Oligopoli Barcelona dan Real Madrid di Piala Raja Spanyol diruntuhkan duo klub Basque, Real Sociedad dan Athletic Bilbao. Untuk pertama kali dalam 65 tahun, Barca dan Madrid tersingkir berbarengan di Piala Raja.
Oleh
Yulvianus Harjono
·3 menit baca
BILBAO, JUMAT — Pada awal pendiriannya, Piala Raja Spanyol menjadi simbol takhta kerajaan negara itu untuk merayakan penahbisan Raja Spanyol Alfonso XIII pada 1902. Dalam perkembangannya, Piala Raja lalu dimaknai sebagai trofi supremasi di sepak bola Spanyol.
Tidak heran, trofi yang disebut Copa del Rey itu acap kali menjadi rebutan dua klub terkaya Spanyol, Barcelona dan Real Madrid. Dalam satu dekade terakhir, misalnya, kedua klub itu menguasai tujuh trofi. Namun, musim ini, oligipoli kedua klub itu di Piala Raja diruntuhkan ”orang-orang dari utara”, yaitu dua klub asal Basque.
Di luar dugaan, Barca dan Madrid kompak tumbang pada perempat final Piala Raja, Jumat (7/2/2020) dini hari WIB. Barca dibekap Athletic Bilbao, 0-1, di San Mames Barria, adapun Real dipermalukan Real Sociedad, 3-4, di Santiago Bernabeu. Untuk pertama kali sejak 1955, kedua klub itu tersisih dari Piala Raja pada hari yang sama.
Dengan demikian, musim ini, tidak ada perwakilan dari Madrid dan Catalonia di semifinal Piala Raja. Dari empat klub yang lolos, tiga di antaranya berasal dari Spanyol utara, yaitu dua tim Basque yang main di divisi teratas—Bilbao dan Sociedad—plus Mirandes yang tampil di Divisi Kedua. Posisi tersisa di semifinal ditempati Granada, klub dari selatan.
Ini merupakan komposisi semifinalis Piala Raja yang sangat tidak diduga. Marca, koran olahraga Spanyol, menyebut Copa del Rey musim ini sebagai ”Piala Beracun”. ”Memang, musim ini penuh hasil mengejutkan. Terkadang, Anda hanya butuh keyakinan dan hati (untuk menciptakan kejutan),” ujar Inaki Williams, pencetak gol kemenangan Bilbao atas Barca.
Kedua klub asal Basque itu memanfaatkan masalah perpecahan, salah satunya yang dialami Barca, dalam ”kudeta” kekuasaan di Piala Raja itu. Barca tengah digoyang krisis internal yang serius menyusul kritik Direktur Olahraga Barca Eric Abidal. Ia terang-terangan berkata bahwa sejumlah pemain Barca tidak bekerja dan berlatih sungguh-sungguh pada era pelatih sebelumnya, Ernesto Valverde.
Pernyataan mantan pemain Barca itu menuai respons dua pemain senior, Lionel Messi dan Jordi Alba. Terlepas benar tidaknya tuduhan Abidal itu, persoalan di kamar ganti Barca terendus sejak awal musim. Klub itu ditengarai terbelah, antara kelompok pemain muda yang mengharapkan perubahan dan pemain senior yang mendukung status quo.
Tidak heran, performa ”Blaugrana” belum menggembirakan meski telah diasuh pelatih baru yang menjanjikan pemurnian permainan ”tiki-taka”, Quique Setien. Barca telah menelan dua kekalahan dari enam laga bersama Setien. Dampaknya, mereka pun tersingkir di Piala Raja serta digusur Madrid dari puncak klasemen Liga Spanyol.
”Sungguh situasi sulit bagi kami. Namun, kami harus mengambil sisi positif dari kekalahan ini. Sekarang saatnya kami bersatu. Itu setidaknya telah ditunjukkan melalui cara bermain kami malam ini meskipun kalah,” ujar Gerard Pique, bek senior Barca yang mengharapkan kembalinya harmoni di tim itu.
Presiden Barcelona Josep Mario Bartomeu juga enggan panik menyikapi kekalahan mengejutkan dari Bilbao itu. ”Isu itu tidak berdampak ke saya dan ke pemain. Saya bisa pastikan itu. Setelah melihat penampilan kami malam ini, saya pun yakin kesuksesan bisa datang di liga (Spanyol) dan Liga Champions musim ini,” ujarnya optimistis.
Dampak rotasi
Sedikit berbeda dengan Barca, kekalahan Madrid tidak terlepas dari ”perjudian” Pelatih Madrid Zinedine Zidane yang melakukan rotasi pemain saat menjamu Sociedad. Sebagai contoh, ia mengistirahatkan duo bek Raphael Varane dan Ferland Mendy serta gelandang Casemiro yang menjadi pilar ketangguhan pertahanan Madrid musim ini. Tanpa keduanya, gawang Madrid menjadi bulan-bulanan lawan.
Untuk pertama kali sejak September lalu, ”El Real” kebobolan tiga gol. Catatan menawan mereka, yaitu 21 laga tidak terkalahkan di berbagai kompetisi, pun terhenti. Tidak kalah menyakitkannya, gol pertama Sociedad di Bernabeu dicetak pemain muda pinjaman dari Madrid, Martin Odegaard (21).
”Jujur saja, itu sungguh menyakitkan. Tidak ada yang menyukai kekalahan. Lawan kami tampil lebih baik. Kami juga membuat sejumlah kesalahan di pertahanan,” ucap Zidane seusai laga itu. (AFP/Reuters)