Libas Surabaya Bhayangkara Samator, Jakarta Pertamina Energi Puncaki Klasemen
Jakarta Pertamina Energi menghancurkan juara bertahan Surabaya Bhayangkara Samator pada hari kedua seri ketiga putaran pertama Proliga 2020.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dengan modal memahami titik kelemahan lawan pada libero, Jakarta Pertamina Energi menghancurkan juara bertahan Surabaya Bhayangkara Samator pada hari kedua seri ketiga putaran pertama Proliga 2020 di Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (8/2/2020). Kemenangan itu pun memastikan Jakarta Pertamina Energi menjadi juara putaran pertama Proliga 2020.
Pada laga itu, Jakarta Pertamina Energi menang dengan skor 3-1 (22-25, 25-17, 25-15, 25-18) atas Surabaya Bhayangkara Samator. Pelatih Jakarta Pertamina Energi Pascal Wilmar mengatakan, pada set pertama, lawan masih mampu mengeluarkan kemampuan terbaik. Oleh karena itu, timnya gagal meraih kemenangan pada set awal tersebut.
Namun, memasuki set kedua, tim Jakarta Pertamina Energi fokus menyerang jantung pertahanan lawan dengan servis atau smes keras, terutama dari dua pemain asing mereka, yakni spiker asal Montenegro, Aleksandar Minic, dan spiker asal Amerika Serikat, Jeffrey Paul Menzel. Strategi itu diterapkan setelah tim memastikan kelemahan lawan pada posisi libero.
Karena kualitas libero kurang optimal, Surabaya Samator cenderung tidak bisa melakukan pengembalian bola pertama dengan baik. Hal itu membuat mereka tidak bisa mengembangkan permainan. Dampaknya, Jakarta Pertamina Energi bisa leluasa membalas bola pertama lawan. Bahkan, sering kali servis Jakarta Pertamina Energi langsung berbuah poin.
”Sejak putaran pertama di Pekanbaru, Riau, saya sudah melihat bahwa Surabaya Samator memiliki masalah pada libero. Hal itu membuat kualitas bola pertama mereka cenderung di bawah rata-rata. Namun, pada set pertama, saya belum berani menyerang mereka habis-habisan. Memasuki set kedua, saya baru instruksikan pemain untuk ’membunuh’ kelemahan lawan itu,” ujar Pascal yang juga asisten pelatih timnas putra Indonesia ketika meraih emas SEA Games Filipina 2019.
Pelatih Surabaya Samator Ibarsjah Djanu Tjahjono menuturkan, pada musim ini timnya tidak diperkuat libero inti Hendri Nauval yang sedang mengikuti pendidikan kepolisian. Karena kondisi itu, mereka memaksa pemain spiker untuk menjadi libero, yakni Anang Sugiarto dan Ageng Wardoyo.
Dengan tubuh tinggi, para spiker yang menjadi libero itu cenderung lemah pada bola-bola bawah. Kondisi itu membuat tim kewalahan mengembalikan bola pertama dengan baik. ”Kalau bola pertama sudah jelek, sulit untuk membuat variasi pada bola kedua dan selanjutnya. Bahkan, kalau bola pertama sudah jelek, biasanya tim akan mati pada bola-bola selanjutnya. Ini yang terjadi pada tim kali ini. Mereka bermain sangat buruk, banyak melakukan kesalahan sendiri,” katanya.
Menanggapi situasi ini, Ibarsjah menyampaikan, timnya akan melakukan evaluasi untuk menatap putaran kedua. Kemungkinan, mereka akan mencari pemain spesialis libero. Mereka juga akan mengganti pemain asing yang ada saat ini, yakni spiker asal Brasil, Lucas Allen Silva de Araujo, dan spiker asal Spanyol, Victor Isalas Lopes Sanches.
Kedua pemain tersebut tidak bisa beradaptasi dengan pemain lokal. Bahkan, mereka sering dicadangkan. ”Sejauh ini mereka belum bisa beradaptasi dengan permainan tim. Kami akan evaluasi mereka. Kemungkinan besar kami akan mengganti mereka dengan pemain asing lain jika memungkinkan,” tuturnya.
Juara putaran pertama
Kemenangan atas Surabaya Samator memastikan Jakarta Pertamina Energi menjadi juara putaran pertama. Saat ini mereka mengumpulkan 11 poin, hasil dari empat menang dan belum pernah kalah. Poin tersebut sudah tidak mampu dikejar oleh lima tim lain.
Pascal mengutarakan, hasil itu benar-benar membuat timnya semakin percaya diri. Kendati demikian, dia tidak ingin tim terbuai. Pasalnya, liga masih panjang, antara lain masih ada putaran kedua, final four, dan grand final. ”Hasil ini memang memuaskan. Namun, kami tidak boleh terbuai. Lawan pasti akan mengevaluasi kami,” ujarnya.
Menurut Pascal, timnya juga akan tetap melakukan evaluasi memasuki putaran kedua. Evaluasi dilakukan merujuk data statistik yang ada pada tim maupun lawan selama putaran pertama. Akan tetapi, kemungkinan besar tidak ada perubahan pemain, terutama pemain asing.
Sebab, pemain yang ada dinilai sudah sangat kompak. ”Kemungkinan yang berubah menyambut putaran kedua adalah strategi atau pola permainan. Kami berusaha membuat variasi-variasi baru agar permainan tidak bisa ditebak oleh lawan,” katanya.
Untuk saat ini, kata Pascal, timnya berusaha merebut satu kemenangan lagi dari seri ketiga, yakni atas Lamongan Sadang MHS pada Minggu (9/2/2020). Kemenangan atas Lamongan akan membuat Jakarta Pertamina Energi mengumpulkan 14 poin yang memastikan mereka meraih satu tiket ke final four.
”Kalau sudah memastikan tiket ke final four lebih cepat, kami bisa lebih santai menjalani sisa laga putaran kedua. Pemain-pemain pelapis bisa diberikan kesempatan bermain lebih banyak, sedangkan pemain inti bisa diistirahatkan untuk menjaga fisik. Sebab, laga-laga final four akan jauh lebih berat karena menyita fisik dan mental,” tuturnya.
Pemain Jakarta Pertamina Energi, Hernanda Zulfi, menyampaikan, dirinya memang puas menjadi juara putaran pertama. Namun, itu bukan akhir segalanya. Sebab, liga masih panjang. ”Sekarang pemain tidak boleh overconfident. Sebab, pada putaran kedua, semua tim pasti berbenah. Kalau tidak waspada, kami bisa tersandung dari mereka di putaran kedua. Di sisi lain, kami juga harus terus menjaga fisik agar tetap prima, kalau bisa sampai final four hingga grand final nanti,” tuturnya.