, mereka bertahan dengan organisasi yang baik. Kami juga mampu menghentikan serangan balik mereka,” kata Setien.
Meski begitu, Setien harus menemukan solusi pada pertandingan kedua di Stadion Camp Nou, dua pekan mendatang. Pasalnya, Busquet harus absen akibat akumulasi kartu, kemudian Arturo Vidal juga tidak bisa bermain karena menerima kartu merah dalam laga pertama.
Sementara itu, Gattuso mengatakan, dirinya kecewa karena harus kecolongan satu gol karena satu kesalahan di lini pertahanan. Namun, ia memuji penampilan anak asuhannya yang menujukkan permainan kolektif sehingga mampu menyulitkan Barca.
”Impian kami adalah bermain lebih ke depan di Camp Nou nanti. Pasti akan sulit, tetapi kami akan berusaha untuk terus melaju (di Liga Champions),” kata mantan pemain AC Milan itu. (AFP)