Pelatih Shin Tae-yong Merombak Latihan Kiper Timnas
Pelatih timnas sepak bola Indonesia, Shin Tae-yong, merombak program latihan untuk para kiper. Mulai saat ini kiper berlatih lebih lama dari para pemain. Tujuannya tak lain adalah meningkatkan kemampuan para kiper.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ada perubahan nyata latihan timnas sepak bola Indonesia sejak dinakhodai pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong. Para kiper yang dulu menjalani latihan cenderung lebih santai dibandingkan dengan pemain, pada rezim Shin, mereka harus menjalani latihan lebih keras dibandingkan dengan para pemain. Setidaknya, para kiper harus menjalani latihan 30 menit lebih lama.
”Kiper memang harus latihan lebih cepat dan lebih lama dibanding pemain. Di Eropa maupun Korea Selatan, ini sudah biasa. Kalau mereka latihan berbarengan dengan pemain, intensitas latihan mereka tidak akan meningkat. Latihan mereka sedikit sehingga kemampuan tidak meningkat,” ujar Shin sebelum latihan timnas dimulai di Stadion Madya Senayan, Jakarta, Sabtu (15/2/2020).
Pada hari kedua pemusatan latihan timnas yang diagendakan 14-23 Februari ini, empat kiper yang ada, yakni Andritany Ardhiayasa (Persija Jakarta), Nadeo Argawinata (Bali United), Muhammad Riyandi (Barito Putera), dan Muhammad Adi Satrio (PSMS Medan), melakukan latihan sejak pukul 09.30. Saat itu, para pemain belum tiba di lapangan.
Latihan kiper yang dipimpin pelatih kiper Kim Hae-woon itu dimulai dengan latihan back pass. Empat kiper itu saling umpan di wilayah kotak penalti. Lalu, latihan dilanjutkan menahan tembakan jarak pendek dan umpan lemparan tangan. Mereka pun berlatih menangkap bola tendangan sudut.
Beberapa kali ada kiper yang terlepas ketika mau menangkap bola tembakan jarak pendek. Sementara itu, tiga kiper lain, yakni Andritany, Nadeo, dan Riyandi, tampak kewalahan menjalani latihan itu. Raut muka mereka tampak mengerut dan reaksi kian melambat seiring semakin bertambahnya program latihan. Apalagi cuaca cukup terik.
Praktis, hanya Adi yang bisa menjalani latihan dengan energik. Kiper timnas U-19 itu tampak tak pernah menurunkan kecepatannya dalam melahap semua program yang ada. Nyatanya, dia memang sudah mengikuti dua pekan program latihan Shin, termasuk ketika berlatih di Thailand.
Instruksi keras
Di sela latihan, beberapa kali Kim berbicara cukup keras kepada para penjaga gawang tersebut. ”Kalian harus fokus pada tugas kalian. Konsentrasi pada bolanya, jangan pada orangnya. Kalau kalian melihat orang, itu yang sering membuat blunder, seperti beberapa pertandingan yang pernah kalian lakukan,” kata Kim yang diterjemahkan oleh mantan kiper Persipura asal Korea Selatan, Yoo Jae Hoon.
Setelah 30 menit berlalu, para kiper itu bergabung dengan para pemain untuk menjalani latihan inti. Dengan demikian, durasi latihan kiper mencapai 2 jam 30 menit, sedangkan pemain hanya 2 jam. Adapun latihan berakhir pukul 12.00.
Latihan seperti itu tidak pernah terjadi pada era pelatih-pelatih timnas sebelumnya, seperti Simon McMenemy. Ketika itu, jadwal ataupun durasi latihan kiper sama dengan para pemain. Bahkan, para kiper cenderung sebagai pelengkap dalam latihan, antara lain mengawal gawang untuk pemain yang sedang latihan penyelesaian akhir.
Padahal, selama ini Indonesia selalu bermasalah dengan kualitas kiper. Sebagai gambaran, Indonesia menjadi salah satu tim lumbung gol selama kualifikasi zona Asia, Piala Dunia 2022 Qatar, yakni kebobolan 16 gol.
Indonesia menjadi tim dengan jumlah kebobolan terburuk kelima dari delapan grup babak kualifikasi kedua tersebut. Rekor kebobolan tim Garuda sama dengan Nepal (16 gol) dan Sri Lanka (16 gol), serta hanya lebih baik dari Guam (19 gol), Kamboja (22 gol), dan Taiwan (25 gol).
Displin
Setelah menjalani pemusatan latihan hari pertama, sejumlah pemain berpendapat, Shin sangat displin dalam latihan. Shin ingin para pemain melakukan setiap gerakan latihan dengan benar. Dia juga keras jika ada pemain yang tidak melakukan program dengan benar.
Pada Sabtu ini, latihan diisi dengan program peningkatan stamina, passing, dan position games. Saat awal latihan peningkatan stamina, pemain diminta melakukan penguatan otot inti atau core. Beberapa pemain terlihat tidak melakukan gerakan dengan tepat. Ketika itu terjadi, Shin langsung menunjuk dan mengingatkan pemain tersebut. Dia juga tak segan untuk langsung membenarkan gerakan pemain bersangkutan.
Gelandang serang senior sekaligus pemain baru PSS Sleman, Irfan Bachdim, menyampaikan, Shin memang pelatih yang displin dan memiliki visi yang jelas. Dia pun sangat jujur, yakni ketika ada masalah, akan langsung mengungkapkannya. ”Sejauh ini tidak ada latihan yang terlalu keras. Kalau mau lebih baik, kita harus mau kerja keras,” tutur pemain keturunan Belanda itu.
Pada era Shin, pemain muda mendapatkan panggung lebih besar. Paling tidak, rata-rata pemain yang dipanggil saat ini adalah 23,5 tahun. Bahkan, Shin baru saja memanggil bek muda berusia 20 tahun milik Persebaya Surabaya, Koko Ari Araya, setelah Persebaya melawan Bhayangkara FC pada Piala Gubernur Jawa Timur di Stadion Gelora Bangkalan, Madura, Rabu (12/2/2020).
Bek muda Andy Setyo menyampaikan, sejauh ini para pemain muda masih beradaptasi dengan latihan Shin yang dianggap berbeda dengan para pelatih yang pernah ada di Indonesia. ”Pelatih Shin sangat displin. Dia begitu ketat, seperti pemain harus pakai pelindung tulang kering kalau latihan, tetapi kami tetap semangat. Apalagi di sini ada pemain senior yang sering memberikan nasihat dan motivasi,” kata kapten timnas U-22 itu.