Hari terakhir uji coba di Losail, Qatar, menjadi kesempatan pamungkas bagi semua tim MotoGP untuk menemukan masalah pada motor mereka. Mulai 5 Maret, menjelang seri perdana, mesin motor tidak boleh lagi diubah-ubah.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
LOSAIL, SENIN – Hari terakhir uji coba pramusim kedua MotoGP, Senin (24/2/2020), terkesan menegangkan. Hingga 30 menit awal sejak Sirkuit Losail, Qatar, dibuka untuk tes pada pukul 13.00 waktu setempat, tidak ada pebalap yang keluar dari garasi.
Apa yang terjadi di garasi tim Repsol Honda justru lebih menarik dibandingkan sirkuit yang sepi. Marc Marquez disiapkan memacu motor RC213V 2019 untuk mencari solusi dari masalah pada motor terbarunya versi 2020, terutama saat memasuki tikungan.
Marquez mengaku dirinya khawatir dengan hasil dua hari awal tes di Losail yang tidak membaik dibandingkan tes pramusim pertama di Sirkuit Sepang, Malaysia, pada 7-9 Februari. Dia juga terjatuh pada Minggu di tikungan 8 yang merupakan tikungan cepat ke kanan.
Setali tiga uang, pebalap LCR Honda Cal Cruthlow yang memacu RC213V 2020 juga terjatuh pada tikungan 2. Pebalap Inggris Raya itu pun merasa amatir di atas motor barunya itu, karena semua harus dilakukan serba lambat.
“Saya berpikir bisa lebih cepat. Tetapi, saat ini, cara saya mengendarai motor ini seperti seorang amatir. Anda harus melakukan semuanya dengan pelan-pelan. Anda tidak memaksa saat ini,” ujar Crutchlow dikutip GPOne.
Marquez melakukan pendekatan berbeda untuk menemukan solusi pada motor barunya, yaitu dengan mencoba motor 2019 milik rekan setim Crutchlow, Takaaki Nakagami. Informasi ini pertama kali diungkap oleh SpeedWeek. Marco Caregnato dari GPOne lantas mengelaborasi bahwa para teknisi tim Honda Racing mengecat hitam fairing motor Nakagami dengan cat semprot pada malam strategi itu diputuskan.
Dia juga menilai, langkah itu diambil untuk mencari sumber masalah apa saja yang berasal dari ban Michelin konstruksi baru dan motor 2020 itu. Masalah tebesar saat ini adalah pada front-end yang meliputi bagian depan motor itu mulai dari kemudi, peredam kejut, roda, dan rem.
Semua masalah itu harus diketahui sumbernya pada tes hari terahir ini karena saat memasuki musim baru, diawali dengan sesi latihan seri pertama pada 5 Maret, semua mesin tidak boleh lagi berubah. Pengembangan mesin pun tidak diizinkan, sehingga perbaikan membutuhkan gerak cepat dan jitu. Seri pertama musim ini akan berlangsung di Losail pada 8 Maret.
Itulah mengapa Marquez dan Tim Repsol Honda mengambil langkah drastis dengan menjajal motor lama, yaitu 2019. Mereka perlu menjaga keunggulan dari tim-tim lainnya yang terlihat sangat kompetitif dengan motor baru mereka. Suzuki dan Yamaha paling meyakinkan dengan pace yang konsisten sejak dari Sepang.
Maverick Vinales (Monster Energy Yamaha) dan Alex Rins (Suzuki Ecstar) adalah dua pebalap paling dominan dengan pace yang konsisten di rentang 1 menit 54 detik dalam dua hari tes di Losail. Adapun catatan waktu Marquez rata-rata hanya 1 menit 56 detik.
“Kami memiliki beberapa masalah yang kami coba analisa asalnya. Semua pebalap Honda, khususnya dengan motor baru, sangat kesulitan di titik yang sama,” ujar Marquez dikutip Motorsport.
Jika Marquez dan timnya tidak segera menemukan solusi pada masalah di motor barunya, target menjuarai musim 2020 ini akan sulit dicapai. David Emmett dari Motomatters memberi gambaran bagaimana Marquez memenangi sejumlah seri pada 2019 dengan selisih waktu yang sangat tipis. “Pada 2019, Marquez menangi tiga balapan dengan (keunggulan) kurang dari satu detik lalu tiga balapan dengan selisih kurang dari dua detik,” tukasnya.
Lebih ketat
Kemenangan dengan selisih waktu sangat tipis memang menjadi karakter dari MotoGP. Dan, seandainya Marquez kalah pada tiga seri di mana dia unggul kurang dari satu detik, bisa saja dia masih juara dunia musim lalu. Namun, dengan perkembangan signifikan yang ditunjukan oleh tim-tim pabrikan lain, persaingan musim ini akan menjadi lebih ketat.
dengan perkembangan signifikan yang ditunjukan oleh tim-tim pabrikan lain, persaingan musim ini akan menjadi lebih ketat.
Atmosfer persaingan itu sudah terbaca sejak di Sepang, salah satunya dipengaruhi oleh ban baru Michelin yang membuat mesin empat silinder segaris yang digunakan Yamaha dan Suzuki menjadi lebih cepat di tikungan. Ini melengkapi pengembangan kedua tim itu yang memperbaiki akselerasi dan kecepatan puncak untuk menyaingi keunggulan mesin V4-90 derajat yang digunakan oleh Ducati dan Honda.
Meskipun demikian, pebalap Ducati Andrea Dovizioso menilai, Marquez tetap bisa kompetitif pada saat balapan terlepas dari masalah yang dihadapinya saat ini. “Marc mendominasi musim lalu. Meskipun dalam situasi lebih buruk, dia tetap akan di sana (kompetitif). Akan sekuat apa dirinya, sulit dikatakan. Dari luar, Anda sulit memahami hal tertentu. Mereka jelas kesulitan dengan ban Michelin baru, tetapi kami juga,” ujar pebalap Italia itu.
Keyakinan Dovizioso itu langsung dijawab oleh Marquez dengan menempati posisi empat pebalap tercepat pada lap ketiga tes, kemarin. Dia mencoba motor 2019 dan 2020 dalam tes hari terakhir itu. Para pebalap lain juga langsung melakukan time attack di awal sesi hingga posisi puncak silih berganti dari Fabio Quartararo (Petronas Yamaha SRT), kemudian digusur oleh Vinales.
Rins dan Franco Morbidelli (Petronas Yamaha SRT) kemudian mengungguli Vinales. Marquez turun ke posisi delapan dengan selisih 1,000 detik dari Mobidelli dengan 1 menit 54,157 detik hingga pukul 21.00 WIB. Adapun posisi ketujuh ditempati pebalap senior Yamaha, Valentino Rossi.
Pebalap berusia 41 tahun itu menegaskan, dirinya masih membutuhkan setingan yang tepat untuk bisa memenangi balapan. Saat ini, dia mengaku masih perlu sekitar 0,2 hingga 0,3 detik lebih cepat untuk bisa naik di podium tertinggi. Saat ini kecepatan puncak Rossi masih tertinggal sekitar 10 km/jam dari Ducati.
“Sepertinya kami memperbaiki (kecepatan puncak). Tetapi, selisihnya masih tetap cukup besar,” ujarnya.