Novendra Priasmoro, pecatur muda Indonesia bergelar Internasional Master (IM), harus menunda mimpinya menjadi Grand Master di Tanah Air. Ia kehilangan poin untuk merengkuh gelar itu seusai ditahan remis GM asal Ceko.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
PRAHA, SELASA — Ambisi Novendra Priasmoro, pecatur muda Indonesia bergelar Internasional Master (2.493), menjadi Grand Master (GM) Indonesia masih tertunda. Pada babak keempat kategori terbuka Festival Catur Praha di Kota Praha, Ceko, Senin (17/2/2020), pecatur berusia 20 tahun itu hanya bermain remis dengan pecatur kelahiran Ukraina berpaspor Ceko, GM Alexey Kislinsky (2.440).
Hasil tersebut membuat rating Novendra justru berkurang 0,7 poin. Dari empat laga yang telah berlangsung, tabungan ratingnya kini menjadi 4,5 poin. Artinya, pecatur binaan PT United Tractors itu masih kekurangan rating 2,5 poin untuk menggenapkan tambahan rating 7 poin jika ingin menyandang gelar GM secara resmi.
Adapun Novendra hanya butuh tambahan 7 poin untuk menyandang gelar prestisius itu karena sebelumnya sudah meraih tiga norma GM. ”Di laga tadi, saya keliru membangun serangan. Gajah saya jadi mati, enggak berfungsi. Padahal, seharusnya, saya membangun serangan dari sayap raja. Hasil remis ini menjadi hasil paling optimal,” ujar Novendra dihubungi dari Jakarta, Selasa (18/2/2020).
Dalam laga itu, Novendra yang memainkan buah hitam keliru membangun rencana strategi jangka panjang sejak langkah ke-16. Saat itu, posisi kedua pecatur masih seimbang. Namun, Novendra menggeser bentengnya dari f8 ke perak c8 dengan strategi membangun serangan dari sayap menteri.
Ternyata, strategi itu keliru karena Alexey mudah menangkis, bahkan serangan baliknya lebih berbahaya. Di samping itu, gajah perak hitam Novendra juga menjadi perwira yang terkurung sendiri, tidak berguna. Seharusnya, dia membangun serangan dari sayap raja sejak langkah ke-16. Dengan begitu, seluruh perwira hitam dapat dikeluarkan dan saling bekerja secara harmonis.
Kristianus Liem, manajer tim United Tractors sekaligus Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PB Percasi, mengatakan, secara keseluruhan, penampilan Novendra sudah baik. Setidaknya, dia mampu mengendalikan emosi. Begitu sadar posisinya tidak enak, dirinya mengupayakan jangan sampai kalah sehingga laga berakhir remis di langkah ke-51.
”Kalau sampai kalah, Novendra bisa langsung kehilangan rating 5,7 poin. Artinya, rating yang sudah dikumpulkannya dari tiga kemenangan beruntun kemarin langsung habis dan harus mulai lagi dari nol. Jadi, hasil laga ini sudah cukup logis,” kata Kristianus.
Dengan remis itu, lanjut Kristianus, peluang Novendra menjadi GM masih terbuka pada babak kelima dari total sembilan babak yang ada. Di laga tersebut, dia akan menghadapi pecatur Jerman bergelar Fide Master (FM), Julian Kramer (2.400). Kalau menang, dirinya akan mendapatkan tambahan rating 3,7 poin.
Kalau remis, Novendra akan kehilangan rating 1,3 poin. Kalau kalah, minus ratingnya sampai 6,3 poin. ”Novendra punya peluang menang di laga babak kelima ini. Namun, dia harus lebih hati-hati sejak membangun strategi jangka panjang. Dirinya juga harus bisa mempertahankan emosi agar tidak terlalu menggebu-gebu memenangkan laga,” kata Kristianus.
Dirinya juga harus bisa mempertahankan emosi agar tidak terlalu menggebu-gebu memenangkan laga.
Novendra memang dikirim bertanding ke Eropa untuk menggenapi kekurangan rating 7 poin guna merengkuh gelar GM. Jika gagal meraih gelar GM di Festival Catur Praha yang berlangsung selama 11-22 Februari ini, dia masih memiliki peluang ketika berpartisipasi di Liberec Terbuka di Kota Liberec, Ceko, pada 22-29 Februari nanti.