Arena Basket Sekelas ”Staples Center” Akan Dibangun di Senayan
Indonesia akan membangun gedung serbaguna yang dapat berfungsi untuk arena basket di kawasan Senayan, Jakarta. Gedung berkapasitas 15.000-20.000 kursi itu merupakan syarat sebagai tuan rumah Piala Dunia FIBA 2023.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Untuk memenuhi syarat menjadi tuan rumah Piala Dunia FIBA 2023, Pemerintah Indonesia akan membangun gedung serbaguna megah yang bisa difungsikan sebagai arena basket. Lokasi gedung, menurut rencana, di sekitar Senayan.
FIBA mensyaratkan jumlah kapasitas penonton minimal 8.000 kursi untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia. Awalnya, Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PP Perbasi) sudah mengusulkan Istora Senayan sebagai arena pertandingan. Namun, kapasitas Istora ternyata tidak mencukupi.
”Sebenarnya Istora sudah disetujui. Ternyata setelah kami tinjau lebih jauh, kami hitung kursinya hanya 7.200. Dan itu kalau dipakai untuk media dan undangan, sisanya paling tinggal 4.500-5.000 kursi,” kata Ketua Umum PP Perbasi Danny Kosasih pada Rabu (19/2/2020) di Jakarta.
Gedung serbaguna itu akan dibangun dengan kapasitas 15.000-20.000 penonton. Kapasitas tersebut hampir sama dengan arena basket Staples Center yang merupakan kandang dari tim NBA, Los Angeles Lakers. Sama dengan Staples Center, gedung serbaguna juga akan difungsikan untuk pertunjukan musik dan pertandingan olahraga lain.
Arena baru juga akan dilengkapi jumbotron atau layar besar yang digantung di tengah gedung. Layar yang selalu dipakai di arena-arena markas tim NBA ini merupakan syarat tambahan dari FIBA. ”Kalau di Istora tidak kuat bangunannya. Bisa ambruk,” ucap Danny.
Danny mengatakan, pembangunan arena kemungkinan besar berada di sekitar area Senayan. Salah satu kandidat utamanya adalah dibangun di depan FX Sudirman. Tepatnya di area yang sekarang menjadi lapangan sofbol.
”Kami minta tidak meninggalkan jauh Senayan. Sudah di sounding beberapa tempat, salah satunya ya di tempat sofbol. Ada juga yang ngusulin Wisma Aldiron yang di Pancoran,” ujarnya.
Lokasi Senayan diprioritaskan karena dekat dengan kawasan perhotelan. Adapun FIBA meminta jarak dari hotel menuju arena tidak lebih dari 35 menit. Tuan rumah lainnya, Filipina, sempat ditolak pengajuan arenanya karena jarak dari hotel mencapai 1 jam.
Sebelumnya, pembangunan gedung sudah disetujui dalam rapat terbatas Presiden Joko Widodo bersama Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali dan Perbasi pada Selasa kemarin. Pembangunan itu akan menjadi prioritas pemerintah dalam tiga tahun ke depan.
Dalam ratas, Presiden berpesan, arena bertanding harus sesuai dengan standar yang ditetapkan FIBA, mulai dari tempat duduk, ruang ganti, lapangan, jaringan internet, hingga layanan pelengkap lainnya.
Sekretaris Jenderal Perbasi Nirmala Dewi mengatakan, pembuatan arena dan pembiayaan akan diurus oleh pemerintah. Perbasi fokus pada penyelenggaraan dan kesuksesan menjalankan pertandingan.
”Presiden mendukung penuh kemarin. Kalau kami tugasnya yang berkoordinasi dengan FIBA. Dan juga urusan kepanitiaan saat dan sebelum pertandingan,” kata Nirmala.
Indonesia akan menjadi tuan rumah bersama dua negara lain, Filipina dan Jepang. Indonesia dan Jepang masing-masing mendapatkan jatah menggelar pertandingan babak grup, 2 grup dari 8 grup. Sementara itu, Filipina akan menggelar laga empat grup serta laga babak gugur, yakni perempat final, semifinal, dan final.