Tanago Friesian Jakarta menggulung Flying Wheel Makassar di Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro, Jakarta. Laga dua tim yang belum meraih kemenangan di seri kedua Piala Srikandi 2020 ini berlangsung sengit.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Laga dengan intensitas tinggi tersaji saat tim tanpa kemenangan di seri kedua Piala Srikandi 2020, Tanago Friesian Jakarta dan Flying Wheel Makassar, bertarung pada Jumat (14/2/2020), di Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan. Permainan cepat itu berhasil dimanfaatkan oleh Tanago Friesian yang tampil agresif dengan mencatatkan kemenangan 60-43.
Pemain-pemain Tanago yang bertubuh mungil tampil gesit. Kecepatan mereka dalam transisi dan agresivitas dalam bertahan membuat Tanago ini mencicipi kemenangan pertama setelah tiga pertandingan di seri Jakarta.
”Pemain kami bisa dikatakan (bertubuh) pendek. Jadi, senjata kami adalah kecepatan dan agresivitas. Hal itu bisa dimanfaatkan dengan baik hari ini,” kata Pelatih Tanago Friesian, Andrew Willer, saat diwawancarai seusai laga.
Lebih dari setengah total poin tim asal Jakarta ini dihasilkan dari agresivitas bermain. Sejumlah 8 poin dihasilkan dari serangan balasan cepat, sedangkan 23 poin berasal dari kesalahan lawan akibat pertahanan yang aktif.
Kemenangan itu membuat kesempatan Tanago masih terbuka untuk bersaing ke fase gugur. Mereka sementara berada di posisi ke-5 dari enam tim dengan total dua kemenangan.
Andrew mengatakan, masih banyak yang harus dibenahi timnya. Salah satunya lebih sabar saat mendapatkan posisi menyerang. ”Terkadang pemain langsung nembak. Main satu lawan satu. Saya kurang suka. Saya ingin mereka bermain umpan-umpan cepat,” ujarnya.
Guard Tanago, Yuliana, menjadi bintang di pertandingan ini dengan mengoleksi 15 poin dan 6 rebound. Tembakan tiga angkanya sangat akurat dengan akurasi mencapai 60 persen dari lima kali percobaan.
”Game ini bagus, anak-anak lebih teratur. Mereka juga jalani instruksi pelatih yang benar. Banyak evaluasi dari game kemarin yang kami jalankan,” kata Yuliana.
Nasib sebaliknya harus diterima Flying Wheel Makasaar. Kekalahan ini membuat mereka belum merasakan kemenangan sejak awal musim. Total mereka sudah kalah delapan kali.
Pelatih Flying Wheel Makassar Kwandi Winarso mengatakan, permasalahan terbesar tim ini ialah minimnya pemain untuk rotasi. Dari 12 pemain yang datang ke Jakarta, hanya 8 pemain yang mampu berkontribusi saat diberikan waktu bermain.
”Sisanya belum bisa berbuat banyak saat rotasi. Pertandingan tadi parah. Pemain masih terburu-buru. Padahal sudah diingetin terus untuk lebih sabar mainnya,” ujar Kwandi.
Terbukti, Flying Wheel kalah jauh dalam kontribusi poin dari bangku cadangan. Pemain cadangan tim wakil Sulawesi ini hanya menyumbang 8 poin, jauh dibandingkan pemain cadangan lawan yang menyumbang 28 poin.
Menurut Kwandi, Flying Wheel akan sebanyak mungkin mengambil pengalaman di seri Jakarta. Mereka menargetkan meraih kemenangan sebanyak mungkin saat tampil di kandangnya, pada seri ketiga nanti.
Merpati menjadi
Pemuncak klasemen sementara Merpati Bali kembali meraih kemenangan pada seri kedua. Kali ini, sang juara bertahan menumbangkan sang rival Sahabat Semarang, 51-45.
Pelatih Merpati Bali Bambang Asdianto Pribadi mengatakan, timnya telah memahami keunggulan lawan. Mereka menyiapkan strategi untuk mematikan transisi bertahan ke menyerang cepat ala Sahabat Semarang.
”Senang bisa melihat mereka tampil enjoy. Saya tidak lihat hasil skornya, semua pemain mengikuti instruksi saya, aliran bola juga berjalan. Saya cuma minta di pertandingan selanjutnya melawan Tanago, kami terus bermain konsisten seperti ini,” tutur Bambang.
Duet Sahabat Semarang, Dyah Lestari dan Yuni Anggraeni, kembali tampil luar biasa dalam laga ini. Namun, sumbangan 35 poin dan 22 rebound milik keduanya belum cukup mengantarkan tim asal Jawa Tengah ini meraih kemenangan.
Pelatih Sahabat Semarang Xaverius Wiwid mengatakan, komposisi pemain lawan memang lebih merata. Hal itu yang membuat timnya sudah kalah dua kali sejak seri pertama. ”Ya, kami masih terus berproses. Di awal skema, kami tidak jalan,” ungkapnya.