Barcelona belum terbendung di Camp Nou. Tamunya, Getafe, pun dilibas 2-1 pada Sabtu malam pada laga Liga Spanyol. Hasil itu memperpanjang rekor tidak terkalahkan Barca di kandang selama 12 laga musim ini.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
BARCELONA, SABTU — Tak ada satu tim pun yang mampu membendung Barcelona saat tampil di kandangnya, Stadion Camp Nou, musim ini. Permainan negatif ala tim kuda hitam Getafe pun tak mampu mengusik ”Blaugrana” dari mimpi indahnya.
Dua gol dari Antoine Griezmann dan Sergi Roberto pada babak pertama cukup mengantarkan tuan rumah menang 2-1 atas Getafe, Sabtu (16/2/2020) malam WIB, di Liga Spanyol. Meski menang tipis, Barca mendominasi lawannya sepanjang pertandingan.
”Blaugrana” menguasai bola sebanyak 75 persen. Lionel Messi dan rekan-rekan dengan total umpan mencapai 701 kali lebih banyak memainkan bola di sepertiga pertahanan lawan.
Getafe nyaris unggul terlebih dulu pada awal pertandingan melalui pemain bertahan Allan-Romeo Nyom lewat sontekan di depan gawang memanfaatkan tendangan sudut. Namun, wasit menganulir gol setelah Nyom terlihat menyikut bek Barca, Samuel Umtiti, dalam tayangan asisten video wasit (VAR).
Upaya serangan Barca baru menemui hasil pada menit ke-33. Setelah umpan manis Messi yang memecah barisan pertahanan Getafe dimanfaatkan dengan penyelesaian sempurna oleh Griezmann.
Griezmann mulai beradaptasi setelah enam bulan pindah ke tim asal Catalan tersebut. Kerja samanya dengan Messi semakin membaik. ”Kami saling mempelajari pergerakan masing-masing dan itu semakin membaik. Seperti yang saya katakan, kami menikmati bekerja bersama,” kata penyerang Perancis itu.
Keunggulan langsung digandakan lima menit berikutnya oleh Roberto yang menyambut umpan silang bek kiri muda, Junior Firpo. Unggul dua gol membuat Camp Nou yang dihadiri 89.409 penonton semakin ”berisik”.
Di tengah dominasi tuan rumah, penyerang pengganti Getafe, Angel Rodriguez, melesakkan tendangan voli yang menipiskan jarak menjadi 1-2. Tim tamu nyaris menyamakan skor beberapa menit setelahnya lewat Rodriguez. Namun, sontekan di depan gawang berhasil diselamatkan reaksi cepat tangan kiper Barca, Marc-Andre Ter Stegen.
Manajer Barca Quique Setien memuji para suporter yang tidak berhenti bernyanyi sejak awal pertandingan. Mereka membantu para pemain lepas dari ketegangan yang harus menghadapi pertahan rapi lawan.
”Kami harus menghormati para pendukung. Tidak ada yang bisa dikatakan lagi tentang mereka. Benar bahwa kami kesulitan bermain. Mereka bermain dengan menekan sangat kuat,” kata Setien.
Kemenangan atas Getafe memperpanjang rekor Barca di Camp Nou. ”Blaugrana” selalu menang di rumah sejak terakhir kali ditahan imbang Real Madrid pada pertengahan Desember 2019.
Sepanjang musim ini, mereka tak terkalahkan di kandang (11 menang dan 1 imbang) dengan mencetak 39 gol dan hanya kemasukan 12 gol. Tren ini memperpanjang rekor Barca yang pada 2019 tidak terkalahkan di Camp Nou dalam 24 pertandingan sepanjang tahun.
Bahkan, tim peringkat ketiga klasemen sementara, Getafe, belum mampu menggoyangkan takhta Barca di rumahnya. Getafe bersama sang pelatih Jose Bordalas berubah menjadi tim yang ditakuti. Mereka tidak banyak mengumpan dan menguasai bola, tetapi efektif dalam serangan balik.
Saat bertandang, Getafe sering membuat tim tuan rumah kewalahan. Mereka mengejutkan saat tim lawan sibuk menyerang. Terbukti, rekor tandang mereka merupakan ketiga terbaik di La Liga (5 menang, 3 seri, dan 4 kalah), sama dengan rekor tandang Barca.
Bordalas menilai, timnya sudah tampil luar biasa. ”Namun, memalukan kami tidak meraih hasil positif. Gol yang dianulir pada babak pertama menyakiti kami. Belum lagi Barca mulai mengulur waktu pada akhir-akhir laga. Itu taktik mereka,” kata rival dari Setien sejak 2013 itu.
Peran Messi, dinilai Bordalas, menjadi pembeda dalam pertandingan ini. ”Kami kalah pada pertandingan ini karena delapan menit inspiratif dari pemain terbaik di dunia, Leo Messi,” ucapnya kepada Marca.
Riuhnya pendukung Barca di rumahnya sudah menjadi mitos. Mantan penyerang Arsenal, Robin van Persie, pernah merasakan pengalaman pahit akibat fans yang begitu berisik.
Van Persie harus menerima kartu kuning kedua saat Arsenal melawan Barca pada 16 besar Liga Champions 2011. Kartu merah didapatkan setelah dia menendang bola ke gawang dan mengabaikan wasit yang sudah meniup peluit.
Hal itu membuat mantan penyerang tim nasional Belanda tersebut kesal bukan main. ”Itu adalah sebuah lelucon. Bagaimana saya bisa mendengar peluit di tengah 95.000 fans yang bernyanyi sambil melompat-lompat,” katanya seusai pertandingan. (AFP)