Bentrok Pendukung Warnai Laga Persebaya Vs Arema, 4 Motor Dibakar
Empat sepeda motor rusak dibakar dan dua pendukung tim luka patah kaki dan kepala sehingga harus menjalani perawatan di rumah sakit saat terjadi bentrokan antara pendukung Persebaya Surabaya dan Arema FC di Blitar.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BLITAR, KOMPAS — Meskipun lokasi pertandingan telah digeser dan diselenggarakan tanpa penonton, gesekan antara pendukung Persebaya Surabaya dan Arema FC kembali terjadi pada laga semifinal Piala Gubernur Jawa Timur 2020 di Stadion Soepriadi, Blitar, Jawa Timur, Selasa (18/2/2020) sore.
Akibatnya, polisi menyebutkan empat sepeda motor rusak dibakar. Dua pendukung tim luka patah kaki dan kepala sehingga harus menjalani perawatan di rumah sakit.
Kondisi mencekam terjadi di beberapa titik di sekitar stadion, sebelum dan selama pertandingan. Beberapa kali terdengar letusan petasan dan gas air mata dari luar stadion. Di bawah guyuran hujan, suporter berlarian di jalan sambil mencemooh pendukung lawan.
Suasana akhirnya membaik setelah polisi memulangkan dua kelompok suporter selepas pukul 18.00. Diperkirakan ada 2.000 pendukung Arema (Aremania) dan pendukung Persebaya (Bonek) dari luar daerah yang masuk ke Blitar.
Kepala Kepolisian Resor Blitar Kota Ajun Komisaris Besar Leonard M Sinambela, seusai pertandingan, mengatakan, pihaknya sudah memperkirakan potensi kerawanan dalam pertandingan kali ini karena kedua pendukung punya sejarah kurang harmonis.
”Kira-kira pukul 14.00 ada insiden kecil. Aremania dan Bonek bertemu di pertigaan Jalan Kapuas di dekat Pasar Hewan Dimoro, berbuntut pembakaran sepeda motor. Kondisi ini cepat diatasi. Saya kirim pasukan untuk memisahkan mereka,” katanya.
Disinggung pihak yang melakukan pembakaran, Leonard mengatakan, pihaknya masih menyelidiki dari pihak mana, termasuk pemilik kendaraan. ”Empat motor yang dirusak masih kami cek. Kondisinya tidak bisa dipakai. Milik mana dan siapa pelakunya bisa kami selidiki,” katanya.
Leonard memastikan situasi sekitar Stadion Soepriadi malam ini sudah kondusif. Pihaknya memulangkan kedua pendukung tim. Aremania yang sebelumnya terkonsentrasi di Pusat Informasi Pelayanan Publik di Jalan Cipto dipulangkan dengan pengawalan aparat yang mendukung dari Malang. Begitu pula Bonek dipulangkan dengan empat truk.
Adapun laga semifinal ini dimenangi Persebaya dengan skor 4-2. Arema sebenarnya unggul lebih dulu melalui Johan Alfarizi. Gol balasan Persebaya tercipta oleh David Da Silva dan Mahmoud Eid setelah pemain Arema, Jonathan Bauman, diganjar kartu merah dan Arema harus bermain dengan 10 pemain.
Selepas turun minum, Irfan Jaya yang baru masuk menambah keunggulan Persebaya. Persebaya menambah skor setelah David Da Silva kembali melesakkan bola ke gawang Arema. Keluarnya seorang pemain Persebaya akibat menerima dua kartu kuning membuat permainan menjadi imbang. Arema memperkecil ketertinggalan lewat kaki Elias Ardete. Skor tidak berubah sampai peluit panjang dibunyikan wasit.
Dengan hasil ini, Persebaya maju ke babak final melawan Persija Jakarta. Dalam laga semifinal sehari sebelumnya di Stadion Kanjuruhan Malang, Persija menumbangkan Madura FC dengan skor 2-1.
Sementara itu, Selasa pagi, saat menghadiri peringatan Hari Sampah Nasional Jawa Timur 2020 di Sengkaling, Malang, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menginginkan agar semua pihak menjaga jalannya Piala Gubernur. Menurut Khofifah, semua peserta memiliki komitmen yang kuat akan sebuah format laga sepak bola yang ideal.
Cukup banyak tim sepak bola di Jawa Timur masuk kompetisi Liga I. ”Kekuatan ini menjadi strategis jika kita sama-sama menerima semua proses ini, menyaksikan semua proses dengan obyektivitas,” ujarnya.