San Antonio Spurs kian melorot di klasemen Wilayah Barat NBA musim ini seusai dihancurkan tuan rumah Oklahoma City Thunder, 103-131, Senin (24/2/2020) siang waktu Indonesia.
Oleh
Korano Nicolas LMS
·3 menit baca
USA TODAY SPORTS/REUTERS
Guard San Antonio Spurs, DeMar DeRozan (kiri), mencoba membendung pergerakan forward Toronto Raptors, Pascal Siakam, pada laga Januari 2020. Spurs kini tercecer di peringkat ke-11 klasemen Wilayah Barat NBA musim ini.
OKLAHOMA, SENIN — San Antonio Spurs kian melorot di klasemen Wilayah Barat NBA musim ini seusai dihancurkan tuan rumah Oklahoma City Thunder, 103-131, Senin (24/2/2020) siang waktu Indonesia. Spurs pun kini terjerembap di peringkat ke-11 Wilayah Barat.
Akibat kekalahan itu, Spurs makin sulit meraih tiket ke babak play off musim ini. Sebab, hanya delapan tim teratas di wilayah masing-masing yang berhak lolos ke fase gugur NBA itu.
Spurs kini harus bersaing setidaknya dengan empat tim lain, yaitu Portland Trail Blazers, New Orleans Pelicans, Sacramento Kings, dan Phoenix Suns, untuk meraih tiket babak play off itu.
Baik Blazers maupun Pelicans kini menempati peringkat ke-9 dan ke-10 setelah kedua tim mampu menang dalam dua pertarungan berbeda yang juga berlangsung Senin siang tadi. Pelicans menang 115-101 atas Golden State Warriors, finalis NBA lima musim terakhir. Adapun Blazers mampu menghentikan Detroit Pistons dengan skor 107-104 di Moda Center, Portland, Oregon.
Menyusul kekalahan itu, Spurs tidak boleh kehilangan satu pun kemenangan di 26 laga tersisa pada pengujung musim 2019-2020 ini jika ingin lolos ke babak play off. Laga itu termasuk saat menjamu Dallas Mavericks pada Rabu (26/2/2020) malam waktu AS.
Spurs bisa sedikit tersenyum optimistis dalam mengejar tiket ke play off. Sejauh ini, catatan mereka bersama pelatihnya, Gregg Popovich, sangatlah luar biasa. Selama hampir 24 musim ditangani pria yang kini dipercaya menjadi pelatih timnas basket Amerika Serikat menuju Olimpiade 2020 Tokyo ini, Spurs hanya sekali gagal ke play off.
Bersama Popovich, yang kini juga merangkap jabatan sebagai Presiden Spurs, mereka bahkan meraih banyak prestasi hebat. Mereka mengantongi lima gelar NBA dari 22 penampilan mereka pada babak play off.
Menyusul kekalahan itu, Spurs tidak boleh kehilangan satu pun kemenangan di 26 laga tersisa pada pengujung musim 2019-2020 ini jika ingin lolos ke babak play off.
Oleh karena itu, sangat menarik menantikan peluang Spurs lolos ke play off secara berturut-turut hingga 23 kali. Dari 23 kali keikustertaannya di play off itu, Spurs mampu mencapai final NBA hingga enam kali.
Satu-satunya kekalahan tim asuhan Popovich di partai final NBA adalah pada 2013 silam. Ketika itu, mereka gagal juara setelah menyerah 3-4 kepada Miami Heat yang masih diperkuat LeBron James.
”Kami sebenarnya sudah bermain baik di babak pertama sekalipun kemudian seperti kehilangan gereget. Karena itu, di babak kedua, kami selalu tertinggal,” ujar Popovich seusai pertarungan itu, seperti dikutip ESPN.
Pada laga ini, tidak satu pun pemain Spurs yang mampu mencetak poin hingga 15 angka. Hanya Rudy Gay, yang dimainkan Popovich dari bangku cadangan selama 18 menit, yang mampu mendekati poin itu. Ia mencetak 14 angka serta 6 rebound dan 2 asis.
Adapun Marco Belinelli, shooting guard asal Italia, mengemas 13 poin, 2 rebound, dan sekali asis setelah bermain selama 15 menit. Seperti Gay, ia juga tampil dari bangku cadangan. Sementara itu, DeMar DeRozan dan Bryn Forbes, yang tampil sebagai pemain mula, masing-masing hanya membuat 11 angka dan 10 poin.
”Kami bermain apa adanya. Itulah yang diinginkan pelatih kami (Billy Donovan). Saya hanya berusaha menggerakkan bola, sementara teman-teman memiliki tembakan yang luar biasa,” tutur Dennis Schroder, point guard Thunder, seusai laga itu.
Berbeda dengan Spurs, Thunder kini masih dalam posisi aman menuju babak play off. Saat ini, mereka menempati peringkat keenam di klasemen sementara Wilayah Barat berkat koleksi 35 kemenangan dan 22 kekalahan. Adapun posisi puncak di wilayah itu masih dipegang Los Angeles Lakers yang meraih total 43 kemenangan.