Napoli sudah meninggalkan masa-masa sulit yang mereka alami sejak awal musim. Kini saatnya kembali ke papan atas, tempat mereka berada seperti musim-musim sebelumnya.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·3 menit baca
GENOA, SELASA — Napoli sudah memiliki modal untuk kembali beranjak ke papan atas klasemen Liga Italia. Mereka sudah memulihkan motivasi yang sempat anjlok dan memiliki sejumlah pemain pelapis yang bisa menjadi pembeda ketika dimainkan.
Optimisme kebangkitan Napoli itu semakin menguat seusai mengalahkan Sampdoria, 4-2, di Stadion Luigi Ferraris, Selasa (4/2/2020) dini hari WIB. Pada laga yang dramatis itu, Napoli tampil dengan wajah yang berbeda. Malam itu mereka bukan lagi tim yang cepat menyerah, seperti yang terlihat pada awal musim.
Napoli sudah berubah menjadi tim yang diperkuat para pemain yang sangat percaya diri. Meski Sampdoria bisa menyamakan kedudukan menjadi 2-2 pada menit ke-73, Napoli masih bisa membalas dua gol lagi pada menit-menit akhir.
”Penampilan Napoli sangat bagus. Mereka mengejutkan kami. Menjelang akhir laga, kami membuat beberapa kesalahan dan mereka bisa memanfaatkannya dengan baik,” kata Pelatih Sampdoria Claudio Ranieri.
Kejutan itu telah tercipta ketika striker Napoli, Arkadiusz Milik, langsung mencetak gol ketika laga baru berlangsung 3 menit. Eljif Elmas kemudian menambah keunggulan Napoli pada menit ke-16.
Namun, para pendukung Sampdoria mulai bergairah ketika Sampdoria juga bangkit mengatasi ketertinggalan gol itu dengan aksi menawan striker gaek, Fabio Quagliarella. Striker berusia 37 tahun itu mencetak gol melalui tendangan voli yang sangat keras dari luar kotak penalti. Kedudukan imbang setelah Manolo Gabbiadini sukses mengambil tendangan penalti.
Kemenangan Napoli ditentukan melalui para pemain pengganti, yakni Diego Demme dan Dries Mertens. Demme yang baru direkrut dari RB Leipzig mencetak gol pertamanya yang menjadi kunci kemenangan malam itu.
Berkat gol Demme, Sampdoria semakin tertekan untuk kembali membalas dan justru melakukan kesalahan. Kiper Sampdoria, Emil Audero, keliru membuang bola dan bergerak terlalu maju. Kesalahan itu dimanfaatkan Mertens untuk mencetak gol dari jarak jauh pada menit ke-90+8.
Lewati masa sulit
Ini merupakan kemenangan ketiga beruntun Napoli di semua kompetisi. Setelah menyingkirkan Lazio pada ajang Piala Italia, mereka tampil mengejutkan dengan mengalahkan Juventus, 2-1, dan kini mampu mengatasi tekanan Sampdoria.
Masa-masa sulit adalah masa lalu kami, sekarang kami mengekspresikan diri dengan cara yang tepat.
Napoli perlahan memperbaiki posisi di klasemen dan kini berada di peringkat ke-10 dengan 30 poin.
”Masa-masa sulit adalah masa lalu kami, sekarang kami mengekspresikan diri dengan cara yang tepat,” ujar Milik dikutip Football-Italia.
Masa-masa sulit itu berawal sejak awal musim ketika Napoli masih dilatih Carlo Ancelotti. Mereka tampil tidak konsisten hingga akhirnya Ancelotti harus dipecat dan digantikan oleh Gennaro Gattuso.
Di bawah kendali Gattuso, para pemain Napoli mulai merasakan gairah baru. Ketegasan pelatih yang dijuluki ”si badak” itu berhasil membangunkan para pemain. Hal ini mengingatkan keberhasilan Gattuso ketika membangkitkan skuad AC Milan pada musim 2017-2018. Agresivitas yang melekat pada diri Gattuso ditularkan kepada para pemain.
Menurut Milik, kunci kebangkitan Napoli lainnya adalah keberhasilan klub mendapatkan pemain yang tepat selama bursa transfer Januari. Demme merupakan salah satu contohnya.
”Kami harus terus bermain seperti ini karena jalan untuk kembali ke tempat kami yang sebenarnya masih sangat panjang,” ujarnya.
Habitat Napoli adalah di papan atas klasemen, seperti pada musim-musim sebelumnya. Ketika masih dilatih Maurizio Sarri pada 2015-2018, Napoli sempat menjadi pesaing utama Juventus dalam perebutan gelar juara Liga Italia. Kini, mereka terjatuh hingga ke papan tengah klasemen.
Target yang realistis bagi Napoli saat ini adalah bisa finis di empat besar klasemen dan meraih tiket ke Liga Champions musim depan. Namun, asisten pelatih Napoli, Luigi Riccio, menyatakan tidak ingin buru-buru.
”Kami hanya akan fokus laga demi laga dan tidak akan melihat terlalu jauh,” ujarnya.
Riccio malam itu menggantikan Gattuso untuk berbicara kepada para wartawan seusai laga. Gattuso dikabarkan langsung pergi ke kota Gallarate karena ada persoalan keluarga yang tidak bisa dijelaskan. (AFP/REUTERS)