Atlet balap sepeda BMX andalan Indonesia I Gusti Bagus Saputra cedera pergelangan kaki jelang Olimpiade Tokyo.
Oleh
DENTY PIAWAI NASTITIE
·4 menit baca
BATHURST, MINGGU - Atlet balap sepeda BMX andalan Indonesia I Gusti Bagus Saputra melewati jalan terjal menuju Olimpiade Tokyo 2020. Lima bulan menuju olimpiade, Bagus cedera pergelangan kaki dan memaksanya absen pada beberapa ajang kualifikasi Olimpiade Tokyo.
Bagus cedera saat latihan menjelang kejuaraan putaran ketiga UCI BMX Supercross World Cup di Bathurst, Australia, Selasa (4/2/2020). Cedera itu membuat Bagus harus menjalani pemulihan sekitar enam pekan.
Bagus sempat tampil pada kejuaraan Supercross World Cup seri I dan II yang bergulir pada Sabtu dan Minggu, 1 dan 2 Februari 2020. Pada seri I, Bagus menempati peringkat 117. Pada putaran kedua, dia menempati peringkat ke-125.
Saat berlatih untuk seri III dan IV yang akan bergulir pada 8-9 Februari 2020, angin berhembus kencang dengan kecepatan 40 kilometer per jam. Angin kencang membuat Bagus tejatuh dari sepeda. Kecelakaan itu membuat Bagus mengalami cedera pergelangan kaki kanan.
“Perkembangan hari ini, Bagus sudah bisa berjalan,” kata pelatih kepala balap sepeda Indonesia Dadang Harris Purnomo di Jakarta, Minggu (9/2/2020).
Selain Bagus, lima atlet Jepang dan satu atlet Australia juga mengalami kecelakaan saat berlatih. Pebalap Australia Kai Sakakibara bahkan harus dievakuasi dari Bathurst ke Canberra karena cedera yang dialami cukup parah. Dengan alasan angin kencang, penyelenggara kejuaraan kemudian membatalkan seri keempat, yang harusnya bergulir hari Minggu ini.
Kondisi angin, dan cederanya Bagus, menurut Dadang cukup merugikan tim Indonesia yang sedang berburu poin Olimpiade. “Semua atlet dari negara-negara lain juga kecewa. Tetapi, kondisi cuaca tidak bisa dilawan. Semula, infonya adalah kejuaraan seri ketiga dan keempat ditunda menunggu cuaca bagus. Namun, ternyata cuaca tidak membaik, jadi kami tidak bisa menghindar,” katanya.
Dadang menjelaskan, Bagus harus menjalani pemulihan tubuh. Bagus diperkirakan absen di Kejuaraan Nasional Balap Sepeda BMX di Jakarta pada Jumat, 14 Februari, serta Kejuaraan International BMX 1 dan 2 di Jakarta, pada 15 dan 16 Februari 2020.
Dengan cederanya bagus, tim balap sepeda Indonesia harus menyiapkan atlet-atlet lain sebagai pelapis kualifikasi Olimpiade. Dua atlet yang disiapkan adalah Akbar Rio dan Syarifudin Toni.
Berdasarkan peringkat dunia UCI, Bagus merupakan pebalap terbaik yang menempati peringkat ke-44. Di bawah Bagus, Rio menempati peringkat ke-54. Sementara pebalap senior yang pernah tampil di Olimpiade Rio de Janeiro, Syarifudin Toni menempati peringkat ke-179. Berdasarkan peringkat negara menuju Olimpiade, Indonesia menempati peringkat ke-19. Untuk tampil di Tokyo 2020, tim Indonesia harus naik ke peringkat ke-11.
Dadang menjelaskan, Rio dan Toni harus bisa memanfaatkan enam kejuaraan yang bergulir di Indonesia untuk mengumpulkan poin Olimpiade. Sebanyak tiga kejuaraan itu akan berlangsung di Jakarta, yaitu Kejuaraan Nasional, Kejuaraan International BMX 1 dan 2. Sebanyak tiga kejuaraan lainnya akan diselenggarakan di Banyuwangi, yaitu Banyuwangi International BMX pada 5 April 2020, Kejuaraan Asia BMX pada 11 April, dan Kejuaraan International BMX pada 11 April.
“Paling tidak anak-anak harus mendapatkan poin penuh pada ajang yang diselenggarakan di Indonesia. Mereka harus menempati peringkat 1, 2, atau 3. Ini menjadi ujian terakhir mereka, karena setelah Banyuwangi tidak ada kejuaraan lagi yang akan diikuti,” jelas Dadang.
Dokter Tim Nasional Balap Sepeda Indonesia Andhika Raspati menjelaskan, penanganan untuk Bagus belum bisa dilakukan secara maksimal karena pebalap itu masih berada di Australia. “Kalau saya lihat dari foto dan video, kemungkinan ada ligamen di pergelangan kaki yang sobek,” ujar Andhika.
Ia menjelaskan, pengobatan untuk cedera ligamen bisa memakan waktu sekitar enam pekan. “Namun, Bagus ini atlet balap sepeda yang sebenarnya tidak ada kontak langsung antara gerakan dengan pergelangan kaki. Kemungkinan pemulihannya bisa lebih cepat,” ujarnya.
Andhika menjelaskan, secara umum tim dokter akan berusaha mengurangi nyeri, memastikan Bagus bisa bergerak normal, dan secara bertahap meningkatkan kekuatan kaki. “Kami akan berusaha membuat ia bisa bergerak dengan baik, tidak sakit, dan engkelnya kokoh,” ujarnya.
Ketua PB ISSI sekaligus Ketua KOI Raja Sapta Oktohari menjelaskan, Indonesia harus bekerja keras tidak hanya untuk persiapan Olimpiade 2020, tetapi juga menyambut Olimpade 2032. Rapat Kerja Nasional PB ISSI akan membahas bagaimana tim balap sepeda Indonesia dapat menyaring atlet-atlet muda berusia di bawah 14 tahun, dan melakukan pelatihan jangka panjang.
“Kami akan merekrut atlet-atlet muda berusia 12, 13, dan 14 tahun, dari sekolah-sekolah di atas ketinggian 1.500 meter untuk menjalani latihan jangka panjang. Kenapa 1.500 meter? Karena berdasarkan penelitian anak-anak yang hidup di dataran tinggi mempunyai VO2Max yang baik. Mereka akan dilatih menjadi atlet balap sepeda, karena 12 tahun ini (ke Olimpiade 2032) waktu yang pendek,” ujarnya.