Menjadi juara Grand Slam tak hanya meningkatkan level prestasi petenis, tetapi juga tekanan karena tingginya ekpektasi publik. Sofia Kenin mulai merasakan hal itu dan gagal melewatinya pada ujian pertamanya di Dubai.
Oleh
Yulia Sapthiani
·3 menit baca
DUBAI, SELASA - Sofia Kenin mulai merasakan tekanan sebagai juara Grand Slam dan gagal mengatasinya ketika tampil pada babak pertama WTA Dubai, Uni Emirat Arab. Juara Australia Terbuka itu masih beradaptasi dengan situasi baru yang penuh tekanan.
Tampil dalam turnamen WTA pertamanya setelah menjuarai Australia Terbuka, Januari, Kenin kalah dari Elena Rybakina (Kazakhstan), 7-6 (7-2), 3-6, 3-6, Selasa (18/2/2020) tengah malam WIB. Kenin pun menangis sebelum menghadiri konferensi pers. ”Saya sangat kecewa dengan kekalahan ini,” katanya.
Selain memuji penampilan Rybakina yang agresif dan memiliki servis keras, Kenin juga mengatakan, kekalahan tersebut terjadi karena banyak kesalahan yang dibuatnya. ”Saya mencoba bertahan untuk membalikkan keadaan, tetapi tidak berhasil,” lanjut petenis AS berperingkat ketujuh dunia itu.
Sebelum tampil di Dubai, Kenin tampil pada kejuaraan beregu Piala Fed. Bersama rekan-rekannya, dia mengantarkan AS menuju putaran final Piala Fed setelah mengalahkan Latvia-3-2. Dua kali bertanding dalam nomor tunggal dan sekali pada ganda, bersama Bethanie Mattek-Sands, Kenin merebut dua poin dari nomor ganda dan satu nomor tunggal.
Tampil di Dubai, petenis berusia 21 tahun itu merasakan efek sebagai juara turnamen mayor. Sorotan padanya lebih besar dari biasanya.
”Tekanannya berbeda, sekarang lebih besar. Ekspektasi orang lain lebih tinggi. Saya masih belajar menghadapi situasi ini. Tetapi, karena saya selalu bersikap keras pada diri sendiri, saya tahu apa yang akan dihadapi,” tutur Kenin yang menjadi unggulan kelima.
Setelah tampil di Dubai, Kenin akan menghadapi ujian lain pada WTA Doha, Qatar, 23-29 Februari. Ajang besar pertamanya setelah Australia Terbuka adalah WTA Indian Wells, AS, 12-22 Maret. Turnamen itu termasuk kategori WTA Premier Mandatory, level tertinggi dalam struktur turnamen WTA.
Menjadi juara Grand Slam tak hanya menaikkan level prestasi petenis, tetapi juga memunculkan tekanan yang lebih besar. Publik menyorot konsistensi prestasi mereka. Di luar lapangan, banyak acara yang harus dihadapi hingga bisa menyita waktu latihan. Tak jarang, petenis tak tahan dengan situasi baru tersebut.
Petenis AS, Sloane Stephens misalnya, kalah delapan kali beruntun setelah menjuarai AS Terbuka 2017. Berperingkat ketiga dunia setelah juara di New York, saat ini, petenis berusia 26 tahun itu hanya berada pada posisi ke-36 dunia.
Juara Perancis Terbuka 2017, Jelena Ostapenko, tak pernah mencapai final Grand Slam lagi. Pada tiga Grand Slam tahun 2019, petenis Latvia itu tersingkir pada babak pertama.
Di Dubai, Kenin menjadi salah satu unggulan yang tersingkir pada babak pertama. Unggulan ketiga, Elina Svitolina, yang juga juara WTA Dubai 2018 dan 2018, serta Belinda Bencic (4) juga gagal di babak awal.
Finalis Australia Terbuka, Garbine Muguruza, hampir menjadi “korban” berikutnya ketika dipaksa bermain selama 2 jam 25 menit oleh Veronika Kudermetova. Muguruza, yang menjadi unggulan kesembilan, menang 7-5, 4-6, 6-4. Unggulan kedua, Karolina Pliskova, juga melaju ke perempat final setelah mengalahkan Kristina Mladenovic, 6-1, 6-2.
China mundur di Piala Davis
Petenis China seharusnya menjalani laga tandang melawan Romania, 6-7 Maret, tetapi, seperti disampaikan Federasi Tenis Internasional, Selasa, China batal tampil. Romania pun melaju ke Grup Dunia.
”China seharusnya bertanding di Romania. Tetapi, karena banyak negara yang membatasi kedatangan orang dari China, mereka mengundurkan diri,” pernyataan ITF lewat Twitter.
Epidemi virus korona telah menewaskan lebih dari 2.000 orang di China, tempat awal virus ini tersebar. Lebih dari 70.000 orang di berbagai negara, juga, terinfeksi.
Kewaspadaan terhadapan penyebaran penyakit ini membuat banyak negara membatasai kedatangan orang dari China, hingga menunda atau membatalkan ajang olahraga. Sebelumnya, tim bulu tangkis China batal tampil dalam Kejuaraan Asia beregu di Manila, Filipina, yang merupakan kualifikasi Piala Thomas Uber 2020. (AFP)