Pemerintah Kota Surabaya dinilai sebagai cukup responsif untuk menyiapkan stadion Gelora Bung Tomo beserta fasilitas pendukungnya sebagai salah satu tempat penyelenggara Piala Dunia U-20 tahun 2021.
Oleh
Ambrosius Harto Manumoyoso/Iqbal Basyari
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Keseriusan pemerintah daerah calon penyelenggara Piala Dunia U-20 menjadi parameter penting dalam penilaian oleh FIFA. Untuk itu, pembangunan, perbaikan, dan penyempurnaan sarana dan prasarana perlu segera diwujudkan dan diselesaikan tepat waktu.
”Ada kepala daerah yang diam, tetapi ada juga yang merespons secara maksimal seperti Surabaya,” ujar Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan seusai inspeksi bersama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ke Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur, Senin (10/2/2020) siang.
Gelora Bung Tomo adalah satu dari enam stadion yang diajukan Indonesia kepada FIFA untuk tempat pertandingan Piala Dunia U-20 pada 24 Mei-12 Juni 2021. Lima arena lain adalah Stadion Gelora Bung Karno (Jakarta), Pakansari (Bogor), Mandala Krida (Yogyakarta), Manahan (Solo), dan Kapten I Wayan Dipta (Gianyar).
Iriawan sebelumnya telah meninjau kesiapan stadion di Yogyakarta dan Solo. Minggu dan Senin, beberapa stadion, yakni Gelora Delta (Sidoarjo), Gelora Joko Samudro (Gresik), Gelora 10 November, dan Karanggayam (Surabaya), juga dilihat kesiapannya untuk kemungkinan ditunjuk sebagai sarana latihan tim peserta Piala Dunia U-20.
”Lapangan pendukung rata-rata belum siap,” kata Iriawan. Pemerintah Kota Surabaya berencana membangun tiga lapangan pendukung di kompleks Gelora Bung Tomo. Jika selesai, syarat lima lapangan pendukung ditambah Gelora 10 November dan Karanggayam bisa terpenuhi. Namun, di lapangan pendukung juga perlu dilengkapi dengan penggantian rumput, pencahayaan, ruang ganti, ruang pelatih, tempat berendam dan jacuzzi, serta jaringan telekomunikasi.
Iriawan berharap seluruh pembangunan bisa selesai paling cepat Agustus 2020. Jika tidak terpenuhi, paling lambat harus selesai akhir tahun ini. Dengan demikian, pada awal 2021 seluruh tempat penyelenggaraan bisa dinilai dan diuji coba kelaikannya. Dalam konteks inilah, PSSI berharap keseriusan pemerintah daerah tidak hanya dalam alokasi dana, tetapi juga mengawasi pembangunan, perbaikan, dan penyempurnaan.
Dari APBD
Risma mengatakan telah mengalokasikan Rp 250 miliar dari APBD 2020 untuk persiapan Surabaya sebagai salah satu penyelenggara Piala Dunia U-20. Sekitar Rp 130 miliar dialokasikan untuk pelebaran dan pembangunan jalan akses dari dan ke Gelora Bung Tomo. Selebihnya untuk penggantian rumput, kursi stadion, perbaikan, dan penyempurnaan sarana pendukung.
“Ada dari CSR, tetapi mungkin hanya untuk jacuzzi. Kalau fisik dari APBD,” kata Risma, perempuan pertama yang menjabat Wali Kota Surabaya.
Risma mengatakan, seluruh tahapan pembangunan baru sarana dan prasarana sedang dalam proses lelang. Pembangunan jalan akses baru sisi utara dari Jalan Tol Surabaya-Gresik atau sisi selatan dari jalan lingkar luar barat tidak bisa jika ditarget selesai pada Agustus, tetapi pada Oktober atau November. Untuk pembangunan sarana pendukung beserta perbaikan dan penyempurnaan, Risma yakin bisa diselesaikan pada Agustus.
Khusus untuk pembangunan tiga lapangan pendukung di Gelora Bung Tomo, lanjut Risma, bukan melulu terkait Piala Dunia U-20. Risma yang akan berakhir masa jabatan dua periode pada 21 Februari 2021 ingin agar dunia sepak bola Surabaya tetap berkembang. Di Surabaya ada 89 sekolah sepak bola (SSB). Lapangan pendukung dan Gelora Bung Tomo serta Gelora 10 November dan Karanggayam bisa dimaksimalkan antara lain untuk pembinaan sepak bola.
Sejauh ini, Gelora Bung Tomo menjadi rumah kebesaran Persebaya Surabaya, salah satu kontestan kompetisi Liga 1. Sebelum pembangunan Gelora Bung Tomo, tim berjuluk "Green Force" ini menjadikan Gelora 10 November (dahulu Stadion Tambaksari) sebagai rumah, dengan Lapangan Karanggayam untuk latihan dan kompetisi internal usia muda.