Penampilan Real Madrid kembali menurun saat menghadapi Levante. Akibatnya, Real membiarkan Barcelona menguasai puncak klasemen Liga Spanyol.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
VALENCIA, MINGGU — Kekalahan Real Madrid dari Levante, 0-1, di Stadion Ciudad de Valencia, Minggu (23/2/2020) dini hari WIB, menambah rentetan musibah yang diderita ”El Real” selama Februari. Pada laga itu, mereka kehilangan posisi di puncak klasemen Liga Spanyol dan salah satu gelandang serang terbaiknya, Eden Hazard.
Laga kontra Levante merupakan laga waijb menang bagi Real untuk tetap berada di puncak klasemen. Mereka mampu menguasai permainan dan melepaskan total 19 tembakan. Namun, Real tidak memiliki penyelesaian akhir yang bagus.
Striker utama Real, Karim Benzema, belum bisa mencetak gol lagi sejak melawan Atletico Madrid, akhir Januari. Dua peluang gol terbaik didapatkan Benzema, tetapi gagal diselesaikan dengan sempurna.
Hazard juga sempat berhadapan dengan kiper Levante, Aitor Fernandez, tetapi tendangannya terlalu lemah. Pemain Belgia yang dibeli Real seharga 100 juta euro atau Rp 1,5 triliun itu sekali lagi gagal menjawab ekspektasi klub.
Sejak mengalami cedera pergelangan kaki kanan dan absen selama tiga bulan, Hazard telah tampil pada dua laga terakhir. Namun, Pelatih Real Madrid Zinedine Zidane terpaksa menarik Hazard keluar pada menit ke-67 karena mengalami rasa sakit pada bagian yang sama.
”Saya rasa benturan terjadi pada titik yang sama dengan cedera sebelumnya dan ini tampaknya buruk,” kata Zidane.
Tim medis Real kemudian mengabarkan, tulang pergelangan kaki kanan Hazard retak. Hazard pun bisa absen hingga akhir musim.
Kehilangan Hazard berarti kehilangan kekuatan untuk menyerang. Zidane tidak memiliki ”kemewahan” seperti Barcelona yang punya Lionel Messi, Borussia Dortmund dengan Erling Haaland, atau Bayern Muenchen dengan Robert Lewandowski. Real kesulitan mengembalikan kegarangan lini serang sejak Cristiano Ronaldo pindah ke Juventus pada 2018.
Levante yang hanya menguasai bola sebanyak 37,4 persen dan melepas total delapan tembakan justru bisa mendapat satu gol berkat tendangan Jose Luis Morales pada menit ke-78. ”Saya menendang bola itu dengan sepenuh hati,” kata Morales.
Gol itu membawa kemenangan kandang atas Real yang sudah sembilan tahun dinanti Levante. Kemenangan terakhir atas Real di Ciudad de Valencia terjadi pada September 2011.
Kemunduran
Sebelum Februari, Real sebetulnya sudah menemukan performa terbaik mereka di tangan Zidane. Dalam 15 laga sebelumnya di Liga Spanyol, Real tak terkalahkan. Namun, kekalahan dari Levante memperlihatkan kemunduran Real seperti yang mereka alami pada Oktober 2019.
Memasuki Februari, musibah datang silih berganti. Musibah bermula ketika Real kalah dari Real Sociedad dan tersingkir dari Copa del Rey di perempat final. Pertanda menurunnya penampilan Real tampak ketika mereka ditahan 2-2 oleh Celta Vigo di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid.
Dengan kekalahan dari Levante, Real terbukti tidak memiliki lini serang yang garang sekaligus lini pertahanan yang kokoh. Situasi ini hanya membuat pemain merasa frustrasi dan berusaha mencari kesalahan orang lain.
Bek sekaligus kapten Real, Sergio Ramos, misalnya, sampai jengkel kepada wasit karena tidak memberikan tendangan penalti setelah ia menilai bola mengenai lengan gelandang Levante, Jose Campana. Ramos, yang mendapat kartu kuning ketika laga baru berjalan 10 menit tidak bisa menahan emosi.
”Saya bertanya kepada wasit apakah dia memiliki masalah pribadi dengan saya. Jika ada, segera katakan saja agar bisa segera diselesaikan,” katanya seperti dikutip Marca.
Satu hal yang pasti, masalah itu ada dalam diri Real sendiri. Kekalahan dari Levante membuat Real membuka jalan bagi Barcelona memimpin klasemen dengan 55 poin, unggul dua poin di atas Real. Pada hari yang sama, Barcelona menang atas Eibar, 5-0.
Barcelona yang beberapa pekan terakhir terlihat limbung karena sedang beradaptasi dengan gaya permainan pelatih baru, Quique Setien, dan konflik internal, justru bisa bangkit dan berlari kencang.
”Kami telah menantikan momen seperti ini ketika semua berjalan lancar dan kami bermain dengan benar,” kata Setien.
Bagi Zidane, ini adalah momen yang tidak ia harapkan. Dalam persaingan antara Barcelona dan Real di puncak klasemen La Liga saat ini, beban yang lebih berat ada di pundak Zidane. Pada laga berikutnya, Real harus menghadapi Manchester City pada laga pertama babak 16 besar Liga Champions.
Selanjutnya, pada awal Maret atau Senin (2/3/2020) dini hari WIB, Real akan menjamu Barcelona pada laga el clasico. Melalui laga ini, Zidane berpeluang untuk mengakhiri kesialan yang terjadi pada Februari dan mengawali Maret dengan lebih positif.
”Saya tidak khawatir karena ini sepak bola dan segala hal buruk bisa terjadi. Pekan depan, kami akan bermain dengan mengerahkan semua kekuatan,” kata Zidane. (AFP/REUTERS)