Juara Italia, Juventus, tidak mampu mengoptimalkan keuntungan saat menghadapi sepuluh pemain AC Milan pada Piala Italia, Jumat. Juve, yang diuntungkan teknologi VAR, ditahan Milan, 1-1, pada laga di Stadion San Siro.
Oleh
M IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
MILAN, KAMIS — Waktu di jam tangah wasit Paolo Valeri telah menunjukkan menit ke-89. Pemain tengah Juventus, Rodrigo Bentancur, mengirimkan umpan silang ke tiang jauh. Melihat bola di udara, Cristiano Ronaldo lantas melompat untuk melakukan tendangan voli.
Namun, bola membentur bek AC Milan, Davide Calabria, sehingga sepakan itu gagal mengancam gawang Milan yang dikawal kiper Gianluigi Donnarumma. Melihat momen itu, Stadion San Siro, Milan, Jumat (14/2/2020) dini hari WIB, mendadak riuh. Pasalnya, sejumlah pemain Juventus menghampiri Valeri untuk meyakinkan bahwa Calabria menahan tendangan Ronaldo dengan tangan.
Setelah berkomunikasi dengan para asistennya di sisi lapangan, Valeri memutuskan untuk menyaksikan siaran ulang momen itu melalui video assistant referee (VAR).
Hanya dalam melihat tiga kali ulangan kejadian singkat itu, Valeri memutuskan untuk menghadiahi Juve tendangan penalti. Ronaldo, yang diawali dengan mencium bola, sukses menipu Donnarumma dengan mengarahkan bola ke tengah gawang, sedangkan kiper internasional Italia itu bergerak ke arah kiri.
Berkat gol itu, Juve berhasil menyamakan kedudukan dari AC Milan yang terlebih dulu unggul dari sepakan Ante Rebic yang merobek jala Gianluigi Buffon pada menit ke-61. Alhasil, kedua tim masih memiliki asa yang sama untuk lolos ke babak final Piala Italia. Pertandingan kedua akan berlangsung 4 Maret di Stadion Allianz Arena, Turin.
Pelatih AC Milan Stefano Pioli memuji penampilan anak asuhnya. Meskipun kalah dalam penguasaan bola, I Rossoneri melakukan sembilan tendangan ke arah gawang yang dikawal Buffon. Sementara itu, Juve hanya mengemas empat sepakan tepat sasaran sepanjang laga.
Mereka baru bisa mengancam gawang Donnarumma secara nyata seusai jeda turun minum. ”Saya meminta para pemain untuk meninggalkan lapangan tanpa penyesalan. Kami pantas mendapatkan hasil yang lebih baik, tetapi pertandingan itu baru laga pertama. Kami bertekad bermain lebih baik pada laga kedua,” kata Pioli dikutip Rai Sport.
Secara umum, Pioli mempertanyakan keputusan wasit menghukum Milan dengan penalti di pengujung laga. Menurut dia, bola yang menyentuh tangan Calabria bukan merupakan suatu pelanggaran.
”Nicola Rizzoli (Ketua Komite Wasit Italia) pada awal musim telah memberikan penjelasan kepada kami bahwa hukuman penalti tidak tepat diberikan ketika pemain tidak melihat bola. Dalam momen itu (tendangan Ronaldo), Calabria membelakangi (tidak melihat) bola,” ucap mantan ”arsitek” tim Fiorentina tersebut.
Selain dihukum penalti, Milan juga harus menerima kenyataan harus bermain dengan 10 pemain ketika Theo Hernandez diganjar kartu kuning kedua pada menit ke-70. Dalam pertandingan itu, Hernandez menerima dua kartu kuning setelah menjegal penyerang Juve, Paolo Dybala.
Meskipun telah membawa pulang hasil imbang, Pelatih Juventus Maurizio Sarri juga meluapkan kekecewaannya terhadap kepemimpinan wasit pada laga itu. Sarri menilai, hukuman penalti itu seharusnya sudah dilakukan ketika babak kedua memasuki menit ke-15. Kala itu, gerakan tangan Rebic mengenai wajah Cuadrado di dalam kotak penalti.
Bagi Pioli dan Sarri, ajang Piala Italia merupakan target mereka untuk meraih gelar perdana di kompetisi domestik. Prestasi terbaik Sarri ialah mengantarkan Chelsea menjuarai Liga Europa, musim lalu. Di kubu sebaliknya, meskipun telah menangani tim-tim terkemuka, seperti Inter Milan, Lazio, dan Fiorentina, Pioli belum pernah mempersembahan gelar domestik di Italia.
Pelampiasan
Laga pertama semifinal Piala Italia itu sesungguhnya adalah ajang balas dendam Milan dan Juve setelah mendapat hasil negatif pada pekan ke-23 Liga Italia, pekan lalu. Milan harus mengakui keunggulan saudara sekota, Inter Milan, 2-4, setelah sempat unggul dua gol pada babak pertama. Adapun Juventus harus menelan kekalahan ketiga di Liga Italia setelah takluk dari Hellas Verona, 1-2.
”Kekalahan dari Inter telah membunuh kami. Namun, kami membuktikan secara langsung bahwa kami bisa kembali bermain di level tinggi,” ujar Direktur Teknik AC Milan Paolo Maldini ketika diwawancara Rai Sport seusai laga.
Atas dasar itu, legenda Milan tersebut optimistis timnya memiliki peluang yang besar untuk melaju ke babak final Piala Italia. Bahkan, absennya Zlatan Ibrahimovic, Hernandez, dan Samu Castillejo pada pertandingan kedua nanti diklaimnya tidak akan menurunkan kualitas I Rossoneri.
Sementara itu, Buffon mengatakan, Juve masih dalam tahap perkembangan pada era Sarri. Di dalam tim sebesar Juve, ungkap kiper juara Piala Dunia 2006 itu, ekspektasi selalu tinggi.
Jadi, wajar apabila timnya dihujani kritik deras karena penampilan buruk mereka akhir-akhir ini.
”Karena permainan buruk di Verona dan Napoli, kami menerima kritik dan kontroversi. Apabila kita adalah pemain di level tertinggi, kritik itu baik untuk perkembangan (tim),” ujar Buffon dikutip dari laman resmi Juventus.