Inter Milan mengukuhkan dirinya sebagai tim terbaik di kota Milan setelah memenangi laga derbi "della madonnina". Kini, Inter kembali memantapkan langkah untuk mengukuhkan diri sebagai tim terbaik di Italia.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·4 menit baca
MILAN, SENIN — Beberapa hari sebelum laga derbi della madonnina antara Inter Milan dan AC Milan di Stadion Giuseppe Meazza, Senin (10/2/2020) dini hari WIB, penyerang Milan, Zlatan Ibrahimovic, menguatkan citranya sebagai seekor ”singa”. Ia mengunggah video dirinya yang seolah sedang mengaum di media sosial dan menulis, ”suara singa tidak terdengar seperti manusia”.
Si ”Singa” itu memang bisa mengaum keras pada laga derbi dengan memberikan satu asis kepada Ante Rebic dan mencetak satu gol. Akun Twitter resmi AC Milan langsung menampilkan foto Ibrahimovic saat berteriak dan menulis bahwa singa tidak membandingkan dirinya dengan manusia.
Namun, satu hal penting yang dilupakan Ibrahimovic dan Milan adalah euforia itu terjadi terlalu dini, yaitu saat babak pertama berakhir dengan keunggulan Milan, 2-0. Masih ada jeda istirahat dan waktu 45 menit pada babak kedua. Mereka lupa bahwa lawan mereka malam itu adalah Inter yang kini sedang naik daun di tangan pelatih Antonio Conte.
Keangkuhan itu pun harus dibayar mahal ketika Inter mengubah permainan dan tampil menggila pada babak kedua. Dalam waktu 42 menit dalam babak kedua itu, Inter bangkit dan mencetak empat gol. Laga derbi yang ditonton sekitar 75.000 penonton itu pun berakhir dengan kemenangan Inter, 4-2.
”Sulit menjelaskan apa yang terjadi. Kami seperti berhenti bermain, tim berhenti memercayai diri sendiri,” kata Ibrahimovic. Semua kerja keras yang ia dan rekan-rekannya lakukan pada babak pertama hancur sia-sia akibat kesalahan mereka sendiri.
Memasuki babak kedua, Milan mendadak grogi dan tidak lagi bisa menguasai permainan seperti pada babak pertama. Sebaliknya, Inter mulai bermain lebih menekan dan mulai menghidupkan permainan ketika Marcelo Brozovic mencetak gol pada menit ke-50.
Dua menit berikutnya, Inter memanfaatkan kelengahan lini belakang Milan untuk mencetak gol kedua melalui tendangan Matias Vecino. Kedudukan imbang ini semakin melecut motivasi Inter dan, sebaliknya, melemahkan mental para pemain Milan.
Inter kemudian menambah dua gol lagi melalui sundulan Stefan de Vrij dan akhirnya ditutup dengan gol dari sang bomber Inter, Romelu Lukaku, pada menit ke-90+3. Sekali lagi, Inter menguasai derbi ini. Mereka telah memenangi derbi paling bergengsi di Italia itu sebanyak empat kali secara beruntun untuk pertama kali sejak 1983.
”Ini adalah malam yang istimewa karena pada babak pertama kami mengalami kesulitan yang belum pernah kami rasakan musim ini,” kata Conte. Para pemain Inter, kata Conte, patut diapresiasi karena mampu melepaskan diri dari tekanan yang begitu besar.
Bahkan, sebelum laga dimulai, situasi di puncak klasemen Serie A sudah memberikan tekanan tersendiri bagi Inter. Mereka wajib memenangi laga ini agar bisa menempel ketat Juventus yang baru dikalahkan Hellas Verona, 1-2, Minggu dini hari WIB.
Berkat kemenangan atas Milan, Inter dan Juventus kini sama-sama mengantongi 54 poin. Namun, Inter berhak berada di puncak klasemen sementara karena unggul dalam jumlah selisih gol. Peluang Inter untuk bisa meruntuhkan dominasi Juventus sebagai penguasa trofi Liga Italia dalam delapan musim terakhir kembali terbuka lebar.
”Tentu saat ini masih terlalu dini untuk membicarakan apa yang selama ini kami impikan (meraih gelar juara Liga Italia). Kami bisa tetap bermimpi, tetapi tantangan ke depan masih berat,” kata Conte.
Dalam dua laga berikutnya, Inter masih akan menghadapi Napoli pada laga pertama semifinal Piala Italia dan kemudian bertandang untuk melawan Lazio pada laga Serie A.
Conte, pada musim pertamanya ini, masih berpeluang meraih tiga trofi, yaitu Serie A, Piala Italia, dan Liga Europa. Ia harus berhati-hati dalam merotasi para pemain pada setiap laga agar semua target bisa tercapai. Semua peluang sama penting, tetapi menjuarai Serie A dengan meruntuhkan dominasi Juventus akan terasa sangat memuaskan bagi Conte.
Bagi Conte, meruntuhkan dominasi Juventus berarti menghancurkan apa yang telah ia rintis pada 2012. Waktu itu, ia masih menjadi Pelatih Juventus dan merebut scudetto alias trofi juara Liga Italia yang terus bertahan hingga saat ini.
Modal berharga yang sudah dimiliki Conte adalah para pemain yang telah ia boyong untuk memperkuat tim sejak awal musim lalu. Dari memboyong Lukaku dari Manchester United hingga mendatangkan Christian Eriksen dari Tottenham Hotspur. Inter kini punya kedalaman skuad dan para pemain dengan mental juara.
Derbi della madonnina sudah menjadi bukti. ”Semua stadion sudah melihat seperti apa mentalitas Inter, bagaimana kami menolak untuk menyerah, dan gairah kami untuk memenangi laga,” ujar Lukaku dikutip Football-Italia. (AFP/REUTERS)