Perubahan ketinggian bagian belakang motor Ducati saat keluar dari tikungan pada uji coba di Sirkuit Losail, Qatar, menjadi perhatian banyak pihak. Namun, Ducati belum mau bicara banyak soal inovasi ini.
Oleh
Agung Setyahadi
·4 menit baca
LOSAIL, SABTU — Ducati kembali menjadi pusat perhatian setelah motor Desmosedici GP20 menunjukkan perubahan ketinggian bagian belakang saat keluar dari tikungan. Ini fenomena baru karena sebelumnya, ketinggian suspensi belakang Desmosedici hanya terlihat turun dalam posisi motor statis saat simulasi start. Perubahan itu menggunakan perangkat mekanis holeshot supaya akselerasi saat start maksimal karena roda depan tidak terangkat.
Saat tim-tim lain mulai meniru penerapan holeshot device, baik yang dipasang di peredam kejut depan maupun belakang, Ducati sudah melangkah lebih jauh lagi. Kali ini, Ducati membuat terobosan inovasi yang memungkinkan pebalap menekan tombol di sisi kiri setang untuk menurunkan ketinggian belakang motor saat keluar dari tikungan. Tombol itu ada dua, berwarna merah dan hijau, yang berada di dekat tombol-tombol standar untuk mengatur pengereman, akselerasi, dan pengatur batas putaran per menit (RPM) saat di pit lane.
Perubahan ketinggian belakang motor Desmosedici itu terlihat dalam rekaman video tes pramusim di Sirkuit Losail, Qatar, Sabtu (22/2/2020). Bagian belakang motor Desmosedici GP20 yang dipacu oleh pebalap Pramac Ducati, Jack Miller, terlihat perlahan menurun saat keluar dari tikungan. Hal ini bertujuan memaksimalkan akselerasi sama seperti saat posisi start. Tombol merah dan hijau kemungkinan untuk mengaktifkan dan mematikan perangkat yang masih menjadi misteri itu. Para pebalap Ducati juga enggan memberikan komentar tentang perangkat itu.
”Tidak ada (komentar), maaf,” ujar pebalap Ducati, Andrea Dovizioso, saat jumpa pers dikutip Crash. Demikan juga rekan setimnya, Danilo Petrucci, ”Saya tidak ingat, saya tidak tahu.” Miller kemarin tidak mendapat giliran berbicara kepada media.
Manajer Tim Ducati Davide Tardozzi juga merahasiakan detail perangkat itu dengan jawaban yang diplomatis. Dalam wawancara dengan MotoGP, dia tidak memberikan jawaban yang jelas terkait cara kerja dan nama perangkat pengatur ketinggian motor itu. ”Ini sesuatu yang dibicarakan oleh orang-orang,” jawabnya terkait dengan alat itu. ”Sesuatu ini mungkin bisa ada di motor,” jawab Tardozzi mengenai kebenaran ada alat khusus itu di Desmosedici.
Seperti biasa, Ducati memiliki inovasi. Kami bangga mengatakan bahwa dalam lima tahun terakhir kami membawa semua inovasi pada sepeda motor ke MotoGP.
Terkait dengan cara kerja perangkat pengatur ketinggian motor itu, Tardozzi juga menegaskan sudah berkonsultasi dengan Dorna dan direktur teknik tentang legalitas. Namun, dia tidak mau menjelaskan cara kerja perangkat itu apakah mekanis atau elektronik. Karena, dalam aturan MotoGP tidak diizinkan menggunakan perangkat elektronik tambahan. Namun, pada tombol di setang motor Ducati terlihat terhubung dengan kabel.
Pada tes pramusim kedua di Qatar ini, Ducati juga masih mencari setelan elektronik yang pas untuk menyesuaikan dengan perubahan karakter ban Michelin yang baru. Pada tes pramusim pertama di Sirkuit Sepang, Malaysia, 7-9 Februari, para pebalap Ducati masih kesulitan saat masuk dan keluar tikungan. Dovizioso menegaskan, setelan elektronik musim lalu tidak sesuai dengan karakter ban yang baru.
Suzuki meyakinkan
Pada tes hari pertama di Qatar, para pebalap Ducati sempat menguasi puncak catatan waktu di sesi awal. Namun, mereka kemudian fokus melakukan longer runs atau menjalani banyak lap secara beruntun sebagai simulasi saat balapan. Catatan waktu saat simulasi itu penting karena balapan di Qatar musim ini akan berlangsung pukul 18.00 waktu setempat dari sebelumnya pukul 20.00. Perubahan itu mengubah perhitungan pada temperatur lintasan dan daya cengkeram ban.
Hingga uji coba hari pertama berakhir, dua pebalap Suzuki, Alex Rins dan Joan Mir, menguasai catatan waktu terbaik. Rins pada akhir sesi melakukan time attack dan mencatatkan waktu tercepat 1 menit 54,462 detik, disusul Mir dengan selisih 0,002 detik. Pebalap berikutnya adalah Maverick Vinales (Monster Energy Yamaha/+ 0,032 detik), Petrucci (+0,172), Franco Morbidelli (Petronas Yamaha SRT/+0,238), Marc Marquez (Repsol Honda Team/+0,361), Valentino Rossi (Monster Energy Yamaha/+0,414), Fabio Quartararo (Petronas Yamaha SRT/+0,612), Francesco Bagnaia (Pramac Racing/+0,742), dan Aleix Espargaro (Aprilia Racing/+0,806).
Suzuki, yang saat tes di Sepang sangat meyakinkan dalam pace race dan bersaing ketat dengan Yamaha dalam hal itu, terus menempatkan diri sebagai penantang bagi Honda dan Ducati. Rins dan Mir juga diagendakan mencoba holeshot device pada tes di Qatar dan kemungkinan akan diuji pada hari kedua dan ketiga tes, 23-24 Februari.
”Kami mencoba banyak hal hari ini (Sabtu) dan melakukan banyak sekali perbandingan, jadi itu membuat saya memiliki perasaan yang bagus,” ujar Rins.
Mir yang kemarin berulang kali mencatatkan waktu lap tercepat juga optimistis Suzuki GSX-RR siap menjadi penantang pada musim balapan 2020. ”Kami memperbaiki pace (waktu untuk menempuh jarak tertentu) dan kemudian kami memasang ban baru dan itu (pace) semakin baik. Jadi, akhirnya waktu lap menjadi lebih mudah,” ujar Mir yang senang bisa menjaga konsistensi.